Potensi Timbulan dan Pemanfaatan Minyak Jelantah Rumah Tangga di Desa Babakan Lebak Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor
Abstract
Tingkat konsumsi minyak goreng yang tinggi mengakibatkan minyak goreng tidak digunakan hanya satu kali pakai sebagai upaya untuk penghematan. Minyak goreng yang dikonsumsi menghasilkan minyak goreng sisa atau yang biasa disebut minyak jelantah. Umumnya, minyak jelantah yang dihasilkan langsung dibuang ke selokan, tempat cucian piring, tempat sampah, dan lapangan luas atau lahan kosong. Perlakuan tersebut dapat berdampak pada penurunan kualitas lingkungandan selanjutnya berbahaya bagi kesehatan karena dapat membuat lingkungan tanah dan air tercemar. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan 1) menghitung potensi timbulan minyak jelantah tingkat rumah tangga dan pengelolaannya saat ini, 2) menganalisis potensi pengelolaan minyak jelantah oleh rumah tangga, dan 3) menganalisis tingkat partisipasi warga terhadap pemanfaatan minyak jelantah di setiap rumah tangga. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, skala likert, dan analisis perbandingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah tangga memiliki potensi yang cukup besar dalam menghasilkan minyak jelantah, terlebih bagi rumah tangga usaha makanan. Sebanyak 65% rumah tangga Desa Babakan Lebak memilih pengelolan minyak jelantah dengan cara mengumpulkan minyak jelantah yang mereka hasilkan dalam pengelolaan minyak jelantah, dibandingkan diolah menjadi sabun. Partisipasi warga masih dianggap rendah, hal ini dikarenakan ketidaktahuan informasi dan pengetahuan terkait maanfaat dan bahaya serta pengelolaan minyak jelantah. Perlu adanya tata kelola dan kelembagaan yang terintegrasi untuk meningkatkan partisipasi warga dan memudahkan pelaksanannya. The high level of cooking oil consumption causes cooking oil to be used more than once in an attempt to cut costs. The cooking oil consumed produces residual cooking oil, also known as waste cooking oil. Generally, waste cooking oil is dumped directly into sewers, dishwashers, trash cans, and large fields or vacant land. Such treatment will cause environmental damage and,will be harmful to health as well as pollute the soil and water environment. Based on these conditions, the purpose of this study is to 1) calculate the potential generation of waste cooking oil at the household level and its current management, 2) to analyze the potential waste cooking oil management by households, and 3)to examine the community participates in the reuse of waste cooking oil in each household. The descriptive qualitative analysis, Likert scale, and comparative analysis methods were used in this research. The results reveal that households, particularly those in the food service business, have a significant potential for producing used cooking oil. In Babakan Lebak Village, 65 percent of households choose their used cooking oil to be collected rather than processing it into soap. Citizen participation remained low, due to a lack of information and knowledge about the benefits and risks, as well as the disposal of used cooking oil. To increase citizen participation and facilitate implementation, integrated governance and institutions are required.