Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Kebun Wonosari, PTPN XII, Malang, Jawa Timur
Date
2021Author
Alifiyah, Nabiila Putri
Lontoh, Adolf Pieter
Guntoro, Dwi
Metadata
Show full item recordAbstract
Pemangkasan merupakan kegiatan pemeliharaan tanaman teh yang sangat penting untuk meningkatkan jumlah dan kualitas hasil pada tanaman teh. Kegiatan magang secara umum bertujuan meningkatkan pengetahuan, memperoleh pengalaman kerja, dan meningkatkan keterampilan mengenai aspek teknis dan manajemen perkebunan teh, secara khusus bertujuan mempelajari pengelolaan pemangkasan melalui analisis aspek-aspek pemangkasan yang meliputi pemenuhan kriteria pemangkasan, pelaksanaan pemangkasan, dan pasca pemangkasan. Kegiatan magang dilaksanakan pada Januari hingga April 2021 di Kebun Wonosari, PTPN XII, Malang. Magang dilakukan secara langsung dengan mengikuti aspek teknis dan manajerial teh di lapangan dan tidak langsung dengan mengambil data sekunder dari arsip perusahaan. Kegiatan magang dilakukan untuk mempelajari pengelolaan pemangkasan dengan melihat pengaruh ketinggian tempat dan penggunaan alat pangkas yang berbeda. Pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui hal tersebut yaitu dengan mengamati pemangkasan di Afdeling Wonosari (950-1200 m dpl) dan Afdeling Gebug Lor (1200-1450 m dpl) masing-masing 3 nomor kebun dan setiap nomor kebun diambil 15 tanaman contoh. Pengamatan juga dilakukan pada penggunaan alat pangkas manual dan mekanis di Afdeling Wonosari masing-masing 3 nomor kebun dan setiap nomor kebun diambil 15 tanaman contoh. Kegiatan magang telah meningkatkan keterampilan sebagai tenaga pemangkas dengan prestasi kerja sebesar 0,004 ha HK-1. Hasil pengamatan menunjukkan pelaksanaan pemangkasan berdasarkan tinggi dan diameter tanaman masing-masing 137,9 cm dan diameter 142,3 cm sudah memenuhi kriteria pangkas, persentase pucuk burung 64,25% kurang dari kriteria pangkas 70%, dan pati akar belum memenuhi kriteria pangkas. Penggunaan alat pangkas mekanis banyak meninggalkan cabang berdiameter kurang dari 1 cm, alat manual banyak meninggalkan cabang berdiameter 1-1,99 cm. Pertumbuhan tunas lebih cepat di Afdeling Wonosari yang berarti semakin rendah tempat, pertumbuhan tunasnya semakin cepat. Keterampilan pemangkas dipengaruhi oleh umur dan lama kerja, tidak dipengaruhi tingkat pendidikan. Pelaksanaan dan realisasi pemangkasan tidak selalu sesuai dengan rencana. Pengelolaan sisa pangkasan dilakukan dengan meletakkan serasah pangkasan di atas perdu yang telah dipangkas dan diturunkan setelah kering. Pruning is important tea plant maintenance activity to increase quantity and quality of yields on tea plants. This internship generally aimed to increase knowledge, gain work experience, improve skills regarding technical and manajerial of tea plantations and spesifically aimed to study the management of pruning through analysis of pruning aspects which include pruning criteria, pruning implementation, and post-pruning. Internship activities were held in January to April 2021 at Wonosari Plantation, PTPN XII, Malang. The internship was carried out directly by participating in the technical and managerial aspects of tea in the field and indirectly by taking secondary data from the company archives. The internship aimed to learn about pruning management, especially the effect of altitude and the use of different pruning tools. Therefore, observations were made by observing pruning in Afdeling Wonosari (950-1200 m asl) and Afdeling Gebug Lor (1200-1450 m asl) each with 3 garden numbers and 15 sample plants each. Observations were also made on the use of manual and mechanical pruning tools in Afdeling Wonosari, each with 3 garden numbers and 15 plant samples for each garden number. The internship activity has increased skills as a pruner with a work performance of 0,004 ha HK-1. The results showed that the height was 137,9 cm and diameter was 142,3 cm which had fulfilled the criteria for pruning, while dormant buds were 64,25%, less than pruning criteria that is 70%, and root starch had not fulfilled the criteria for pruning. Many branches with diameter less than 1 cm were not pruned using mechanical tools, meanwhile many branches with diameter 1-1,99 cm were not pruned using manual tools. Shoots grew faster in Afdeling Wonosari which means the lower the place, the faster the shoot growth. The skill of the pruning labour was influenced by age and experience, not by the level of education. The implementation and realization of pruning did not always go according to plan. The management of the remaining pruning was done by placing the pruning litter on top of the pruned shrubs and lowering them after drying.