Peran Mikrob Penambat N2 dan Pelarut Fosfat dengan Bahan Pembawa Biochar untuk Mengurangi Penggunaan Pupuk Anorganik
Date
2021Author
Ardiyani, Novia Pratiwi
Widyastuti, Rahayu
Anas, Iswandi
Metadata
Show full item recordAbstract
Pupuk hayati merupakan salah satu upaya pengelolaan lahan berbasis ramah lingkungan. Pupuk hayati mengandung mikrob hidup yang dapat membantu penyediaan nutrisi bagi tanaman. Mikrob hidup yang terkandung dalam pupuk hayati dapat berupa bakteri penambat N2 dan pelarut fosfat. Fosfat merupakan unsur hara esensial sebagai penunjang metabolisme tanaman dan perkembangan akar. Kebutuhan fosfat sebagai unsur yang harus terpenuhi sering terkendala dalam jumlah dan bentuk ketersediaannya di dalam tanah. Nitrogen merupakan unsur hara esensial berpengaruh dalam petumbuhan vegetatif tanaman secara keseluruhan. Kebutuhan nitrogen dalam tanah sering terkendala dalam rendahnya daya pasok dan efisiensi penggunaan pupuk nitrogen.
Kualitas pupuk hayati ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain formulasi efektivitas mikrob dan yang digunakan untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara seperti N dan P. Formulasi bahan pembawa dengan mikrob tersebut menjadi faktor penting dalam penentuan kualitas pupuk hayati. Jenis bahan pembawa sangat menentukan viabilitas dan efektifitas mikrob yang terkandung di dalamnya. Pupuk hayati dikemas dengan mencampurkan formulasi mikrob ke dalam bahan pembawa (carrier). Oleh karena itu formulasi mikrob didalam pupuk hayati sangat penting dalam penentuan efektifitasnya.
Penelitian ini terdiri atas dua tujuan. Tujuan pertama adalah untuk mengkaji viabilitas inokulan mikrob kultur tunggal dan kultur campuran pada bahan pembawa biochar dan zeolit. Tujuan kedua adalah mengkaji pengaruh inokulan mikrob penambat N2 dan pelarut P pada bahan pembawa terhadap pertumbuhan jagung di rumah kaca. Penelitian tahap 1 dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Tanah DITSL Fakultas Pertanian IPB. Penelitian tahap 2 dilakukan di rumah kaca DITSL Fakultas Pertanian IPB. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2019 sampai dengan Oktober 2020.
Tahapan pelaksanaan percobaan tahap 1 adalah: (1) Peremajaan inokulan mikrob: uji kemampuan menambat N2 dan uji kemampuan pelarut fosfat, (2) Uji antagonis antar mikrob, (3) Formulasi inokulan mikrob dalam bahan pembawa: persiapan bahan pembawa dan uji karakteristik bahan pembawa, (4) Uji viabilitas mikrob dalam bahan pembawa. Pada percobaan tahap 2 digunakan dua inokulan mikrob penambat N2 dan pelarut P terbaik yang diinokulasikan secara kultur campuran yaitu kultur campuran I (Azotobacter sp. + BPF 7) dan kultur campuran II (Azotobacter sp. + Aspergillus costaricaensis) serta menggunakan dua sumber P berupa Ca3(PO4)2 dan SP-36. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 12 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah: 1) tanpa inokulasi mikrob penambat N2 dan pelarut P dan tanpa sumber fosfat (kontrol), (2) pupuk NPK 100% (kontrol positif), (3) 100% N dan 100% Ca3(PO4)2, (4) 50% N dan 50% Ca3(PO4)2, (5) 50% N dan 100% Ca3(PO4)2 dan inokulasi Azotobacter sp. + BPF 7 dalam bahan pembawa biochar, (6) 50% N dan 50% Ca3(PO4)2 dan inokulasi Azotobacter sp. + BPF 7 dalam bahan pembawa biochar, (7) 50% N dan
100% Ca3(PO4)2 dan inokulasi Azotobacter sp. + BPF 7 dalam bahan pembawa zeolit, (8) 50% N dan 50% Ca3(PO4)2 dan inokulasi Azotobacter sp. + BPF 7 dalam bahan pembawa zeolit, (9) 50% N dan 100% Ca3(PO4)2 dan inokulasi Azotobacter sp. + A. costaricaensis dalam bahan pembawa biochar, (10) 50% N dan 50% Ca3(PO4)2 dan inokulasi Azotobacter sp. + A. costaricaensis dalam bahan pembawa biochar, (11) 50% N dan 100% Ca3(PO4)2 dan inokulasi Azotobacter sp. + A. costaricaensis dalam bahan pembawa zeolit, (12) 50% N dan 50% Ca3(PO4)2 dan inokulasi Azotobacter sp. + A. costaricaensis dalam bahan pembawa zeolit.
Hasil percobaan tahap 1 menunjukkan bahwa kemampuan mikrob penambat N2 dan pelarut P menunjukkan bahwa Azotobacter sp., BPF 7 dan A. costaricaensis memiliki populasi dan kemampuan menambat N dan melarutkan P terbaik. Konsorsium Azotobacter sp. dan A. costaricaensis mampu mempertahankan populasi yang stabil pada bahan pembawa biocar dan zeolit. Populasi inokulan mikrob campuran bakteri Azotobacter sp. dan fungi A. costaricaensis tertinggi sampai dengan log 5,8 (7,2 x 105 CFU/g). Hasil percobaan tahap 1 juga menunjukkan bahwa tidak ada kompetisi antara pertumbuhan bakteri Azotobacter sp. dan fungi A. costaricaensis. Hasil percobaan tahap 2 menunjukkan bahwa berdasarkan uji DMRT pengukuran berat kering tajuk, kandungan N dan P pada tanaman, serta ketersediaan P di dalam tanah menunjukkan hasil yang berbeda secara signifikan pada taraf 5%, pada perlakuan dengan inokulasi inokulan kultur campuran Azotobacter sp. + BPF 7 dan Azotobacter sp. + A. costaricaensis.
Penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa penggunaan inokulan mikrob mempengaruhi pertumbuhan jagung dengan menambat N2 dan melarutkan P dalam tanah, sehingga menyumbang ketersediaan P bagi tanaman, meningkatkan efisiensi pupuk N, meningkatkan total serapan P tanaman serta meningkatkan pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif. Inokulasi Azotobacter sp., BPF 7 dan A. costaricaensis mampu mereduksi penggunaan pupuk N dan P s
Collections
- MT - Agriculture [3683]