Pengembangan Desa Penyangga Untuk Mendukung Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) Taman Nasional Alas Purwo
Date
2021Author
Irawanata, M Habibi Yadi
Barus, Baba
Kosmaryandi, Nandi
Metadata
Show full item recordAbstract
Pemerintah pusat menetapkan Kabupaten Banyuwangi sebagai daerah
potensial dan prioritas pengembangan pariwisata yang salah satunya menetapkan
kawasan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) sebagai Kawasan Pengembangan
Pariwisata Nasional (KPPN). Berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pedoman Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pariwisata maka penetapan suatu
kawasan menjadi daya tarik wisata dapat memberikan manfaat dan keterkaitan
terhadap wilayah sekitarnya. Desa penyangga TNAP yang merupakan wilayah di
sekitar pusat kegiatan pariwisata TNAP menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
pengembangan kegiatan pariwisata. Desa penyangga TNAP dengan potensi yang
dimilikinya seperti keunikan, keindahan alam, budaya, potensi pertanian dan
potensi ekonomi lainnya dapat memperkuat pengembangan kegiatan pariwisata
yang ada dan mendukung program pemberdayaan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi wisata yang dapat
dikembangkan di desa penyangga TNAP, menganalisis persepsi masyarakat dan
persepsi wisatawan terhadap pengembangan wisata, mengidentifikasi komoditas
unggulan desa penyangga, mengidentifikasi tingkat perkembangan desa penyangga
TNAP dan menyusun arahan pengembangan desa penyangga TNAP. Metode
penelitian yang digunakan untuk analisis potensi wisata yaitu modifikasi pedoman
penentuan objek daya tarik wisata Dirjen PHKA (2003), analisis persepsi
masyarakat dan wisatawan menggunakan skala Likert, analisis komoditas unggulan
menggunakan analisis LQ dan PPW, analisis tingkat perkembangan desa
penyangga menggunakan skalogram dan arahan pengembangan desa penyangga
menggunakan analisis deskriptif.
Potensi objek wisata di desa penyangga TNAP yang potensial dikembangkan
berada di 4 desa meliputi Desa Grajagan, Sumberasri, Kedungasri dan
Wringinputih. Jenis wisata yang potensial dikembangan yaitu wisata alam, wisata
pantai, wisata religi dan wisata budaya. Pengembangan wisata di desa penyangga
diarahkan mendukung dan meningkatkan daya saing KPPN TNAP. Masyarakat
setuju terhadap pengembangan wisata dan masyarakat ingin dilibatkan dalam
pengembangan dan pengelolaan wisata namun tingkat kesiapan masyarakat masih
belum cukup, sedangkan persepsi wisatawan menunjukkan, wisatawan merasa
komponen wisata seperti fasilitas penunjang wisata dan daya tarik objek wisata
serta komponen lain merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi
minat dan motivasi wisatawan.
Komoditas unggulan di desa penyangga TNAP antara lain sektor tanaman
pangan, sayuran, buah-buahan, peternakan dan industri kecil. Komoditas tanaman
pangan terdapat di Desa Grajagan, Sumberasri, Purwoasri, Purwoagung,
Kedungasri, dan Kedunggebang. Komoditas holtikultura sayuran dan buah terdapat
di Desa Grajagan, Sumberasri, Purwoasri, Purwoagung, Kendalrejo, Kedungasri,
Kedungwungu, Kedunggebang dan Kedungrejo. Komoditas peternakan terdapat di
Desa Grajagan, Sumberasri, Purwoasri, Purwoagung, Kendalrejo, Kedungasri,
Kedungwungu dan Kedunggebang, sedangkan komoditas industri kecil terdapat di
Desa Grajagan, Purwoagung, Kedungasri, Kedunggebang dan Kedungrejo.
Tingkat perkembangan desa penyangga terdiri dari tiga hierarki yaitu hierarki I
berada di 3 desa meliputi Desa Purwoasri, Kedungwungu dan Wringinputih,
hierarki II berada di 3 desa meliputi Kendalrejo, Kedunggebang dan Kedungrejo,
dan hierarki III berada di 6 desa meliputi Desa Grajagan, Sumberasri, Purwoagung,
Kalipait, Kedungasri, Kedungringin.
Arahan pengembangan desa penyangga berbasis potensi wisata diarahkan di
Desa Wringinputih, Grajagan, Sumberasri dan Kedungasri dan potensi komoditas
unggulan diarahkan di Desa Grajagan, Sumberasri, Purwoasri, Purwoagung,
Kendalrejo, Kedungasri, Kedungwungu, Kedunggebang dan Kedungrejo. Desa
penyangga yang termasuk hierarki I-II diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
fasilitas wisatawan. Strategi yang direkomendasikan antara lain (1) peningkatan
sarana prasarana guna menunjang pengembangan wisata maupun komoditas
unggulan, (2) memberikan pelatihan mengenai pengelolaan wisata kepada
pokdarwis dan masyarakat, (3) peningkatan promosi wisata dan pengembangan
paket wisata bekerjasama dengan pihak terkait, dan (4) peningkatan produksi
komoditas unggulan khususnya sektor pertanian baik on farm maupun off farm serta
mendorong dan mengembangkan UMKM.
Collections
- MT - Agriculture [3683]