Kajian Kombinasi Iradiasi Sinar Gamma dan Perlakuan Pascapanen Pada Mangga Arumanis Kualitas Ekspor
Date
2021-10Author
Zulaikho, Lu'lu'i
Ahmad, Usman
Widayanti, Siti Mariana
Metadata
Show full item recordAbstract
Buah mangga arumanis merupakan salah satu buah tropis yang sangat
diminati berbagai kalangan masyarakat di Indonesia. Produksi buah mangga
arumanis di Indonesia juga tergolong tinggi dan diantaranya berkualitas sangat
baik, sehingga menjadi salah satu komoditas ekspor. Namun demikian, terdapat
beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat ekspor buah mangga
arumanis, diantaranya adanya serangan lalat buah serta terdapat kerusakan buah
akibat berbagai penyakit pascapanen. Selain itu, umur simpan buah mangga
arumanis yang tergolong singkat menjadi penyebab buah mangga busuk sebelum
tiba di negara tujuan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, sudah tersedia
berbagai teknologi pascapanen hasil pengembangan seperti iradiasi sinar gamma
untuk membunuh bibit hama dan penyakit pascapanen, pelapisan dengan lilin
lebah untuk menurunkan laju respirasi, antimikroba dari lengkuas untuk
menghambat pertumbuhan mikroba penyebab penyakit pascapanen dan juga
penambahan oksidan gas etilen untuk menetralisir gas etilen yang dihasilkan oleh
buah yang disimpan. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh perlakuan
iradiasi sinar gamma untuk membunuh telur lalat buah dan kombinasinya dengan
perlakukan pasacapanen lainnya meliputi pelapisan buah dengan lilin lebah,
penambahan oksidan etilen dan pelapisan dengan zat antimikroba dari lengkuas
dengan tujuan untuk memperpanjang umur simpan dan mematikan telur lalat buah
pada buah mangga arumanis kualitas ekspor.
Penelitian ini diawali dengan pembiakan telur lalat buah yang dilakukan di
Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman, Karawang selama satu
bulan sebelum diinvestasi pada buah mangga arumanis. Setelah itu, disiapkan
buah mangga arumanis dengan tingkat kematangan 80% yang didapatkan dari
eksportir buah mangga CV SAE Cirebon. Setelah buah dibersihkan dan
dikeringkan, dilanjutkan dengan proses investasi telur lalat buah kemudian
dilanjutkan dengan pemberian perlakuan penelitian sesuai rancangan. Pemberian
iradiasi sinar gamma dilakukan dengan dosis 0,50 kGy dan 0,8 kGy, sedangkan
kombinasinya adalah pemberian oksidan etilen dan antimikroba lengkuas, juga
kombinasi dengan pemberian lapisan lilin lebah 6%. Semua sampel yang telah
diberi perlakuan kemudian disimpan pada ruang pendingin dengan suhu 14℃ dan
dilakukan pengamatan pada hari ke-0, 2, 5, 10, 20 dan 30. Pengamatan yang
dilakukan meliputi uji mortalitas telur lalat buah, kekerasan buah, kadar air buah,
susut bobot, warna, total padatan terlarut dan kadar vitamin C pada setiap sampel.
Iradiasi sinar gamma dengan dosis 0,50 kGy dan 0,80 kGy dapat mematikan
telur lalat buah yang telah diinvestasi pada buah mangga arumanis. Hal ini
ditandai dengan tidak adanya fase pertumbuhan telur lalat buah selama
penyimpanan pada pengamatan hari ke-2, 5, 10, 20 dan 30, sedangkan pada
kontrol ditemukan fase pertumbuhan telur lalat buah menjadi larva pada hari ke-
10 dan pupa pada hari ke-30. Selain itu, sampel kontrol mulai mengalami
kerusakan pada hari ke-10.
Pemberian dosis iradiasi sinar gamma dan kombinasinya dengan perlakuan
pascapanen menghasilkan perubahan warna kulit dari hijau menjadi sedikit
kekuningan pada hari ke-30. Secara umum, kulit buah mangga arumanis selama
penyimpanan 30 hari tidak terlihat kusam. Namun, buah dengan dosis 0,80 kGy
pada penelitian ini memiliki bintik hitam pada permukaan kulit buahnya yang
diduga akibat pemberian dosis iradiasi sinar gamma yang lebih tinggi.
Berdasarkan pengamatan warna daging buah, pemberian iradiasi sinar gamma
dengan dosis 0,50 kGy cenderung lebih baik dalam mempertahankan perubahan
warna daging buah mangga arumanis dari kuning muda menuju kuning tua.
Dengan kata lain, pemberian iradiasi sinar gamma dengan dosis 0,50 kGy dapat
mempertahankan umur simpan buah mangga arumanis hingga 30 hari tanpa
menimbulkan kerusakan yang berarti. Pada perlakuan iradiasi sinar gamma
dengan dosis 0,80 kGy warna sampel lebih cepat menjadi kuning tua merata pada
hari ke-20.
Selain pengamatan warna, juga dilakukan pengamatan kekerasan, kadar air,
kadar vitamin C, susut bobot dan nilai total padatan terlarut (TPT). Kekerasan
sampel dengan semua perlakuan pascapanen mengalami penurunan namun tidak
signifikan setelah penyimpanan selama 30 hari. Untuk kadar air sebaliknya,
sampel dengan semua perlakuan mengalami peningkatan kadar air dari hari ke-0
hingga hari ke-30 selama penyimpanan. Peningkatan susut bobot terjadi pada
sampel untuk semua perlakuan selama penyimpanan 30 hari dan karena melalui
proses pematangan buah, sampel mengalami peningkatan nilai TPT. Pada
penelitian ini, sampel dengan kombinasi perlakuan pascapanen menghasilkan
peningkatan TPT hingga hari ke-20 kemudian menurun hingga hari ke-30,
demikian juga dengan kadar vitamin C, terjadi peningkatan hingga hari ke-30.
Namun demikian, penggunaan dosis iradiasi yang tergolong rendah tidak
memberikan dampak yang signifikan terhadap parameter kekerasan, kadar air,
kadar vitamin C dan kandungan TPT. Secara umum dapat disimpulkan bahwa
kombinasi perlakuan iradiasi sinar gamma dan perlakuan pascapanen dapat
membantu mempertahankan mutu buah mangga arumanis yakni mempertahankan
kekerasan buah lebih lama, menurunkan laju susut buah, mempertahankan warna
dan penampilan buah serta memperpanjang umur simpan buah mangga arumanis
hingga 30 hari. Arumanis mango is a tropical fruit that is in great demand by various groups
of people in Indonesia. Production of arumanis mango in Indonesia is also
relatively high in quantity and quality, making it as one of the export
commodities. However, there are several factors that cause the low level of
exports of mango arumanis, including fruit fly attacks and fruit damage due to
various post-harvest diseases. In addition, the short shelf life of mango arumanis
causes mangoes to rot before arriving in the destination country. To overcome
these problems, there are various developed postharvest technology such as
gamma ray irradiation to kill postharvest pests and diseases, coating with beeswax
to reduce respiration rates, antimicrobials from galangal and also the addition of
ethylene oxidant to neutralize ethylene gas produced by the stored fruit. This
study aims to examine the effect of gamma ray irradiation treatment to eliminate
fruit fly eggs combined with other postharvest treatments including coating fruit
with beeswax, adding ethylene oxidant and coating with antimicrobial substances
from galangal with the aim of extending shelf life and killing fruit fly eggs on
export quality mango arumanis.
This research was started with breeding fruit fly eggs at the Agency for
Forecasting Plant Pest Organisms, Karawang for one month before investing in
mango arumanis. After that, arumanis mangoes with a maturity level of 80%
obtained from mango exporter CV. SAE Cirebon were prepared as research
object. After the fruit is cleaned and dried, fruit fly eggs was invested to the
samples and then continued with the provision of research treatment according to
the research design. Gamma ray irradiation was appliedd ata dose of 0.50 kGy and
0.8 kGy, while the combination was the administration of ethylene oxidant and
antimicrobial galangal, as well as a combination with 6% beeswax coating. All
samples that have been treated are then stored in a chiller with a temperature of
14℃ and observed on days 0, 2, 5, 10, 20 and 30. Observations were made
including the mortality test of fruit fly eggs, fruit hardness, fruit moisture content,
weight loss, color, total dissolved solids and vitamin C content in each sample.
Gamma ray irradiation with doses of 0.50 kGy and 0.80 kGy killed fruit
eggs that have been invested in mango arumanis. This was indicated by the
absence of a fruit fly egg growth phase during storage on the days 2, 5, 10, 20 and
30, while for the control the fruit fly egg growth phase to become larvae on the
day 10 and pupae on the day 30 were observed. It was observed that control
sample started to damage on the day 10.
The doses of gamma ray irradiation and its combination with postharvest
treatment resulted in a change in skin color from green to slightly yellowish on the
day 30. In general, the skin of mango arumanis after 30 days of storage did not
look dull. However, the fruit with a dose of 0.80 kGy in this study had black spots
on the surface of the skin of the fruit which was thought to be due to the
administration of a higher dose of gamma ray irradiation. Based on the
observation on the flesh color, the application of gamma ray irradiation with a
dose of 0.50 kGy tends to be better in maintaining the color of the mango flesh
from light yellow to dark yellow. In other words, the application of gamma ray
irradiation with a dose of 0.50 kGy can maintain the shelf life of mango arumanis
better up to 30 days without any significant damage. In the gamma ray irradiation
treatment with a dose of 0.80 kGy, the color of the sample became dark yellow
more quickly as it happened on the day 20.
In addition to color observations, hardness, moisture content, vitamin C
content, weight loss and total dissolved solids (TDS) were also observed.
Hardness of all samples with postharvest treatment decreased but not significant
after 30 days of storage. On the other hand, all samples with treatment
experienced an increase in moisture content from day 0 to day 30 during storage.
The increase in weight loss occurred in all samples for all treatments during 30
days of storage and due to the fruit ripening process, all samples experienced an
increase in the TDS value. In this study, fruit samples with a combination of
postharvest treatments resulted in an increase in TDS until the day 20 and
decreased on the day 30, as well as vitamin C levels, there was an increase until
day 30. However, the use of a relatively low dose of irradiation did not have a
significant impact on the parameters of hardness, moisture content, vitamin C
content and TDS content. In other words, it can be concluded that the combination
of gamma ray irradiation treatment and postharvest treatment can help in
maintaining the quality of arumanis mango fruit, namely maintaining fruit
hardness longer, reducing fruit shrinkage rate, maintaining fruit color and
appearance and extending the shelf life of mango arumanis up to 30 days.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2208]