Respon Fisiologis Sapi Bali dan Silangan Bali Angus Pada Transportasi Jarak Jauh
Date
2021Author
Riadhot, Yusuf Pandego
Aditia, Edit Lesa
Priyanto, Rudy
Metadata
Show full item recordAbstract
Selama penanganan dan transportasi, ternak sapi mengalami berbagai keadaan yang berpotensi menyebabkan stres seperti dingin, panas, buruknya kualitas udara, kebisingan, dan getaran. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi respon fisiologis sapi bali dan silangan bali angus pada proses transportasi jarak jauh. Penelitian ini menggunakan sapi bali dan sapi silangan bali angus masing-masing sebanyak 5 ekor berjenis kelamin jantan umur I0 sampai I3. Bobot hidup rataan sapi bali sebesar 214,7 ± 24,9 kg dan silangan bali angus sebesar 301,6 ± 67,7 kg. Peubah yang diamati meliputi, suhu lingkungan, kelembaban, dan Temperature Humidity Index (THI), penyusutan bobot hidup, suhu permukaan tubuh, dan respon fisiologis. Respon fisiologis yang diamati yaitu suhu rektal, denyut jantung, dan frekuensi nafas. Rataan suhu dan kelembaban lingkungan selama proses transportasi yaitu 29,5 oC dan 84,3%. Selanjutnya skor THI pada lingkungan penelitian menunjukkan ternak dalam kondisi stres ringan. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang nyata pada parameter denyut jantung dan suhu rektal pada kedua bangsa setelah perjalanan (P<0,05). Rata-rata denyut jantung sapi bali dan sapi silangan bali angus sebesar 56,8 ± 3,3 dan 50 ± 18,4. Suhu rektal sapi bali 37,9 ± 0,4 dan sapi silangan bali angus 37,9 ± 0,23. Pengukuran frekuensi pernafasan pada kedua bangsa tidak menunjukkan adanya perbedaan setelah perjalanan dengan rataan frekuensi pernafasan sapi bali dan sapi silangan bali angus berturut-turut sebesar 18 ± 3,6 dan 25,4 ± 14,9. Rata-rata penyusutan bobot badan sapi bali dan silangan bali angus yaitu sebesar sebesar 7,08%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sapi bali dan sapi silangan bali angus pada proses transportasi mengalami kondisi stres ringan During handling and transportation, cattle are subjected to various potentially stressful conditions such as cold, heat, poor air quality, noise, and vibration. This study aims to evaluate the physiological response of bali cattle and bali angus crosses in the long-distance transportation process. This study used bali cattle and bali angus cross cattle each as many as 5 male sexes aged I0 to I3. The average live weight of bali cattle was 214,7 ± 24,9 kg and bali angus crosses were 301,6 ± 67,7 kg. The observed variables included ambient temperature, humidity, and Temperature Humidity Index (THI), live weight loss, body surface temperature, and physiological responses. The physiological responses observed were rectal temperature, heart rate, and respiratory rate. The average temperature and humidity of the environment during the transportation process were 29,5 oC and 84,3%. Furthermore, the THI score in the research environment showed that the cattle were under mild stress conditions. The results showed that there were significant differences in heart rate and rectal temperature parameters between the two nations after the trip (P<0,05). The average heart rate of bali cattle and bali angus crosses was 56,8 ± 3,3 and 50 ± 18,4. The rectal temperature of bali cattle was 37,9 ± 0,4 and bali angus crosses were 37,9 ± 0,23. The measurement of respiratory frequency in the two breeds did not show any difference after the trip with the average respiratory frequency of bali cattle and bali angus crossbreeds of 18 ± 3,6 and 25,4 ± 14,9, respectively. The average weight loss of bali cattle and bali angus crosses is 7,08%. The results showed that bali cattle and bali angus cross cattle in the transportation process experienced mild stress conditions.