Karakteristik Siklus Estrus dan Tingkat Keberhasilan Perkawinan Domba Garut Dara
Date
2021-10-05Author
Rama, Kiki Amalia
Amrozi, Amrozi
Tumbelaka, Ligaya ITA
Metadata
Show full item recordAbstract
Domba garut merupakan domba asli Indonesia dan salah satu plasma nutfah
yang sangat potensial untuk dikembangkan produktivitasnya. Siklus estrus domba
garut dewasa telah diteliti namun untuk karakteristik siklus estrus domba garut
dara belum diketahui. Tujuan penelitian mengetahui usia perkawinan domba garut
dara berdasarkan karakteristik siklus estrus domba garut dara dengan metode
pengamatan tingkah laku estrus, sitologi vagina, konsentrasi hormon progesteron,
dan gambaran USG ovarium. Penelitian ini menggunakan 5 ekor domba garut
dara dengan usia 6-7 bulan dan bobot badan antara 17-21 Kg. Pengambilan data
tingkah laku, sitologi vagina, ultrasonografi ovarium dan analsisi hormon P4
dilakukan selama 2 siklus dengan interval 3 hari sekali. Pengambilan data dimulai
pukul 07.00 WIB – 12.00 WIB. Sinkronisasi estrus dan Inseminasi Buatan (IB)
dilakukan setelah mendapatkan hasil pengamatan siklus estrus.
Tingkah laku estrus domba garut dara tidak teramati dengan jelas adanya
perubahan pada alat kelamin luar. Hasil sitologi vagina sel superfisial mencapai
persentase tertnggi pada periode estrus sebesar 50,08±11,57 % dengan diameter
folikel ovulatorik 0,61±0,02 cm dan konsentrasi hormon P4 pada level terendah
3,86±1,62 ng/mL. Setelah ovulasi terjadi penurunan sel superfisial dan
peningkatan sel parabasal dan sel intermediat. Persentase tertinggi sel parabasal
dan sel intermediat sampai fase luteal dengan diameter CL 0,822±0,194 cm dan
konsentrasi hormon P4 mencapai level maksimal 24,49±13,27 ng/mL.
Pembuktian untuk waktu perkawinan pada domba dara, inseminasi buatan
dilakukan mengikuti sinkronisasi berahi dengan PGF2α. . Penyuntikan hormon
PGF2α diberikan pada 14 ekor domba garut betina yang terdiri dari 11 ekor domba
garut dara dan 3 ekor domba garut induk sebagai kontrol. Penyuntikan PGF2α
dilakukan sebanyak dua kali dengan interval 11 hari. Kemudian dilakukan
Intraservikal Inseminasi Buatan (IB) sebanyak 2 kali dihari ke-13 dan 14 pada
pukul 15.00-15.30 WIB. Pengamatan kebuntingan dilakukan dengan
ultrasonografi setelah usia kebuntingan 25 hari.
Berdasarkan hasil pengamatan siklus estrus, domba garut dara dapat
dikawinkan pada usia 6-7 dan bobot badan antara 17-21 kg, tingkat keberhasilan
kebuntingan sebanyak 63,63%. Hasil penelitian ini menunjukka bahwa melalui
pengamatan gambaran sel epitel vagina, konsentrasi hormon progesteron, serta
hubungannya dengan perkembangan folikel dan CL dapat menentukan waktu
perkawinan awal dari domba garut.
Collections
- MT - Veterinary Science [914]