Emisi CO2 Kelapa Sawit Beda Umur dalam Pertanaman Pot Media Gambut
Abstract
Pemanfaatan lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit telah mendapat perhatian internasional terkait peningkatan gas rumah kaca (GRK), terutama CO2. Perlu diperhatikan bahwa peran tumbuhan tidak hanya untuk melakukan respirasi tetapi juga untuk menyerap CO2. Aliran karbon dari atmosfer ke vegetasi merupakan aliran yang bersifat dua arah, yaitu pengikatan CO2 ke dalam biomassa melalui fotosintesis dan pelepasan CO2 ke atmosfer melalui proses respirasi autotrof. Adanya tanaman yang disertakan dalam pengukuran emisi akan menghasilkan emisi CO2 dari total keseluruhan, baik yang direspirasi ataupun diserap oleh tanaman (C-sequestration) sehingga menghasilkan emisi CO2 netto. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dinamika total emisi (fluks CO2 bersih) yang dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit berbagai umur pada media gambut dalam pot.
Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan faktor umur tanaman dari umur 9 bulan (9), 12 bulan (12), 15 bulan (15), 18 bulan (18), 21 bulan (21) dan 24 bulan (24). Pengukuran fluks CO2 dilakukan dengan menggunakan metode sungkup transparan (clear chamber) dengan alat infrared gas analyzer (IRGA) Li-COR 380. Fluks CO2 yang dihasilkan bervariasi disetiap umur tanaman kelapa sawit dan waktu pengukuran. Pengukuran dilakukan pada 3 waktu yaitu pagi hari (08.00-11.00 WIB), siang (11.00-14.00 WIB) dan malam hari (19.00-22.00 WIB). Pengamatan laian adalah karakteristik tanah berupa suhu tanah, karakteristik lingkungan berupa suhu dan kelembapan udara dan faktor tanaman berupa bobot kering. Data yang diperoleh dari pengukuran fluks CO2 di analisis ragam dan diuji lanjut dengan uji Duncan (Duncan’s Multiple Range Test, DMRT) pada taraf kepercayaan 95%. Selanjutnya hasil pengukuran fluks CO2 pada kelapa sawit beda umur dianalisis korelasi dengan data hasil analisis tanah, lingkungan dan tanaman.
Penelitian ini menghasilkan emisi CO2 dari respirasi heterotrofik yang lebih tinggi dibandingkan net fluks CO2 pada pagi hari, tidak jauh berbeda siang hari, dan lebih rendah pada malam hari. Net fluks CO2 dihasilkan pada pagi < siang < malam. Sekuestrasi C yang optimal terjadi pada pagi hari pada 3,86 mol m-2 s-1 berdasarkan rata-rata produksi primer bersih Net Primary Production (NPP) semua umur. Hasil persamaan regresi pada pengukuran pagi, siang, malam dan rata-rata pagi, siang dan malam hari (PSM) menunjukkan hanya pengukuran pagi hari dengan pertambahan umur akan menurunkan fluks CO2. Hal tersebut menandakan hanya pada pagi hari penyerapan CO2 lebih tinggi dari respirasi CO2. Faktor tanaman berkorelasi dengan fluks CO2 pada semua waktu pengukuran dan nyata (P < 0,05) berkorelasi negatif terhadap fluks CO2 hanya pada waktu pagi hari. Dinamika fluks CO2 bersih ditentukan oleh kombinasi dinamika respirasi gambut (heterotrofik), respirasi akar (autotrofik), dan fotosintesis.
Collections
- MT - Agriculture [3772]