Pengaruh Jenis Pupuk Susulan terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Berbagai Genotipe Bayam (Amaranthus sp.)
Abstract
Bayam merupakan tanaman sayuran dengan kandungan vitamin dan mineral tinggi yang kedua paling banyak dikonsumsi di Indonesia. Produktivitas nasional bayam tergolong rendah pada kisaran 20% potensi hasil, sedangkan luas lahan budidaya memiliki tren menurun. Produktivitas dapat ditingkatkan melalui penggunaan varietas unggul dan pemupukan yang optimal. Pupuk susulan diberikan untuk mengantisipasi cepat hilang atau tercucinya pupuk terutama pupuk nitrogen. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jenis pupuk susulan terhadap pertumbuhan dan produktivitas berbagai genotipe bayam. Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga April 2021 di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) pola tersarang, dengan petak utama jenis pupuk susulan (NPK dan urea) dan anak petak genotipe bayam yang terdiri dari 7 genptioe bayam yang diulang sebanyak 3 kali dalam petak utama. Hasil penelitian menunjukkan genotipe bayam V1 memiliki sifat agronomis paling baik, dengan umur paling genjah dan produktivitas tertinggi. Tidak adanya perbedaan yang nyata antar jenis pupuk susulan urea dan NPK mengindikasikan bahwa pupuk urea dapat mengsubstitutsi penggunakan pupuk NPK pada penelitian ini. Substitusi pupuk NPK dapat mengurangi biaya produksi dan mencegah pemupukan yang berlebihan. Amaranth is a vegetable high in vitamins and minerals that is the second most consumed in Indonesia. The national yield of amaranth is considered low at 20% of the potential yield, while amaranth acreage is on a downward trend. Crop yield can be increased with the use of superior high-yielding varieties and optimal fertilization. Supplementary fertilizer is applied to anticipate the washing away or leaching of fertilizer, especially nitrogen fertilizer. This study aims to determine the effect of supplementary fertilizer types on the growth and yield of various amaranth genotypes. The study was conducted at Leuwikopo Experimental Station, IPB University from February until April 2021. This study used the nested randomized complete block design (RCBD), with supplementary fertilizer types (NPK and urea) as the main blocks, and 7 amaranth genotypes as the plots repeated 3 times in the main blocks. Study results show that amaranth genotype V1 has good agronomical traits, with shortest harvest life and highest yield. The lack in significant difference between urea and NPK fertilizer types indicated urea can replace NPK as supplementary ferlitizer in this study. Substitution of NPK with urea can reduce production cost and prevent overfertilization.