Pengembangan Desa Wisata Kriya di Wilayah Penyangga Taman Nasional Gunung Ciremai
Date
2021-09-30Author
Athar, Atri Astuti Listiya
Sunarminto, Tutut
Arief, Harnios
Metadata
Show full item recordAbstract
Pasawahan Village and Bantaragung Village are buffer areas in the Gunung Ciremai
National Park (TNGC) area. Communities in buffer areas can take opportunities to improve their
welfare. Craft art is one that can be developed by the community to produce souvenirs that can
be used as souvenirs for visitors. The data shows that the craft is the third largest contributor to
economic value after culinary and fashion in the tourism sub-sector. This study aims to identify
and analyze the knowledge and skills of the community. Identify and analyze the readiness of
various parties to synergize in the development of craft ecotourism. Develop programs and
strategies for developing craft ecotourism based on visitor interest and the willingness of crafts
in the community so that they can integrate with TNGC natural tourism. The methods used in
this research are interviews, questionnaires, direct observation, and literature study. Data were
analyzed using a Likert scale and SWOT analysis. Pasawahan Village and Bantaragung Village
have a variety of craft products that can be developed. Being in a buffer zone, the community can
get a greater opportunity to make handicrafts as tourist attractions and souvenirs. The
development strategy of the two villages is to increase the knowledge and skills of the community
as well as to maintain and develop the existing potential. Desa Pasawahan dan Desa Bantaragung merupakan wilayah penyangga yang ada di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Masyarakat di wilayah penyangga dapat
mengambil peluang untuk meningkatkan kesejahteraannya. Seni kriya merupakan salah satu
yang bisa dikembangkan masyarakat untuk memproduksi souvenir yang dapat dijadikan oleholeh
bagi pengunjung. Data menunjukkan bahwa seni kriya merupakan penyumbang nilai
ekonomi terbesar ketiga setelah kuliner dan fashion pada sub sektor pariwisata. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis pengetahuan serta keterampilan masyarakat.
Mengindentifikasi dan menganalisis kesiapan berbagai pihak untuk bersinergi dalam
pengembangan ekowisata kriya. Menyusun program serta strategi pengembangan ekowisata
kriya berdasarkan minat pengunjung dan kesediaan kriya di masyarakat sehingga dapat
berintegrasi dengan wisata alam TNGC. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara, kuesioner, observasi langsung, dan studi pustaka. Data dianalisis menggunakan
Skala Likert dan analisis SWOT. Desa Pasawahan dan Desa Bantaragung memiliki beragam
produk kriya yang bisa dikembangkan. Berada di wilayah penyangga masyarakat dapat
mendapatkan peluang lebih besar untuk menjadikan kriya sebagai atraksi wisata dan oleh-oleh.
Strategi pengembangan kedua desa ialah dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
masyarakat serta mempertahankan dan mengembangkan potensi yang ada.