Strategi Pemenuhan Air Bersih Kota Mandiri di Sentul City Bogor
Date
2021Author
Alfin, Edward
Purwanto, M. Yanuar J
Arifin, Hadi Susilo
Saptomo, Satyanto Krido
Metadata
Show full item recordAbstract
Infrastruktur air bersih perkotaan merupakan sarana yang penting bagi pemenuhan air bersih di kota karena menyangkut kepentingan dasar manusia. Pembangunan suatu kawasan secara mandiri mensyaratkan adanya pemenuhan infrastruktur air bersih. Sentul City merupakan pengembang yang mengembangan kawasan berkonsep kota mandiri. Dalam pemenuhan infrastruktur air bersih, maka konsep water sensitive city dapat digunakan dalam perencanaan pemenuhan infrastruktur air bersih. Tujuan Penelitian ini adalah: 1) pemetaan (mapping) infrastruktur air bersih di perkotaan kawasan Sentul City; 2) menghitung waterbalance ketersediaan air bersih dan kebutuhan di kawasan komersial Sentul; 3) menyusun Strategi adaptasi infrastruktur air bersih berkelanjutan di perkotaan kawasan Sentul City.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah integrasi Antara 1) Observasi dan wawancara serta pengukuran air; 2) Neraca Air (supply air) untuk mengetahu keseimbangan air di kawasan komersial; 3) Analysis Hierarchy Process untuk mengetahui strategi Prioritas kebijakan dalam inovasi pengelolaan air di kawasan komersial.
Hasil penelitian menyatakan bahwa 1) kawasan komersial sentul mempunyai 19 unit bangunan dengan kategori bangunan asrama, bangunan pendidikan, rumah toko, rumah kantor, kantor, shoping mall, restoran, hotel berbintang, convention hall dan tempat peribadatan. Diketahui juga bahwa kondisi geologi Sentul mempunyai klasifikasi tanah yang tidak dapat menyimpan air tanah. 2) konsumsi air bersih bangunan yang ada di kawasan komersial Sentul adalah 21.648 m3/bulan. Konsumsi ini masih dibawah standar konsumsi air bersih yang ditetapkan pemerintah yaitu 47.648 m3/bulan. Pasokan yang ada yaitu 172.800 m3/bulan. 3) skor tertinggi untuk strategi pemenuhan infrastruktur air bersih di kawasan komersial Sentul dimiliki oleh Pengembangan Infrastruktur dengan nilai 0,47.
Kesimpulan penelitian ini adalah kawasan komersial sentul memiliki 19 gedung dengan fungsi yang berbeda. Konsumsi air bersih di kawasan komersial sentul berada pada level surplus. Strategi pemenuhan infrastruktur air bersih dapat dilakukan dengan pengembangan infrastruktur. Untuk mendukung water sensitive city di kawasan komersial Sentul, maka setiap gedung melakukan kegiatan infrastruktur panen air dengan mempunyai bak penampungan yang berfungsi sebagai penampung air dan pasokan air untuk kebutuhan gedung tersebut. Water Treatment Plant (WTP) merupakan inovasi dalam hal water recycling, maka WTP dapat mendukung kemandirian air khususnya wilayah perkotaan mandiri. Pemerintah merupakan aktor yang berperan penting dalam inovasi infratruktur sehingga dibutuhkan kebijakan yang berpihak kepada pembangunan yang berkelanjutan. Dalam hal ini pemerintah dapat menerbitkan kebijakan mengenai inovasi infrastruktur air. Kebijakan tersebut dapat berupa pemberian insentif ekonomi untuk swasta yang melakukan kemandirian air. Kemudian berupa aturan yang mengatur kegiatan infrastruktur air oleh masyarakat maupun swasta. Urban clean water infrastructure is an important facility for the fulfillment of clean water in cities because it involves basic human interests. The development of an area independently requires the fulfillment of clean water infrastructure. Sentul City is a developer developing an area with an independent city concept. In fulfilling clean water infrastructure, the water sensitive city concept can be used in planning the fulfillment of clean water infrastructure. The objectives of this study are: 1) mapping (mapping) clean water infrastructure in urban areas of Sentul City; 2) calculating the waterbalance of clean water availability and needs in the Sentul commercial area; 3) develop a strategy for adapting sustainable clean water infrastructure in the urban area of Sentul City.
The method used in this research is the integration between 1) Observation and interview and water measurement; 2) Water Balance (water supply) to determine the water balance in the commercial area; 3) Analysis Hierarchy Process to determine policy priority strategy in water management innovation in commercial areas.
The results of the study stated that 1) the Sentul commercial area has 19 building units with the category of dormitory buildings, educational buildings, shop houses, office houses, offices, shopping malls, restaurants, star hotels, convention halls and places of worship. It is also known that the geological conditions of Sentul have a soil classification that cannot store groundwater. 2) the consumption of clean water for buildings in the Sentul commercial area is 21,648 m3/month. This consumption is still below the clean water consumption standard set by the government, which is 47.648 m3/month. The existing supply is 172,800 m3/month. 3) The highest score for the strategy for fulfilling clean water infrastructure in the Sentul commercial area is owned by Infrastructure Development with a value of 0.47.
The conclusion of this study is that the Sentul commercial area has 19 buildings with different functions. Consumption of clean water in the commercial area of Sentul is at a surplus level. The strategy for fulfilling clean water infrastructure can be carried out by developing infrastructure. To support a water sensitive city in the Sentul commercial area, each building carries out water harvesting infrastructure activities by having a reservoir that functions as a water storage and water supply for the needs of the building. Water Treatment Plant (WTP) is an innovation in water recycling, so WTP can support water independence, especially in independent urban areas. The government is an actor who plays an important role in infrastructure innovation so that policies that are in favor of sustainable development are needed. In this case the government can issue policies regarding water infrastructure innovation. This policy can be in the form of providing economic incentives for the private sector to carry out water independence. Then in the form of rules governing water infrastructure activities by the public and the private sector.