Evaluasi Teknik Pengenceran Bertahap dan Kaji Banding Berbagai Jenis Pengencer untuk Kriopreservasi Semen Sapi
Date
2020Author
Arif, Ani Atul
Arifiantini, Raden Iis
Purwantara, Bambang
Metadata
Show full item recordAbstract
Proses pembuatan semen beku sapi di Balai Inseminasi Buatan di Indonesia sangat bervariasi dari segi teknik pengenceran dan jenis pengencer yang dipakai. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi teknik pengenceran bertahap dan pengaruh berbagai jenis pengencer untuk kriopreservasi semen sapi. Penelitian ini menggunakan sapi limousin sebanyak 3 ekor (umur 3 tahun). Semen sapi dikoleksi menggunakan vagina buatan kemudian dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis. Semen segar yang memiliki motilitas spermatozoa >70 % diproses menjadi semen beku. Penelitian ini terdiri atas 2 tahap penelitian. Tahap pertama yaitu evaluasi teknik pengenceran bertahap terhadap kualitas semen beku sapi limousin dalam pengencer skim kuning telur, dan Tahap kedua yaitu kaji banding berbagai jenis pengencer terhadap kualitas semen beku sapi limousin. Semen beku post-thawing dianalisis dan dievaluasi kualitasnya meliputi: parameter motilitas spermatozoa menggunakan CASA (Computer assisted semen analysis),viabilitas spermatozoa menggunakan pewarnaan eosin negrosin, integritas membran plasma (MPU) menggunakan larutan hypoosmotic swelling (HOS) test, kerusakan DNA menggunakan pewarnaan Acridine Orange (AO), kadar Malondialdehide (MDA) menggunakan metode asam thiobarbituric, dan konsentrasi ensim aspartat aminotransferase (AST) menggunakan kit komersial (Glory diagnostics, Spain). Data dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) pada taraf nyata 95% dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Data diolah menggunakan program SPSS versi 24.0. Data disajikan dalam bentuk rerata ± standard error of mean (SEM).
Hasil penelitian Tahap 1 menunjukkan teknik pengenceran tidak memengaruhi nilai motilitas spermatozoa. Teknik pengenceran satu tahap menunjukkan nilai viabilitas dan keutuhan membran spermatozoa yang lebih baik (P<0.05) dengan nilai enzim AST yang lebih rendah (P<0.05) dibandingkan dengan tiga tahap. Hasil penelitian Tahap 2 menunjukkan motilitas spermatozoa semen beku sapi limousin dalam pengencer Andromed® lebih baik (P<0.05) dibanding dengan pengencer Skim Kuning Telur (SKT), namun tidak berbeda (P>0.05) dengan pengencer Tris Kunig Telur (TKT) dan Tris Kuning Telur (TSKT). Viabilitas dan keutuhan membran plasma spermatozoa dari keempat pengencer tidak berbeda (P>0.05). Kadar MDA dan konsentrasi enzim AST spermatozoa dalam pengencer Andromed® menunjukkan nilai lebih rendah dibandingkan dengan pengencer SKT (P<0.05) namun tidak terdapat perbedaan dengan pengencer TKT atau TSKT (P>0.05). Penelitian ini menyimpulkan teknik pengenceran satu atau dua tahap dan pengencer TKT, TSKT dan andromed® dapat digunakan dengan hasil yang sama baiknya.
Collections
- MT - Veterinary Science [909]