Analisis Keselarasan Tata Ruang, Ruang Terbuka Hijau, dan Keberlanjutan Lingkungan Kota Jakarta Barat
Date
2021Author
Anggito, Faisal
Rustiadi, Ernan
Pravitasari, Andrea Emma
Metadata
Show full item recordAbstract
Kota Jakarta Barat adalah kota dengan kepadatan penduduk terbesar kedua di
Provinsi DKI Jakarta sebesar 19.592 jiwa per km². Pembangunan yang meningkat
akibat tingginya peningkatan penduduk menyebabkan kebutuhan lahan semakin
besar dan mendorong terjadinya konversi lahan. Konversi lahan yang intensif
menyebabkan kemungkinan ketidakselarasan tutupan/penggunaan lahan eksisting
dengan rencana pola ruang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Keterbatasan
lahan di kawasan perkotaan menyebabkan terjadinya perubahan
tutupan/penggunaan lahan termasuk semakin berkurangnya ruang terbuka hijau
(RTH). Kondisi RTH berkaitan terhadap keberlanjutan lingkungan suatu wilayah.
Keberlanjutan lingkungan diketahui melalui indeks penilaian kualitas lingkungan
untuk melihat keberlanjutan lingkungan pada skala lokal yaitu menggunakan Local
Environmental Sustainability Index (LESI). Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis keselarasan tutupan/penggunaan lahan dengan pola ruang RDTR
Kota Jakarta Barat, mengetahui kecukupan luas RTH berdasarkan luas wilayah dan
jumlah penduduk Kota Jakarta Barat, menganalisis keberlanjutan lingkungan Kota
Jakarta Barat, dan menganalisis keterkaitan RTH dengan keberlanjutan lingkungan
Kota Jakarta Barat. Hasil penelitian menunjukkan tutupan/penggunaan lahan
terluas di Kota Jakarta Barat yaitu perumahan seluas 5485.53 ha. Secara
keseluruhan tutupan/penggunaan lahan eksisting sudah selaras dengan rencana pola
ruang RDTR yaitu seluas 9.067,56 ha (83.21%) sedangkan tidak selaras seluas
1.829,91 ha (16.79%). Berdasarkan ketentuan Undang-undang No.26 Tahun 2007
luas RTH publik dan privat eksisting masih kurang berdasarkan luas wilayah
sebesar 823,87 ha (6.36%) dan 745,01 ha (5.75%). Berdasarkan standar kebutuhan
RTH jumlah penduduk luas RTH publik dan privat masih kurang sebesar 2.758 ha.
Keberlanjutan lingkungan yang direpresentasikan oleh nilai LESI didominasi oleh
nilai LESI rendah sebanyak 32. RTH berkorelasi positif terhadap nilai LESI.
Semakin tinggi luasan RTH, maka semakin tinggi nilai LESI suatu wilayah. West Jakarta City is a city with the second largest population density in DKI
Jakarta Province (19,592 people per km²). Increased physical development due to the highdens
population and activities cause land conversion. Intensive land conversion causes the
possibility of misalignment of the existing land use with the Local Detailed Spatial Plan
(RDTR). Limited land in urban areas causes land use changes and decrease green open
space (RTH). The condition of green open space affects the environmental sustainability
of an urban area. Environmental sustainability at the local level can be measured through
Local Environmental Sustainability Index (LESI). This study aims to analyze the
conformity of actual land use with the West Jakarta City spatial pattern plan (RDTR), to
determine the adequacy of the green open space based on the area and population of West
Jakarta City, to analyze environmental sustainability of West Jakarta City, and to analyze
the relationship between green open space and environmental sustainability of West Jakarta
City. The results showed that the largest land cover of West Jakarta city was housing with
an area of 5485.53 ha. Overall, the existing land cover that is in line with the spatial pattern
plan of the RDTR is 9,067.56 ha (83.21%) while it is not aligned with spatial plan of
1,829.91 ha (16.79%). Considering the Spatial Planning Law No.26 of 2007, existing
public and private green open spaces, which are 823.87 ha (6.36%) and 745.01 ha (5.75%)
respectively, are still insufficient. Based on the standard, the need for green open space
based on the total population of public and private green open space is still lacking at 2,758
ha. Environmental sustainability which is represented by the LESI value is dominated by a
low LESI value of 32. Green open space area has a positive correlation with the LESI value.
The higher the area of green open space, the higher the LESI value of an area.