Analisis konsistensi pola pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang (studi kasus kota Palu)
Abstract
Pertambahan jumlah penduduk yang meningkat dari tahun ke tahun mengakibatkan kebutuhan akan ruang/lahan meningkat sedangkan dilain pihak ketersediaan ruang/lahan terbatas. Oleh karena itu jika dalam perkembangan suatu wilayah, ruang/lahan yang ada tidak diatur dengan baik maka akan terjadi berbagai benturan kepentingan antar aktivitas yang berdampak pada persaingan dalam penggunaan lahan. Hal ini terlihat dari terkonversinya lahan pertanian yang diperuntukkan dalam RTRW menjadi lahan terbangun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan lahan tahun 1998 dan 2006 dan mengidentifikasi penyebab terjadinya konsistensi dan inkonsistensi pemanfaatan lahan terhadap RTRW. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis penggunaan lahan, tabulasi silang (koefisien Cramer’s V dan Koefisien Kappa) and wawancara (deskriptif). Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa penggunaan lahan yang terbesar pada tahun 2006 adalah kebun/tegalan sebesar 42.38% sedangkan penggunaan lahan yang terkecil adalah kawasan pertambangan sebesar 0.001% dari luas administrasi Kota Palu. Berdasarkan hasil crosstabulasi antara peta penggunaan lahan tahun 2006 dan peta RTRW diperoleh nilai Koefisien Kappa 0,53 dan nilai Cramer’s V 0,52; antara peta penggunaan lahan tahun 1998 dan RTRW diperoleh nilai koefisien kappa 0.5 dan nilai Cramer’s V 0.5; dan antara peta penggunaan lahan tahun 2006 dan peta penggunaan lahan tahun 1998 diperoleh nilai koefisien Kappa 0,57 dan nilai Cramer’s V 0,64. Hasil cross tabulasi menunjukkan nilai ≥ 0.5. Artinya bahwa antar peta yang ditumpang tindihkan penggunaan lahannya ≥ 50% adalah sama. Dengan kata lain terjadi penyimpangan penggunaan lahan yang cukup besar yaitu ≥ 50%. The keep increasing population from year to year has brought about in increasing the need of land. Meanwhile the availability of land is relatively limited. The situation may cause many conflict of interest among land user that will in turn, cause many land use inconsistency toward RTRW. The research purposes were to identify land use pattern in 1998 and 2006 and to identify the cause of inconsistency land use in RTRW. Method of this research were Land use analysis, Cross tabulation (Cramer’s V Coefficient and Kappa Coefficient) and interview (descriptive). Base on the analysis, the use of biggest farm in 2006 is garden / non irrigated dry field which equal was to 42.38% while the use of smallest farm was the area of mining that was 0.001% of administration area of Palu city. Based on the cross-tabulation between land use map in 2006 and RTRW map, Coefficient Kappa value was 0.53 and Cramer’s V value was 0.52; between land use map in 1998 and RTRW map, Coefficient Kappa value was 0.5 and Cramer’s V value was 0.5; and between land use map in 1998 and land use map in 2006, Coefficient Kappa value was 0.57 and Cramer’s V value was 0.64. Cross Tabulation result showed value ≥ 0.5. It means that ushering the map which is joined with others overlap its farm use ≥ 50%. In other words, the deviation of farm use is wide enough that is about 50%. Based on Cross tabulation between land use in 1998, land use in 2006 and RTRW, it had been found 5 forms of consistencies. There were very consistence, unintended consistency, unintended inconsistency, intended inconsistency, very inconsistency. The result of questioner showed the knowledge of society about RTRW generally was low because of less socialization to society. The results of interview also showed that almost all the land user did not know what their land was planned in RTRW. The results of questionnaire and interview showed that the use of land was determined by the land owner (did not relate to RTRW.)
Collections
- MT - Agriculture [3781]