Analisis Keterkaitan Ekosistem Terumbu Karang Dan Kualitas Air di Perairan Pesisir Labuan Banten
Date
2021-08Author
Kristiadhi, Fanny
Bengen, Dietriech G
Zamani, Neviaty P
Metadata
Show full item recordAbstract
Terumbu karang merupakan ekosistem dengan kerentanan tinggi terhadap perubahan lingkungan perairan, dapat disebabkan faktor alami (autogenic) ataupun faktor manusia (anthropogenic). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kondisi kualitas perairan serta keterkaiatannya dengan terumbu karang yang dilakukan pada 9 lokasi pengamatan kualitas air dan 4 lokasi pengamatan kondisi ekosistem terumbu karang di wilayah Labuan Banten. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan pengelolaan lingkungan wilayah perairan Labuan Banten, serta sebagai bahan dasar pengelolaan sumberdaya ekosistem pesisir khususnya ekosistem terumbu karang perairan Labuan Banten. Metode yang digunakan adalah metode survey, pengambilan data ekosistem terumbu karang dilakukan dengan metode Line Intercept Transect (LIT). Pengukuran kualitas air dilakukan dengan melakukan pengukuran parameter fisika perairan yang dilakukan secara insitu menggunakan water quality meter, dan parameter kimia air laut dengan identifikasi laboratorium. Tutupan substrat dasar ekosistem terumbu karang perairan Labuan Banten memiliki persentase karang keras 1,72% hingga 13,34%. Nilai persentase tutupan karang tersebut menggambarkan kondisi terumbu karang termasuk dalam kategori Rusak. Persentase tutupan substrat dasar berupa algae memiliki nilai tertinggi 54,08%. Nilai kualitas perairan secara umum dicirikan oleh nilai nitrat dan nilai COD dengan kondisi kualitas perairan yang sudah melebihi ambang batas. Keterkaitan kualitas air dengan ekosistem terumbu karang dicirikan dengan persentase Alga yang tinggi akibat tingginya nitrat, Keberadaan komunitas alga yang tinggi pada ekosistem terumbu karang menggambarkan bahwa adanya kompetisi ruang terhadap kondisi terumbu karang di Perairan Labuan Banten. Coral reefs ecosystems are highly vulnerability to the underwater environment changes, both caused by autogenic or anthropogenic. This study has been carried out at nine water quality observation locations and four observation locations for coral reef ecosystem conditions in the Labuan Banten region, to observe the water quality and its relation with coral reefs ecosystem. The outcome this research can be used as reference for environmental management in the waters of Labuan Banten, as well as a primary material for managing coastal ecosystem resources. This research utilise surveys methods, in which the coral cover data used Line Intercept Transect (LIT). Water quality measurements were carried out by measuring the physical parameters of the waters using a water quality meter and the chemical parameters by laboratory identification. The percentage value of coral cover describes the condition of coral reefs included in the damaged category. The percentage of base substrate cover in the form of algae has the highest value of 54.08%. The value of water quality is generally characterized by the value of nitrate and COD with water quality conditions that have exceeded the threshold. A high percentage of algae characterizes the relationship between water quality and coral reef ecosystems due to high nitrate. A high algal community in coral reef ecosystems describes that there is space competition for coral reef conditions in Labuan Banten waters.
Collections
- MT - Fisheries [3026]