Pola Permintaan Kalori Dari Pangan Sumber Karbohidrat Indonesia
Abstract
Kualitas pangan yang dikonsumsi merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian pemerintah Indonesia untuk membangun ketahanan pangan. Pangan yang dikonsumsi harus seimbang dari sisi komposisi nutrisi. Pangan yang baik dan seimbang diperlukan untuk mencapai hidup sehat, aktif, dan produktif untuk menunjang pembangunan bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pola permintaan kalori dari pangan sumber karbohidrat serta hubungannya dengan karakteristik rumah tangga sehingga dapat mendeskripsikan faktor yang memengaruhi permintaan kalori di Indonesia. Data yang digunakan adalah data Susenas bulan Maret tahun 2017 yang mencakup 137 624 rumah tangga pada 34 provinsi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan Pendekatan ekonometrika dengan menggunakan model AIDS (Almost Ideal Demand System) yang diduga dengan menggunakan teknik ekonometrika Seemingly Unrelated Regression (SUR).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model AIDS dapat menjelaskan sebesar 34.89 persen dari share pengeluaran komoditas beras, 9.52 persen dapat menjelaskan share pengeluaran komoditas padi-padian, 21.36 persen dapat menjelaskan share pengeluaran untuk umbian dan sebesar 25.97 persen dapat menjelaskan share dari pengeluaran komoditas Makanan Jadi. Dari keempat komoditas tersebut tersebut, beras masih menjadi sumber kalori dari pangan karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi oleh rumah tangga.
Asupan kalori dari beras memiliki nilai elastisitas pendapatan dan harga yang rendah yang berarti ketika terjadi kenaikan pendapatan dan harga beras secara bersamaan kemungkinan tidak memiliki efek yang berarti terhadap volume konsumsinya. Elastisitas harga pada beras, padi dan umbi dikategorikan inelastis dan kelompok pangan makanan jadi termasuk dalam kategori elastis. Nilai elastisitas silang, memiliki tanda positif dan negatif artinya antara satu sumber karbohidrat dengan yang lainnya merupakan pangan yang saling substitusi dan komplementer. Selain faktor harga dan pendapatan, beberapa variabel sosial ekonomi juga memengaruhi pemilihan rumah tangga dalam menentukan pangan sumber karbohidratnya. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah tingkat pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, lokasi Jawa luar Jawa dan Istri Bekerja Food quality is one of the main point that the Indonesian government took attention to develop food security. The food that we consumed needs to be balanced in terms of nutrition composition. Food that is good and balance is needed to have a healthy, active, and productive life to support the nation's development. This research aims to learn about the calorie demand pattern from carbohydrate-based food and its relationship with the household's characteristics to describe factors that influence calorie demand in Indonesia. Data used in this research is based on Susenas data in March 2017, covering 137 624 households from 34 provinces of Indonesia. This research used the econometric approach to understand the consumption of carbohydrate commodities using the AIDS (Almost Ideal Demand System) model. The data was suspected using the econometric technique of Seemingly Unrelated Regression (SUR).
This research showed that the AIDS model could explain 35.48% share of expenditure on rice commodity, 10.61% share of expenditure for grains, 22.40% share of expenditure on tubers, and 25.55% share of expenditure on ready-to-eat food commodities. From those four comodities, rice still has the biggest share of calorie sources.
Rice has low income elasticity value and price. It means when there is an increase in income and price of rice simultaneously, there is a chance that it did not significantly affect the volume of rice consumption. Based on descriptive analysis, rice still becomes the main calorie source for households' carbohydrate-based food. Based on price elasticity, three groups of foods are part of the inelastic category, rice, grains, and tubers, while ready-to-eat food becomes part of the elastic category. Based on cross-category, having positive and negative values between one carbohydrate-based food and the others means they have substitution and complementary character. Besides price and income factors, couples of social-economic variables influence the households in determining carbohydrate-based food. These factors are education level, number of households member, location (Java or outside Java), and a working wife.
Collections
- MT - Economic and Management [2878]