Proyeksi Curah Hujan di Indonesia pada Berbagai Kondisi ENSO dengan Menggunakan Data GCM CMIP6
Date
2021-08-23Author
Alfarisi, Salman
Faqih, Akhmad
Dasanto, Bambang Dwi
Metadata
Show full item recordAbstract
Iklim di Indonesia mengalami anomali akibat berbagai faktor pengendali
iklim dan mengalami tren perubahan akibat perubahan iklim. El Niño-Southern
Oscillation (ENSO) merupakan faktor pengendali iklim terkuat yang memengaruhi
variabilitas iklim di Indonesia khususnya curah hujan. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis perubahan curah hujan di Indonesia pada berbagai kondisi
ENSO (El Niño, La Niña dan normal) pada tahun 2031-2060 terhadap tahun 1981-
2010. Sepuluh GCMs yang tergabung dalam CMIP6 dengan tiga skenario
perubahan iklim, yaitu SSP1.0-2.6, SSP2.0-4.5 dan SSP5.0-8.5, digunakan dalam
penelitian ini. Data model dikoreksi menggunakan koreksi bias statisik agar dapat
mendekati data observasi. Curah hujan klimatologis diperoleh dengan menghitung
rata-rata curah hujan tahunan selama 30 tahun sedangkan curah hujan saat terjadi
El Niño dan La Niña dihitung dengan analisis komposit curah hujan tahunan pada
tahun-tahun terjadinya fenomena tersebut. Pada kondisi normal, curah hujan di
Indonesia akan meningkat di beberapa wilayah dan menurun di beberapa wilayah
lainnya. Peningkatan ini mencapai 7,6%, 8,5% dan 8,6% sedangkan penurunannya
mencapai 6,7%, 7,2% dan 7,3% beruturut-turut pada skenario SSP1.0-2.6, SSP2.0-
4.5 dan SSP5.0-8.5. Pada kondisi El Niño, penurunan curah hujan yang terjadi pada
periode proyeksi diproyeksikan akan menguat sebesar 1,8%, 0,2% dan 3,4%
dibanding periode historisnya pada ketiga skenario yang diteliti. Penguatan ini
terjadi di seluruh wilayah Indonesia, kecuali wilayah Jawa, Bali, NTB, Sulawesi
Selatan serta sebagian Papua pada SSP2.0-4.5 dan bagian utara pulau Papua pada
SSP5.0-8.5. Pada kondisi La Niña, peningkatan curah hujan yang terjadi pada
periode proyeksi dengan skenario SSP1.0-2.6 dan SSP2.0-4.5 diproyeksikan akan
melemah sebesar 0,1% dan 0,4% dari periode historisnya. Namun pada SSP5.0-8.5
peningkatan ini tidak mengalami perubahan. Wilayah-wilayah yang diproyeksikan
mengalami pelemahan dampak La Niña meliputi Sumatra, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku Utara serta sebagian Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Papua. The climate in Indonesia is experiencing anomalies due to various climate
drivers and changing trends due to climate change. El Niño-Southern Oscillations
(ENSO) is the strongest climate drivers that affects climate variability in Indonesia,
especially rainfall. This study aims to analyze changes of rainfall in Indonesia under
various ENSO conditions (El Niño, La Niña and normal) in the future (2031-2060)
respective to baseline periods (1981-2010). Ten GCMs from CMIP6 under three
climate change scenarios, namely SSP1.0-2.6, SSP2.0-4.5 and SSP5.0-8.5, were
used in this study. The model data were corrected using statistical bias correction
in order to approximate the observation data. Climatological rainfall is obtained by
calculating the average annual rainfall for 30 years, while rainfall during El Niño
and La Niña is calculated by composite analysis of annual rainfall in the years that
these phenomena occur. Under normal conditions, rainfall in Indonesia will
increase in some areas and decrease in other areas. This increase reached 7.6%,
8.5% and 8.6% while the decrease reached 6.7%, 7.2% and 7.3% respectively in
SSP1.0-2.6, SSP2.0-4.5, and SSP5.0-8.5. In El Niño conditions, the decrease in
rainfall that occurs in the projection period is projected to strengthen by 1.8%, 0.2%
and 3.4% compared to the historical period in the three scenarios studied. This
strengthening occurred in all regions of Indonesia, except for Java, Bali, West Nusa
Tenggara, South Sulawesi and parts of Papua in SSP2.0-4.5 and the northern part
of the island of Papua in SSP5.0-8.5. In La Niña conditions, the increase in rainfall
that occurs in the projection period with scenarios SSP1.0-2.6 and SSP2.0-4.5 is
projected to weaken by 0.1% and 0.4% from the historical period. However, in
SSP5.0-8.5 this increase does not change. Projected areas experienced a weakening
of the impact of La Niña covering Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, North Maluku
and parts of Java, Bali, Nusa Tenggara and Papua.