Strategi Penanganan Permukiman Kumuh di Kabupaten Tangerang Berdasarkan Keragaman Spasial Faktor yang Mempengaruhinya
Date
2021Author
Adiputra, Muchamad Subhans
Rustiadi, Ernan
Pravitasari, Andrea Emma
Metadata
Show full item recordAbstract
Wilayah yang cukup strategis dan mobilitas yang tinggi di wilayah selatan
Kabupaten Tangerang mengakibatkan banyaknya masyarakat yang datang dari
segala kalangan untuk bertempat tinggal pada lokasi ini. Perkembangan Kabupaten
Tangerang yang seperti saat ini tidak sebanding dengan banyaknya kecamatan yang
masih memiliki permukiman kumuh, karena tingkat kepadatan penduduk yang
tinggi menjadi salah satu aktor penyebab mengapa permukiman menjadi kumuh.
Untuk menangani permukiman kumuh di Kabupaten Tangerang, pemerintah pusat
bersama dengan Pemerintah Kabupaten Tangerang telah melakukan penanganan
intensif sejak tahun 2012.
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi pola persebaran
spasial permukiman kumuh di Kabupaten Tangerang; (2) Menganalisis keterkaitan
hubungan antara tingkat perkembangan wilayah dan Zona Nilai Tanah (ZNT)
terhadap permukiman kumuh di Kabupaten Tangerang; (3) Menganalisis
keragaman spasial faktor-faktor yang memengaruhi permukiman kumuh di
Kabupaten Tangerang; (4) Merumuskan strategi penanganan permukiman kumuh
berbasis kewilayahan.
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data lokasi permukiman
kumuh dan baseline permukiman kumuh tahun 2016 dan 2018 dari Satuan Kerja
KOTAKU dan instansi terkait Kabupaten Tangerang. Metode analisis yang
digunakan adalah identifikasi sebaran permukiman kumuh tahun 2016 dan 2018
menggunakan data lokasi kumuh serta pengurangan luas kumuh sampai tahun 2018
menggunakan ArcGIS 10.1, yang ditumpang susun dengan peta administrasi
Kabupaten Tangerang. Selanjutnya digunakan analisis spasial berupa analisis
Indeks Moran, analisis Moran’s scatterplot, analisis Local Indicator of Spatial
Autocorrelation (LISA), analisis Spatial Mean Center, dan analisis Standard
Deviational Ellipse. Analisis hubungan perkembangan wilayah terhadap
permukiman kumuh berupa analisis skalogram, analisis nilai rataan Zona Nilai
Tanah (ZNT), dan analisis korelasi. Analisis faktor-faktor yang memengaruhi
permukiman kumuh berupa analisis regresi berganda dan analisis Geographic
Weighted Regression (GWR), serta analisis deskriptif kuantitatif untuk strategi
penanganan permukiman kumuh berbasis kewilayahan di Kabupaten Tangerang.
Hasil penelitian menunjukkan sebaran permukiman kumuh tahun 2016 –
2018 masih tetap terkonsentrasi pada bagian utara maupun selatan Kabupaten
Tangerang, namun luasanya sudah mengalami pengurangan. Hal itu ditunjukkan
dari hasil analisis Indeks Moran pada tahun 2016 yang memiliki pola sebaran
spasial persentase KK permukiman kumuh mengelompok, namun pada tahun 2018
pola sebaran spasial yang terjadi adalah acak (random). Berdasarkan pola hubungan
spasial pada tahun 2016, desa/kelurahan dengan pola spasial High-High Cluster
berada di pusat kota, dan pada tahun 2018 desa/kelurahan dengan pola spasial HighHigh Cluster berada di selatan Kabupaten Tangerang. Hasil analisis Spatial Mean
Center dan Standard Deviation Ellipse juga menunjukkan pergerakan ke arah
selatan Kabupaten Tangerang. Hal tersebut disebabkan penanganan permukiman
kumuh oleh pemerintah sampai dengan tahun 2018 diprioritaskan di pusat kota,
sedangkan pada wilayah selatan Kabupaten Tangerang kurang mendapatkan
penanganan secara terpadu.
Variabel Indeks Perkembangan Kelurahan (IPK) dan nilai rataan Zona Nilai
Tanah (ZNT) memiliki korelasi cukup lemah positif, nilai rataan ZNT dengan
persentase luas permukiman kumuh memiliki korelasi lemah positif, sedangkan
variabel IPK dengan persentase luas permukiman kumuh tidak memiliki korelasi
yang signifikan.
Faktor-faktor yang memengaruhi permukiman kumuh di Kabupaten
Tangerang adalah jumlah titik kumuh tiap desa/kelurahan (JTKUM), persentase
hunian tidak memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), dan persentase kawasan
yang terkena genangan (GEN). Terlihat permukiman kumuh di Kabupaten
Tangerang dipengaruhi oleh faktor fisik maupun non fisik. Hasil GWR
menunjukkan masing-masing faktor yang memengaruhi permukiman kumuh
memberikan pengaruh yang berbeda-beda pada setiap lokasi amatannya.
Berdasarkan hasil overlay diketahui bahwa seluas 172,47 ha (74%) permukiman
kumuh berada di dalam kawasan permukiman. Kemudian sisanya seluas 59,51 ha
(26%) berada di luar kawasan permukiman. Hal tersebut mengindikasikan
lemahnya pengendalian pemanfaatan ruang di Kabupaten Tangerang.
Arahan penanganan permukiman kumuh di Kabupaten Tangerang dengan
menerapkan prioritas penanganan pada masing-masing desa/kelurahan berupa
prioritas penanganan tinggi pada 2 (dua) desa/kelurahan, prioritas penanganan
sedang pada 17 desa/kelurahan, dan prioritas penanganan rendah pada 25
desa/kelurahan, dengan mempertimbangkan kejelasan status penguasaan lahan
pada permukiman kumuh tersebut. Prioritas penanganan tinggi diarahkan untuk
peremajaan permukiman kumuh skala kawasan, pemukiman kembali dengan
pendirian rumah susun sewa untuk masyarakat berpenghasilan rendah pada titik
lokasi sesuai hasil GWR, serta konsolidasi lahan di kawasan perkotaan. Prioritas
penanganan sedang diarahkan untuk peremajaan permukiman kumuh skala
kawasan, pemugaran permukiman kumuh tiap-tiap bangunan dan sarana prasarana
lingkungan, konsolidasi lahan di kawasan perkotaan, serta program peningkatan
pendidikan dasar dan penertiban Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) di wilayah
selatan Kabupaten Tangerang. Prioritas penanganan rendah diarahkan untuk
pemugaran permukiman kumuh tiap-tiap bangunan beserta sarana prasarana
lingkungan, program peningkatan fasilitas sarana dan prasarana di wilayah utara
Kabupaten Tangerang. Pada semua prioritas jika tidak memiliki kejelasan status
lahan diarahkan untuk penanganan pemukiman kembali. Selain itu diarahkan
penanganan terkait aspek ekonomi dan sosial untuk dapat mengentaskan
permukiman kumuh agar terciptanya pembangunan di Kabupaten Tangerang yang
berkelanjutan antara lain dengan program pemberdayaan ekonomi masyarakat
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah dan edukasi
hidup bersih sehat untuk mengubah perilaku penghuni permukiman kumuh.
Collections
- MT - Economic and Management [2962]