Strategi Penerapan Produksi Bersih Pada Industri Kelapa Sawit (Studi Kasus: PT YZ)
Date
2021-08-10Author
Azzahro, Hanifah Ulfa
Indrasti, Nastiti Siswi
Ismayana, Andes
Metadata
Show full item recordAbstract
PT YZ adalah industri kelapa sawit yang memiliki kapasitas pengolahan
sebesar 60 ton TBS/jam dengan produk utamanya berupa minyak sawit (CPO)
dan Kernel. Industri kelapa sawit selain menghasilkan produk utama berupa CPO,
juga menghasilkan limbah yang cukup besar. Limbah tersebut terdiri dari limbah
padat, limbah cair dan limbah gas, dan salah satu upaya pengelolaannya yang
dapat dilakukan yaitu dengan penerapan produksi bersih berupa good
housekeeping, modifikasi proses, tatacara operasi yang baik dan onsite reuse.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi aliran bahan, produk,
dan non produk pada proses produksi industri pengolahan kelapa sawit pada PT
YZ dan proses penanganan limbah, 2) Mengidentifikasi alternatif produksi bersih
yang dapat dilaksanakan pada produksi industri pengolahan kelapa sawit PT YZ,
3) Menilai kelayakan peluang produksi bersih secara teknis, finansial dan
lingkungan serta 4) Menentukan skala prioritas dari peluang produksi bersih pada
industri pengolahan kelapa sawit. Ruang lingkup strategi penerapan produksi
bersih pada industri kelapa sawit pada proses pengolahan kelapa sawit menjadi
crude palm oil (CPO). Tahapan penelitian yang dilakukan adalah 1) Identifikasi
alur proses dan siklus material, 2) Identifikasi peluang produksi bersih, 3)
Evaluasi peluang produksi bersih secara teknis, finansial dan lingkungan, 4)
Penentuan prioritas peluang produksi bersih dengan Medote Perbandingan
Eksponensial (MPE).
Proses pengolahan kelapa sawit pada PT YZ memiliki tahapan:
penerimaan buah, perebusan buah, penebahan buah, pengempaan buah,
pemurnian minyak. Pada industri ini, limbah yang dihasilkan sudah dilakukan
penanganan dengan memanfaatkan kembali limbah yang terbentuk sebagai bahan
bakar boiler (limbah padat) dan land application (limbah cair terolah) sebagai
pupuk tanaman kelapa sawit sehingga perusahaan memperoleh keuntungan serta
limbah gas dengan pemantauan enam bulan sekali. Namun demikian industri
kelapa sawit PT YZ masih menimbulkan limbah dan kebocoran pada beberapa
kegiatan proses produksi seperti tingginya kadar minyak dalam air kondensat,
adanya kotoran pada buah segar, pemborosan dalam penggunaan air serta adanya
ceceran minyak pada digester.
Strategi penerapan produksi bersih yang layak secara teknik, ekonomi, dan
lingkungan adalah: 1) Modifikasi proses dengan cara penambahan kolam
penampung air kondensat dan minyak untuk mengurangi kadar minyak dalam air
kondensat, memilki nilai B/C = 2,5 dan PBP = 0,50 tahun, 2) Penerapan good
housekeeping dengan cara mengurangi kotoran pada buah dengan pelatihan GMP
(good manufacturing practice), memilki nilai B/C = 1,61 dan PBP = 1,63 tahun,
3) Penerapan good housekeeping dengan cara pengontrolan atau pengawasan
dalam penggunaan air dengan cara penambahan meteran air pada setiap unit
proses dan perbaikan pipa yang bocor, memilki nilai B/C = 2,16 dan PBP = 4,31
tahun dan 4) Penerapan good housekeeping dengan cara pengurangan ceceran
minyak pada digester dengan memperbaik kebocoran pada tangki dan pipa
digester, memilki nilai B/C = 1,48 dan PBP 6,30 tahun.
Pelaksanaan strategi penerapan produksi bersih tersebut membutuhkan
skala prioritas dalam pelaksanaannya. Penentuan prioritas dilakukan dengan
menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Kriteria yang
digunakan dalam penilaian yaitu kriteria teknis, ekonomi, SDM, dan lingkungan.
Berdasarkan skor penilaian yang diperoleh menunjukkan bahwa penerapan good
housekeeping dengan cara pengurangan ceceran minyak pada digester menjadi
prioritas utama yang dilakukan kemudian diikuti dengan pengontrolan atau
pengawasan air, modifikasi proses dengan cara penambahan kolam penampung
air kondensat dan minyak serta good housekeeping dengan cara pengurangan
kotoran pada buah.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2219]