Value-Based Leadership pada Digital Startup dengan Model Bisnis Crowdfunding: Kitabisa dan Igrow
Date
2019Author
Hendrasto, Nur
Dharmawan, Arya Hadi
Sumardjo, Sumardjo
Mohammad Baga, Lukman
Metadata
Show full item recordAbstract
Kehadiran industri digital yang disebut oleh Christensen dan Bower (1995) sebagai disruptive technology, memicu kompetisi tinggi yang pada beberapa kesempatan diiringi dengan konflik antara industri digital dengan industri konvensional. Insentif ekonomi yang ditawarkan, kesuksesan yang instan, dan gaya hidup baru, telah mendorong generasi milenial untuk membangun bisnis digital startup (startup). Terlebih lagi dengan adanya dorongan yang kuat dari pemerintah dan potensi pasar yang besar di Indonesia, membuat Indonesia menjadi pusat pertumbuhan startup yang diperhitungkan dunia. Namun peningkatan jumlah startup ini tidak diimbangi dengan kemampuan startup untuk dapat bertahan dan mendapatkan pasar bagi bisnisnya. Riset menunjukkan bahwa 90 persen dari startup yang ada, mengalami kegagalan. Penyebab utama dari kegagalan ini ternyata seluruhnya berkaitan dengan aspek kepribadian dari pemimpin startup tersebut: tidak kompeten, kurang berpengalaman, permasalahan pribadi. Oleh karena itu peran pemimpin menjadi sangat krusial bagi keberhasilan startup. Perilaku pemimpin yang berhasil membawa startup miliknya menjadi pemenang, sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dimilikinya (Rokeach 1973). iGrow sebagai startup crowdfunding investasi, tentunya berorientasi mendatangkan keuntungan. Sementara kitabisa sebagai startup crowdfunding untuk aksi sosial, berorientasi sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) Mengidentifikasi nilai-nilai yang dimiliki dan memahami proses pembentukan nilai-nilai tersebut yang dimiliki oleh pemimpin bisnis startup, kitabisa dan iGrow. 2) Selain itu penelitian ini juga menganalisis pengaruh nilai-nilai tersebut terhadap budaya organisasi dan penerapan value based leadership (VBL) pada kedua startup yang memiliki perbedaan orientasi tersebut. Pendekatan kualitatif digunakan pada penelitian ini untuk mendalami nilai-nilai para pemimpin dan menggambarkan pengaruhnya terhadap penerapan VBL pada startup kitabisa dan iGrow. Data yang dikumpulkan melaui in depth interview, obserbvasi, dan penelusuran data terkait dari berbagai sumber. Pemilihan narasumber menggunakan metode snowball yang berawal dari para pemimpin startup dan berlanjut sesuai rekomendasi darinya serta narasumber terkait lain sebagai bagian dari penguatan data. Data yang didapatkan kemudian dianalisis dengan pendekatan kualitatif: data reduksi, triangulasi data, dan penarikan kesimpulan. Dari penelitian ini didapatkan beberapa nilai penting yang dimiliki oleh AS sebagai pemimpin dari iGrow dan AT sebagai pemimpin di kitabisa, yang mempengaruhi kepemimpinannya. Untuk AS nilai-nilai tersebut adalah: Semangat berprestasi (Achievement goals), kerja keras, karya hidup (legacy), kebersamaan, dan teladan. Sedangkan untuk AT adalah: Rasional, gigih mencari uang (hustler), pembelajar, peduli, dan karya hidup (legacy). Nilai-nilai ini berdiri sendiri meskipun sangat mungkin mempengaruhi satu sama lain. Nilai-nilai yang dimiliki oleh para pemimpin ini mewarnai startup yang mereka pimpin dengan cara yang berbeda. Adopsi nilai individu menjadi nilai perusahaan dipengaruhi oleh pengaruh individu lain yang menjadi stakeholder dari perusahaan tersebut. Untuk iGrow, nilai individu AS sebagai CEO tidak sepenuhnya diadopsi oleh organisasi karena ada pengaruh MI yang menjadi pendiri sekaligus pemegang saham utama dari iGrow. Sementara untuk kitabisa, AT sebagai pendiri dan CEO mengadopsikan nilai-nilai individunya menjadi nilai organisasi kitabisa. Karena AT adalah orang yang paling berpengaruh bagi organisasi kitabisa. Analisis yang dilakukan dengan pendekatan struktur-agensi Giddens mendapatkan bahwa meskipun pada dasarnya startup lebih banyak mengandalkan agensi dalam menjalankan organisasinya karena sifat alami bisnisnya, namun kitabisa dalam hal ini lebih memiliki struktur yang lebih baik bila dibandingkan iGrow. Hal ini juga mendorong perbedaan tipologi kepemimpinan AS dan AT dalam memimpin startup-nya. Pada iGrow peran AS sebagai pemimpin disebut sebagai tipe role model sementara peran AT pada kitabisa disebut sebagai tipe inspirer. Proses pembentukan nilai ini terjadi melalui serangkaian peristiwa yang unik dan membangkitkan kesadaran diri. Melalui analisis proses pembentukan nilai-nilai tersebut, penelitian ini menghasilkan sebuah konsep gagasan tentang jalur pembentukan nilai yang disebut sebagai value creation pathway. Gagasan ini merumuskan dua jalur pembentukan nilai-nilai pada individu maupun organisasi: 1) terduga (by design) dan 2) tidak terduga (by chance). Pada jalur by design, proses pembentukan nilai berjalan secara sistematis, terencana (baik oleh diri sendiri maupun pihak lain), dan dalam rentang waktu serta intensitas tertentu. Sementara untuk jalur by chance, proses pembentukan nilai berjalan secara abstrak, alami tanpa ada pihak yang merencanakan, dan sekuensial yang saling menguatkan. Lingkungan bisnis di kemudian hari akan dipenuhi oleh startup di berbagai sektor industri. Sehingga para regulator, praktisi, dan akdemisi membutuhkan referensi untuk menumbuhkan nilai-nilai utama dari pemimpin startup dan juga untuk membangun budaya kerja dalam startup yang berhasil. hasil penelitian ini dapat menjadi referensi penting tujuan itu.
Collections
- DT - Business [327]