Kualitas Interaksi Suami Istri pada Keluarga Korban Pascabencana Tsunami Selat Sunda di Banten
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh frekuensi interaksi,
tingkat keterlibatan interaksi, potensi konflik (kesenjangan) dalam perkawinan
terhadap kepuasan interaksi suami istri pada keluarga korban pascabencana tsunami
di Banten. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang berjudul
“Dampak Gempa Selat Sunda 2018 terhadap Kerentanan Sosial Ekonomi Keluarga
dan Pencapaian SDGs Kesejahteraan” menggunakan metode cross sectional study.
Penelitian melibatkan 61 keluarga yang tinggal di Desa Teluk yang dipilih
berdasarkan Data RKI (Riset Kolaborasi Indonesia) 2020. Sebagian besar keluarga
merupakan keluarga dengan tahapan perkembangan usia anak dewasa. Hasil uji
hubungan menunjukkan bahwa semakin lama usia pernikahan, maka semakin
menurun frekuensi interaksi suami istri. Uji regresi menunjukkan bahwa semakin
bertambahnya tahapan perkembangan akan menurunkan kepuasan interaksi.
Tingkat keterlibatan interaksi yang tinggi akan meningkatkan kepuasan interaksi
yang dirasakan istri sedangkan potensi konflik (kesenjangan) dalam perkawinan
yang tinggi akan menurunkan kepuasan interaksi. This study aims to analyze the influence of frequency of interaction, level of
interaction involvement, potential conflict (gap) in marriage to the satisfaction of
husband-wife interaction of post-tsunami victims' families in Banten. This research
is part of an umbrella study entitled "Dampak Gempa Selat Sunda 2018 terhadap
Kerentanan Sosial Ekonomi Keluarga dan Pencapaian SDGs Kesejahteraan" using
a cross sectional study method. The study involved 61 families living in Teluk
Village which were selected based on the Data RKI (Riset Kolaborasi Indonesia)
2020. Most families are families with the developmental stages of adult children.
The results of the relationship test show that the longer age of marriage, the lower
the frequency of husband and wife interactions. Regression test shows that the
increasing stages of development will decrease satisfaction of interaction. A high
level of interaction involvement will increase the satisfaction of interaction felt by
the wife, while a high potential conflict (gap) in marriage will satisfaction of
interaction.