Pengaruh Kelembagaan Desa Gambut Berbasis Masyarakat terhadap Efektivitas Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar. (Kasus: Desa Peduli Api Kampung Muara Bungkal dan Desa Peduli Gambut Kampung Temusai, Kabupaten Siak, Provinsi Riau)
Date
2021-07-30Author
Hermalinda, Hermalinda
Mardiana, Rina
Yulian, Bayu Eka
Metadata
Show full item recordAbstract
Kelembagaan pengelolaan gambut berbasis masyarakat merupakan hal penting dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan di areal gambut. Di Provinsi Riau terdapat dua kelembagaan pengelolaan gambut yang diinisiasi oleh dua institusi yang berbeda. Desa Peduli Api (DPA) merupakan kelembagaan pengelola gambut yang didirikan oleh perusahaan pemilik izin konsesi, sedangkan Desa Peduli Gambut (DPG) merupakan kelembagaan pengelola gambut yang dibentuk Badan Restorasi Gambut (BRG). Keduanya memiliki tujuan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan melalui praktik Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB). Penelitian ini dilakukan di DPA Kampung Muara Bungkal dan DPG Kampung Temusai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat ketahanan kelembagaan DPA dan DPG; menganalisis efektivitas penerapan PLTB dalam mengurangi terjadinya kebakaran hutan dan lahan; dan menganalisis pengaruh kelembagaan pengelolaan gambut berbasis masyarakat terhadap efektivitas PLTB. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus kelembagaan DPA dan DPG tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas PLTB karena beberapa hal yang masih rendah antara lain, yaitu kesadaran petani terhadap manfaat ekologis dari PLTB; kapasitas masyarakat sebagai subjek utama pengelola kelembagaan gambut; pendampingan dari pihak inisiator terhadap masyarakat pengelola kelembagaan gambut serta kurangnya dukungan pemerintah daerah terhadap penguatan kelembagaan pengelolaan gambut berbasis masyarakat. Community-based peat management institutions are important in overcoming forest and land fires in peat areas. In Riau Province, there are two peat management institutions initiated by two different institutions. Desa Peduli Api (DPA) is a peat management institution established by companies holding concession permits, while Desa Peduli Api (DPG) is a peat management institution established by the Peat Restoration Agency (BRG). Both have the aim of preventing forest and land fires through the practice of Land Management Without Burning (PLTB). This research was conducted at DPA Kampung Muara Bungkal and DPG Kampung Temusai. The purpose of this study was to identify the level of institutional resilience of the DPA and DPG; analyze the effectiveness of PLTB application in reducing the occurrence of forest and land fires; and analyze the influence of community-based peat management institutions on the effectiveness of PLTB. The research method uses a quantitative approach that is supported by a qualitative approach. The results showed that the institutional case of DPA and DPG did not have a significant effect on the effectiveness of PLTB because several things were still low, among others, farmers' awareness of the ecological benefits of PLTB; community capacity as the main subject for managing peat institutions; assistance from the initiator to community managing peat institutions as well as the lack of local government support for strengthening community-based peat management institutions.