Manfaat Ekonomi dan Strategi Adaptif Pengelolaan Wisata Kebun Raya Bogor di Masa Pandemi Covid-19
Abstract
Kebun Raya Bogor (KRB) merupakan Ruang Terbuka Hijau yang juga
dijadikan sebagai kawasan wisata perkotaan. Wisata KRB tidak hanya memberikan
manfaat ekonomi bagi masyarakat, tetapi juga dapat menjaga kelestarian fungsi
utama KRB sebagai kawasan konservasi ex-situ tumbuhan. Adanya pandemi
Covid-19 menyebabkan wisata KRB diharuskan tutup selama bulan Maret-Juli
2020. Kemudian, dengan adanya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di
Tempat dan Fasilitas Umum, wisata KRB kembali dibuka sejak bulan Juli namun
dengan adanya pembatasan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis sistem
pengelolaan wisata Kebun Raya Bogor di masa pandemi, (2) mengestimasi manfaat
ekonomi dari dari keberadaan wisata Kebun Raya Bogor di masa pandemi, (3)
menganalisis strategi adaptif pengelolaan wisata Kebun Raya Bogor di masa
pandemi. Hasil penelitian menunjukan bahwa wisata KRB dikelola oleh LIPI
bermitra dengan pihak swasta yakni PT Mitra Natura Raya (MNR) dengan sistem
self financing. KRB yang memiliki manajemen pengelolaan baru yakni dikelola
oleh PT. MNR yang mempunyai tujuan untuk menjadikan KRB sebagai taman
konservasi dan rekreasi yang terintegrasi berkelas dunia. Terdapat bagian dari
pendapatan yang juga disetorkan dalam bentuk Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP). Secara umum, manfaat ekonomi wisata KRB mengalami penurunan
sebesar 3,48 %. Khusus unit usaha, terjadi penurunan pendapatan sebesar 54,42%.
Namun, untuk tenaga kerja justru mengalami peningkatan pendapatan 11,36%. Di
masa pandemi, share pendapatan meningkat dan covering pengeluaran menurun
yang artinya tingkat pemenuhan terhadap kebutuhan rumah tangga mengalami
penurunan. Pengelola wisata KRB sudah melakukan strategi adaptif untuk
membuat pengunjung wisatawan KRB merasa nyaman dan aman untuk berwisata
kembali ke KRB diantaranya pembuatan member card, penyewaan fasilitas
kendaraan, dan revitalisasi area KRB. Bogor Botanical Gardens (KRB) is a green open space which is also used
as an urban tourism area. KRB tourism not only provides economic benefits for the
community, but can also preserve the main function of KRB as an ex-situ plant
conservation area. The existence of the Covid-19 pandemic caused KRB tourism to
be required to close during March-July 2020. Then, with the Decree of the Minister
of Health Number HK.01.07/MENKES/382/2020 concerning Health Protocols for
Communities in Public Places and Facilities, KRB tourism was re-opened since
July but with restrictions. This study aims to (1) analyze the Bogor Botanical
Gardens tourism management system during the pandemic, (2) estimate the
economic benefits of the existence of Bogor Botanical Gardens tourism during the
pandemic, (3) analyze the adaptive strategies of Bogor Botanical Gardens tourism
management during the pandemic. The results showed that KRB tourism was
managed by LIPI in partnership with the private sector, namely PT Mitra Natura
Raya (MNR) with a self-financing system. KRB which has a new management that
is managed by PT. MNR which aims to make KRB a world-class integrated
conservation and recreation park. There is a part of the income which is also
deposited in the form of Non-Tax State Revenue (PNBP). In general, the economic
benefits of KRB tourism decreased by 3.48%. Specifically for business units, there
was a decrease in revenue of 54.42%. However, the workforce actually experienced
an increase in income of 11.36%. During the pandemic, the share of income
increases and the covering of expenses decreases, which means that the level of
fulfillment of household needs has decreased. KRB tourism managers have
implemented adaptive strategies to make KRB tourist visitors feel comfortable and
safe to travel back to KRB including making member cards, leasing vehicle
facilities, and revitalizing the KRB area.