Keanekaragaman Simplisia Nabati dan Produk Obat Tradisional yang Diperdagangkan di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat
Abstract
Tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat berupa simplisia atau produk obat tradisional. Masyarakat umumnya mengkonsumsi obat tradisional berupa simplisia nabati, ramuan jamu racikan, dan produk jamu dari perusahaan jamu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi simplisia nabati, produk obat tradisional, harga jual, dan asal penyediaan simplisia, serta mengetahui status ancaman tumbuhan obat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simplisia teridentifikasi 15 bentuk dengan 84 spesies dari 39 famili yang didominasi oleh famili Zingiberaceae (10%) dan Fabaceae (10%). Bentuk simplisia buah (Fructus) yang paling banyak dimanfaatkan (31%) dan paling banyak habitus adalah pohon (38%). Simplisia paling banyak digunakan sebagai obat untuk penyakit saluran cerna dari 43 spesies. Jenis produk obat tradisional ini diperdagangkan sebanyak 36 dari 28 produsen. Kisaran harga simplisia yang diperdagangkan adalah Rp2.000 - Rp550.000. Asal pasokan simplisia dari Bertais Mataram, Sweta, dan Lombok Timur. Sebanyak 4 spesies tumbuhan obat yang tergolong langka oleh LIPI dan 1 spesies tergolong rentan (vulnerable) menurut daftar merah IUCN. Kata kunci: lombok tengah, produk obat tradisional, simplisia nabati, tumbuhan obat Plants can be used as medicinal ingredients in the form of simplisia or traditional medicinal products. People generally consume traditional medicine in the form of vegetable simplisia, herbal medicine blends, and herbal products from herbal medicine companies. This study aims to identify vegetable simplisia, traditional medicinal products, selling prices, and the origin of simplisia supply. As well as to identify the endangered status of dicinal plants. The methods used in this study are direct observation and interview. This study showed that there are 15 shapes of simplisia with 84 species from 39 families dominated by Zingiberaceae (10%) and Fabaceae (10%). The most widely used part is fruit simplisia (fructus) (31%) and the most inhabited is trees (38%). Simplisia is mainly used as a cure for gastrointestinal diseases of 43 species. This type of traditional medicine product is marketed by 36 out of 28 manufacturers. Simplisia is sold in the price range between Rp2 000 and Rp550 000. The sources of simplia supply came from Bertais Mataram, Sweta, and East Lombok. About 4 species of medicinal plants are classified rare by LIPI and 1 species is classified as vulnerable species according to the IUCN red list. Keywords: central lombok, medical plant, simplisia, traditional medice product.