Feline Upper Respiratory Diseases Case Study in Klinik Hewan Cimanggu Indonesia Based on 2019’s Seasons
Date
2021Author
Ovinis, Lisa Danielle
Soesatyoratih, Rr
Sajuthi, Dondin
Metadata
Show full item recordAbstract
Feline upper respiratory tract disease has become very common in cats.
The tropical season in Bogor, West Java, Indonesia can affect this disease in the
feline population. The aim of this case study was to correlate feline upper
respiratory tract disease in vaccinated and unvaccinated cats with Indonesia’s
seasons in the year 2019. The method was by collecting data on feline patients’
clinical signs from Klinik Hewan Cimanggu’s annual report. The data was then
rearranged into monthly distribution tables. The clinical signs of feline upper
respiratory tract diseases were recorded. These clinical signs were flu, sneezing,
coughing, shortness of breath and throat inflammation. Indonesia has two seasons,
namely the rainy and dry season. This disease occurs frequently from October to
March, which is during the rainy season. Apart from the rainy season, there is an
increase in air humidity which cause the increase in viability of the virus and an
increase in the spread of respiratory viruses. The decrease in cases occurred in
May, July and August where these months were included in the dry season, while
in April, June and September in the dry season, there were an increase in cases.
Another factor that influences the occurrence of the cases other than climate is
low immunity due to unvaccinated hosts. Unvaccinated cats have a higher chance
of getting infected than vaccinated cats. However, some vaccinated cats were still
infected as vaccination does not guarantee full protection from feline upper
respiratory tract disease. Penyakit saluran pernapasan atas pada kucing telah menjadi sangat umum
pada kucing. Musim tropis di Bogor, Jawa Barat, Indonesia dapat memengaruhi
penyakit ini pada populasi kucing. Studi kasus ini bertujuan untuk
mengkorelasikan penyakit saluran pernapasan pada kucing yang divaksinasi dan
tidak divaksinasi dikaitkan dengan musim di Indonesia tahun 2019. Metode yang
digunakan adalah dengan mengumpulkan data pasien kucing berupa gejala klinis
yang tampak yang berasal dari laporan tahunan Klinik Hewan Cimanggu. Data
tersebut kemudian disusun kembali menjadi tabel distribusi bulanan. Tanda-tanda
klinis penyakit saluran pernapasan pada kucing dicatat. Tanda klinis tersebut
adalah flu, bersin, batuk, sesak napas dan radang tenggorokan. Indonesia memiliki
dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Kasus penyakit saluran
pernapasan banyak terjadi di bulan Oktober sampai Maret dimana di bulan
tersebut termasuk musim penghujan. Selain musim hujan terjadi peningkatan
kelembaban udara yang menyebabkan terjadinya peningkatan kelangsungan hidup
dari virus dan peningkatan penyebaran virus saluran pernafasan. Penurunan kasus
terjadi pada bulan Mei, Juli dan Agustus dimana bulan tersebut masuk dalam
musim kemarau, sedangkan pada April, Juni dan September di musim kemarau
terjadi peningkatan kasus. Faktor lainnya yang memengaruhi terjadinya kasus
selain iklim adalah faktor imunitas inang yang rendah yang disebabkan karena
inang belum tervaksinasi. Kucing yang tidak divaksinasi memiliki kemungkinan
lebih tinggi untuk terinfeksi dibandingkan kucing yang divaksinasi. Namun,
beberapa kucing yang divaksinasi masih tertular karena vaksinasi tidak menjamin
perlindungan penuh dari penyakit pernapasan.