Pertumbuhan dan Kemampuan Fitoremediasi Brachiaria decumbens Stapf. yang Diperkaya Claroideoglomus etunicatum dan Bacillus sp. pada Tanah Bekas Tambang Batu Bara
Abstract
Kegiatan setelah penambangan dihadapkan pada masalah penurunan kesuburan tanah, seperti menurunnya pH dan unsur hara tanah serta aktivitas mikroorganisme yang rendah. Pengelolaan lahan bekas tambang menjadi hal penting untuk dilakukan, salah satunya melalui kegiatan revegetasi lahan. Pada kegiatan revegetasi, tingginya biaya pemeliharaan Tanaman Penutup Tanah (TPT) menjadi masalah, karena ditemukan adanya TPT yang melilit, tidak tahan pH masam, dan berumur pendek. Rumput Bede (Brachiaria decumbens Stapf.) adalah rumput pakan ternak yang dapat berfungsi sebagai TPT. Jenis ini toleran pada pH tanah masam, tidak melilit dan berumur panjang. Tujuan dari penelitian adalah (1) mengetahui pengaruh pemberian Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Claroideoglomus etunicatum dan bakteri endofit Bacillus sp. terhadap pertumbuhan rumput Bede yang ditanam pada tanah bekas tambang batu bara, (2) mempelajari kemampuan serapan hara (N, P, K) rumput Bede yang ditanam pada tanah bekas tambang batu bara setelah diperkaya oleh C. etunicatum dan Bacillus sp. serta (3) mengetahui kemampuan fitoremediasi rumput Bede yang ditanam pada tanah bekas tambang batu bara setelah diperkaya oleh C. etunicatum dan Bacillus sp. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi (1) persiapan rumput Bede menggunakan C. etunicatum, (2) persiapan rumput Bede menggunakan bakteri endofit, (3) penanaman rumput Bede pada tanah bekas tambang batu bara, (4) analisis data.
Percobaan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 2 faktor, yaitu jenis media tanam untuk faktor pertama dan jenis pemupukan untuk faktor kedua. Faktor jenis media tanam terdiri dari tanah kebun jati (T1; pH= 5,5; C-organik= 2,50%), tanah revegetasi (T2; pH= 4,8; C-organik= 1,83%) dan tanah overburden (T3; pH= 4,3; C-organik= 1,46%). Faktor dosis pemupukan terdiri dari kontrol (P0), NPK 100% (P1), dolomit (P2), NPK 50% + dolomit 50% (P3), FMA (P4), Bakteri endofit (P5), FMA + bakteri endofit (P6), NPK 50% + FMA (P7), NPK 50% + bakteri endofit (P8), NPK 50% + FMA + bakteri endofit (P9), dolomit 50% + FMA (P10), dolomit 50% + bakteri endofit (P11), dolomit 50% + FMA + bakteri endofit (P12), NPK 50% + dolomit 50% + FMA + bakteri endofit (P13). Penelitian terdiri dari 42 unit percobaan masing-masing dengan 5 ulangan, sehingga total unit percobaan adalah 210 unit percobaan. Percobaan dilakukan selama 12 minggu masa tanam. Data diolah menggunakan program SAS 9,0 dan dilakukan analisis sidik ragam serta pengujian lanjut dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf alpha (α) 5%.
Pada tahap persiapan rumput Bede menggunakan C. etunicatum, hasil identifikasi ulang FMA secara morfologi dan molekular menunjukkan pemurnian FMA berhasil dilakukan dengan mengelompokkan spora. Spora C. etunicatum berbentuk bulat dengan diameter 64-65 µm, kuning tua, dan dinding dua lapis. Pada visualisasi DNA elektropherogram, fragmen DNA C. etunicatum berukuran ± 760 bp berhasil diperoleh. Identitas sampel dikonfirmasi sebagai C. etunicatum dengan pendekatan molekuler menggunakan primer spesifik LR1 dan FLR2. Sementara itu, pada tahap persiapan rumput Bede menggunakan bakteri endofit, diperoleh satu bakteri unggul dari hasil isolasi, karakterisasi fisiologi, biokimia, dan identifikasi molekuler bakteri endofit. Uji amplifikasi gen 16S rRNA menggunakan primer 27F dan 1492R serta urutan basa nitrogen hasil sekuensing menggunakan program BLAST menunjukkan isolat bakteri terbaik BD 11 memiliki kemiripan dengan Bacillus sp. Kedua mikroorganisme tersebut berpotensi untuk memperkaya perakaran rumput Bede. Berikutnya, pada tahap penanaman rumput Bede pada tanah bekas tambang batu bara menunjukkan kedua faktor tunggal (jenis media tanam dan jenis pemupukan) berpengaruh nyata pada seluruh parameter pertumbuhan.
Hasil pengujian menunjukkan pemberian C. etunicatum dan Bacillus sp. efektif meningkatkan pertumbuhan rumput Bede ketika ditanam pada tanah bekas tambang. Pada tanah overburden perlakuan T3P13 (penambahan 50% NPK + 50% dolomit + C. etunicatum + Bacillus sp.) mampu meningkatkan biomassa kering tanaman 660 kali lipat dibandingkan dengan kontrol (T3P0). Sementara itu pada tanah revegetasi pemberian perlakuan T2P10 (kombinasi dolomit 50% + C. etunicatum) menghasilkan berat basah dan berat kering akar paling besar. Rumput Bede yang diperkaya oleh C. etunicatum dan Bacillus sp. yang ditanam pada tanah bekas tambang serta tanah kebun Jati (jenis pemupukan: P4, P5, P6, P7, P8, P9, P10, P11, P12, P13) memiliki nilai serapan hara N, P, K yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumput yang tidak diperkaya (P1, P2, P3) dan kontrol (P0). Rumput Bede yang diperkaya dan ditanam pada tanah revegetasi (T2P10) menunjukkan kemampuan penyerapan hara P paling tinggi dengan nilai serapan sebesar 1,93 g/tanaman. Selain memiliki kemampuan penyerapan hara yang baik, rumput Bede yang diperkaya C. etunicatum dan Bacillus sp. memiliki kemampuan fitoremediasi melalui fitoekstraksi, rizofiltrasi dan rizodegradasi. Tanaman menyerap logam pencemar Pb dan As dalam jumlah besar tanpa merusak pertumbuhan tanaman. Rumput Bede yang diperkaya mampu menyerap logam pencemar Pb antara 19,05–93,21 g/tanaman dan kisaran serapan logam As sebesar 1,07–14,74 g/tanaman. Penggunaan isolat C. etunicatum dan Bacillus sp. efektif mengurangi kandungan logam pencemar Pb dan As dalam jaringan tanaman saat diterapkan pada tanah bekas tambang batu bara.
Collections
- MT - Agriculture [3772]