Dampak Investasi Sektor Kehutanan terhadap Perekonomian Indonesia
Date
2021Author
Pratinda, Wildan Nur Arrasyiid Sane
Sahara, Sahara
Djaenudin, Deden
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia memiliki potensi sumber daya hutan yang besar jika di lihat dari luas kawasan hutan yang mencapai 120 juta hektar. Hal tersebut dapat menjadi modal utama dalam pembangunan. Namun produktivitas sektor kehutanan dan industri pengolahan kayu cenderung mengalami penurunan sehingga membutuhkan adanya investasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan dan efek pengganda sektor kehutanan serta dampak investasi sektor industri kehutanan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis input-output dengan menggunakan Tabel Input-Output Indonesia tahun 2016 klasifikasi 185 sektor yang diagregasi menjadi 25 sektor untuk analisis keterkaitan dan efek pengganda serta 18 sektor untuk analisis dampak investasi. Hasil analisis menunjukkan terdapat enam subsektor kehutanan yang memiliki kemampuan untuk menarik pertumbuhan produksi sektor hulunya, yaitu bubur kertas, bahan bangunan dari kayu, kayu gergajian dan olahan, kayu lapis dan sejenisnya, barang-barang lainnya dari kayu, gabus, bambu, dan rotan, serta kertas sementara terdapat satu subsektor kehutanan yang memiliki kemampuan untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor hilirnya, yaitu kayu. Nilai pengganda output, pendapatan, dan tenaga kerja tertinggi baik tipe I maupun tipe II didominasi oleh subsektor kayu gergajian dan olahan serta subsektor bubur kertas sedangkan nilai pengganda impor tipe I tertinggi terdapat pada subsektor kayu gergajian dan olahan serta nilai pengganda impor tipe II tertinggi terdapat pada subsektor kayu. Dampak dari adanya investasi pada sektor industri kehutanan berpengaruh paling besar terhadap sektor industri kehutanan itu sendiri baik itu output, pendapatan, tenaga kerja dan impor. Indonesia has great potential of forestry resources because the forest’s area reaches up to 120 million hectares. This can be the main capital in the development of the economy. However, the productivity of the forestry sector and the wood processing industry tends to decline which is requiring investment. This study aims to determine the linkages and multiplier effects of the forestry sector and the impact of investment in the forestry industry sector. The analytical method used an input-output analysis using the 2016 Indonesian Input-Output Table for the classification of 185 sectors which are aggregated into 25 sectors for linkage analysis and multiplier effects and 18 sectors for investment impact analysis. The results of the analysis show six forestry sub-sectors that is pulp, building materials from wood, sawn and processed wood, plywood, other goods made of wood, cork, bamboo, and rattan, and also paper can attract growth in the upstream sector while there is one forestry sub-sector that is timber can encourage growth in the downstream sector. The forestry sectors that have the highest output, income, and labor multiplier values are dominated by the sawn and processed wood sub-sector and the pulp sub-sector, while sawn and processed wood sub-sector has the highest type I import multiplier value and wood subsector has the highest type II import multiplier value. The impact of investment in the forestry industry sector has the greatest effect on the forestry industry sector itself, in terms of output, income, labor, and import.