Pengaruh Dana Desa Dalam Mengentaskan Kemiskinan Di Kabupaten Mandailing Natal: Analisis Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR)
Abstract
Program penurunan kemiskinan merupakan kebijakan pemerintah pusat yang
dicantumkan dalam Undang-Undang Desa Tahun 2014 tentang Desa. Undang-undang
tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menurunkan
kemiskinan melalui program dana desa. Kemiskinan merupakan isu krusial di
Kabupaten Mandailing Natal karena memiliki tingkat kemiskinan yang cukup tinggi
dibandingkan daerah lain di Tapanuli bagian selatan (Tabagsel).
Penelitian ini bertujuan untuk; 1) Menganalisis sebaran penduduk miskin dan
pola spasialnya di Kabupaten Mandailing Natal; 2) Menganalisis pengaruh dana desa
dan faktor lainnya terhadap penurunan tingkat kemiskinan di Kabupaten Mandaling
Natal 3) Merumuskan strategi untuk menurunkan tingkat kemiskinan dengan
menggunakan dana desa di Kabupaten Mandailing Natal. Penelitian menggunakan
metode analisis Gegoraphically Weighted Regression (GWR) dengan data cross section tahun 2018 pada 377 desa di Kabupaten Mandailing Natal.
Hasil penelitian menggambarkan adanya hubungan antar desa yang
ditunjukkan dengan nilai sebesar 0.152434 yang mana mengindikasikan autokorelasi
positif atau menggerombol (cluster). Nilai ini menujukkan bahwa desa yang
berdekatan memiliki karakteristik yang relatif sama. Uji Lisa menggambarkan pola
spasial kemiskinan yang terklaster ke dalam empat kriteria kemiskinan yaitu
sebanyak 45 desa adalah kriteria High-high, sebanyak 48 desa kriteria low-low.
Sebanyak 8 desa low-high dan 10 adalah kriteria high low. Sedangkan analisis GWR
menunjukkan dana desa memiliki pengaruh yang beragam dalam menurunkan
kemiskinan di Kabupaten Mandailing Natal.
Bidang penyelenggaraan pemerintah berpengaruh pada taraf nyata 0.05 di
Kecamatan Natal, Batahan, Batang Natal, Lingga Bayu, Sinunukan dan Muara
Batang Gadis. Bidang pembangunan infrastruktur hanya berpengaruh di Kecamatan
Muara Batang Gadis. Bidang pemberdayaan dan pembinaan masyarakat desa hanya
berpengaruh pada wilayah pantai barat yakni Kecamatan Natal, Batahan, Muara
Batang Gadis, Sinunukan, Lingga Bayu, Ranto Baek dan Batang Natal. Sedangkan
program kemiskinan lainnya yakni IPD, Rastra, PKH, Jumlah toko kelontong dan
pengguna PLN juga memiliki pengaruh yang beragam terhadap kemiskinan.
Adapun alternatif kebijakan untuk menurunkan kemiskinan Kabupaten
Mandailing Natal diprioritaskan pada wilayah kuadaran high-high dan high-low.
Wilayah high-high ini adalah desa tingkat kemiskinan yang tinggi dikelilingi oleh
desa tingkat kemiskinan tinggi. Wilayah high-low adalah desa yang memiliki tingkat
kemiskinan tinggi dikelilingi oleh desa tingkat kemiskinan rendah. Program
penurunan kemiskinan pada desa-desa yang memiliki kemiskinan tinggi, disesuaikan
dengan karakteristikdan kebutuhan tiap kluster.
Kata kunci: Dana Desa, Kemiskinan, Spasial, dan GWR The poverty reduction program is the central government's policy included
in the 2014 Village Law on Villages. The law aims to improve community
welfare and reduce poverty through the village fund program. Poverty is a crucial
issue in Mandailing Natal Regency because it has a slightly high poverty rate in
the southern Tapanuli area (Tabagsel).
This research aims to; 1)Analyzing the distribution of the poor and their
spatial patterns in Mandailing Natal District; 2) Analyzing the effect of village
funds and other causes on reducing poverty in Mandaling Natal Regency 3)
Formulate a strategy to reduce poverty by using village funds in Mandailing Natal
District. This study uses the Geographically Weighted Regression (GWR)
analysis method with cross-sectional data in 2018 in 377 villages in Mandailing
Natal Regency.
The results of this study illustrate the relationship between villages, which
is indicated by a value of 0.152434, which indicates positive autocorrelation or
clusters. This value shows that the adjacent villages have relatively the same
characteristics. The Lisa test illustrates the spatial pattern of poverty clustered into
four poverty criteria, namely 45 villages with High-high criteria, 48 villages with
low-low criteria, 8 villages with low-high and 10 are high-low criteria.
Meanwhile, the GWR analysis on village funds has various effects in reducing
poverty in Mandailing Natal District.
The government administrative sector has a significant effect value of 0.05 in
the Districts including Natal, Batahan, Batang Natal, and Lingga Bayu, Sinunukan
and Muara Batang Gadis. The infrastructure development sector only affects
Muara Batang Gadis sub-district. The sector of empowerment and development of
rural communities only affects the west coast area, namely Natal, Batahan, Muara
Batang Gadis, Sinunukan, Lingga Bayu, Ranto Baek and Batang Natal Districts.
Meanwhile, other poverty programs, namely IPD, Rastra, PKH, number of
grocery stores and PLN users also have various effects on poverty. This can
indicate that there is a spatial influence on poverty in Mandailing Natal Regency.
The alternative policies to reduce poverty in Mandailing Natal Regency are
prioritized in the high-high and high-low quadrants. This is because the area is a
village with a high poverty rate surrounded by villages with a high poverty rate
and is a village with a high poverty rate surrounded by villages with a low poverty
rate. Poverty reduction programs in villages are adapted to the characteristics and
needs of each cluster.
Keywords: village fund, poverty, spatial, and GWR
Collections
- MT - Economic and Management [2971]