Kajian Strategi Rantai Pasok Pewarna Tekstil Alami yang Berkelanjutan
Date
2021Author
Elsahida, Kartika
Fauzi, Anas Miftah
Sailah, Illah
Siregar, Iskandar Zulkarnaen
Metadata
Show full item recordAbstract
Potensi pengembangan pewarna tekstil alami menggantikan pewarna tekstil sintetis sangat tinggi. Saat ini pewarna tekstil alami masih diminati oleh pasar ekspor dan domestik dalam bentuk pasta dan cair. Di sisi lain, penggunaan pewarna tekstil alami masih menghadapi kendala walau memiliki prospek yang baik, salah satunya adalah tidak adanya jaminan ketersediaan bahan baku. Industri pewarna tekstil alami yang umumnya didominasi oleh industri kecil menengah melakukan sendiri proses ekstraksi dengan memanfaatkan tanaman yang terdapat atau sengaja ditanam sekitar pabrik. Tantangan skala besar dalam pengembangan pewarna alami membutuhkan keberlanjutan rantai pasok untuk menjamin ketersediaan produk pewarna alami. Tujuan penelitian secara umum adalah melakukan kajian strategi rantai pasok pewarna tekstil alami yang berkelanjutan. Tujuan khusus penelitian adalah untuk i) menganalisis kondisi on-farm dari penghasil pewarna alami, ii) mengidentifikasi skema dan mengukur kinerja rantai pasok pewarna tekstil alami serta iii) merumuskan strategi rantai pasok produk pewarna tekstil alami yang berkelanjutan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan pengumpulan data meliputi wawancara dengan informan kunci, observasi, dan pengumpulan dokumen terkait. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada komoditas bahan baku pewarna yang berasal dari Strobilanthes cusia (assam indigo), Indigofera tinctoria (tarum), Caesalpinia sappan L. (kayu secang), dan Cudrania javanensis (kayu tegeran) dengan lokasi penelitian berada di Sukoharjo dan Temanggung, Jawa Tengah. Analisis data terdiri dari analisis kinerja rantai pasok dengan metode SCOR (Supply Chain Operation Reference), analisis kebelanjutan rantai pasok yang terdiri dari aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek lingkungan dengan metode MDS (Multidimensional Scaling), serta analisis strategi pengembangan rantai pasok produk pewarna tekstil alami yang berkelanjutan dengan metode ANP (Analytical Network Process).
Ketersediaan assam indigo, tarum dan kayu secang dapat diperoleh dari petani sekitar, sedangkan ketersediaan kayu tegeran masih dipasok dari impor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas utama pada rantai pasok dimulai dari pembibitan, pemeliharaan/perawatan, pemanenan, pengolahan pewarna sampai distribusi. Aktor yang terlibat terdiri dari petani, kelompok tani, industri pewarna tekstil alami, distributor, dan industri tekstil. Keberlanjutan rantai pasok pewarna tekstil alami pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan secara berturut-turut berada pada indeks 78, 97% (hampir berkelanjutan); 84, 19% (berkelanjutan) dan 80% (hampir berkelanjutan). Indeks keberlanjutan rantai pasok secara keseluruhan adalah 80, 29% pada posisi hampir berkelanjutan. Penelitian ini merekomendasikan strategi rantai pasok pewarna tekstil alami yang berkelanjutan dengan meningkatkan preferensi dan kepuasan konsumen serta pengelolaan lingkungan. Developing natural textile dyes for replacing synthetic textile dyes is highly potential. Currently, natural textile dyes are in demand by both export and domestic markets in the form of pastes and liquids. However, the limitation of the use of natural textile dyes is due to mainly availability of raw materials because the industries dominated by SME industries carry out the extraction process themselves by utilizing plants found or planted around the factory. The challenge in developing the natural dye industry on a large scale is the sustainability of the supply chain to ensure the availability of natural dye products. The general objective of this study was to analyze the supply chain strategy for sustainable natural textile dyes. The specific objectives of this study were: i) to analyze the on-farm conditions of natural dye producers; ii) to identify schemes and measure supply chain performance of natural textile dyes; iii) to formulate a supply chain strategy for sustainable natural textile dye products.
Qualitative and quantitative research was used for this study by collecting data from interviews with experts, observations, and collection of related documents. The scope of the research was limited to raw material for dye commodities from Strobilanthes cusia (assam indigo), Indigofera tinctoria (tarum), Caesalpinia sappan L. (sappan wood), and Cudrania javanensis (tegeran wood) at the research sites in Sukoharjo and Temanggung, Central Java. Data analysis consisted of supply chain performance analysis using the SCOR (Supply Chain Operation Reference) method; supply chain sustainability analysis consisting of economic, societal, and environmental aspects using the MDS (Multidimensional Scaling) method; and analysis of the supply chain development strategy for sustainable natural textile dye products using the ANP (Analytical Network Process) method.
Assam indigo, tarum, and sappan wood were obtained from local farmers, while tegeran wood was imported. The results showed that the main activities in the supply chain started from seeding, maintenance, harvesting, dye processing, and distribution. The actors involved consisted of farmers, farmer groups, natural textile dye industries, distributors, and textile industries. In term of the score of natural textile dye supply chain sustainability in the economic, societal, and environmental aspects, was at index of 78.97% (almost sustainable), 84.19% (sustainable), and 80% (almost sustainable), respectively. The overall supply chain sustainability index was 80.29% at an almost sustainable position. The recommended strategy to achieve a sustainable natural textile dye supply chain is to increase consumer preferences and satisfaction along with environmental management.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2283]