Nilai Kehilangan dan Potensi Pemanfaatan Food Waste sebagai Pakan Bebek
Date
2021-07Author
Ramadhita, Airana Nafira
Ekayani, Meti
Suharti, Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Fokus pengelolaan food waste di tingkat global telah tercantum pada Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan atau dikenal sebagai Sustainable Development Goals
pada Poin 12.3 yang bertujuan untuk mengurangi setengah dari sampah makanan
yang ada pada tahun 2030. Indonesia merupakan negara penyumbang food waste
kedua setelah Saudi Arabia menurut The Intelligence Economic Unit pada tahun
2017 yang diperkirakan satu orangnya dapat memproduksi 300 kilogram sampah
makanan per tahunnya. Kota Bandung merupakan kota yang memiliki indeks
pariwisata tertinggi dan memiliki 336 hotel berbintang untuk mendukung sektor
pariwisatanya. Berdasarkan studi yang dilakukan di Kota Bandung oleh Brigita dan
Rahardyan (2013), massa sampah makanan di hotel menduduki peringkat pertama
diantara PKL, Restoran dan Café. Salah satu faktor penyebab timbulan ini adalah
konsep prasmanan pada resto hotel. Berdasarkan hirarki pemulihan makanan dari
US EPA (2017) sampah makanan memiliki potensi untuk dijadikan pakan ternak,
terutama makanan yang tidak dapat diolah kembali menjadi pangan seperti sisa
makanan pada piring konsumen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kehilangan dari food waste
yang berasal dari sisa piring konsumen serta menganalisis potensi pemanfaatan
food waste menjadi pakan ternak. Penelitian dilakukan di Hotel Amaris Setiabudhi
dan Peternakan Bebek yang sudah memanfaatkan food waste menjadi pakan ternak
bebek. Responden konsumen resto hotel didapatkan melalui survei menggunakan
Google Form mengenai pengetahuan konsumen tentang pengelolaan serta
pemanfaatan food waste. Wawancara secara mendalam dilakukan kepada kepala
dapur dan bagian HRD Hotel Amaris, staf PD Kebersihan Kota Bandung dan
peternak yang telah memanfaatkan food waste sebagai pakan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai kehilangan dari food waste
yang berasal dari sisa piring konsumen mencapai Rp 4.607.324 per tahun dari nilai
mentah makanan dan sebesar Rp 57.114.991 per tahun berdasarkan penghitungan
dari nilai kehilangan berat masak. Kedua nilai kehilangan tersebut menunjukkan
adanya pemborosan sumberdaya, namun penghitungan dari proses produksi
makanan menunjukkan adanya sumberdaya yang tidak tercakup pada penghitungan
nilai kehilangan berdasarkan bahan mentah.
Alasan yang mendorong timbulnya food waste dari konsumen adalah rasa
yang kurang cocok, pengambilan porsi yang terlalu banyak dan waktu yang kurang
dalam menghabiskan makanan. Alasan terbesar yang dapat mencegah timbulnya
food waste adalah pemborosan makanan dan mengikuti ajaran agama. Saat ini
potensi pemanfaatan food waste sebagai pakan ternak sudah dilakukan oleh
peternak bebek. Sebagian kandungan nutrisi food waste sudah memenuhi standar
SNI, kandungan protein mendekati standar NRC untuk grower