Strategy to Develop Areca Nut Downstream Products in Aceh Province
Date
2021-07-13Author
Jannah, Miftahul
Machfud, Machfud
Sugiarto, Sugiarto
Metadata
Show full item recordAbstract
This study explored the potentials of areca nut downstream products to be
developed in Aceh province. Areca nut industry is potential to be developed in Aceh
due to the number of benefits from the nuts, by-products, and the great production of
areca nut. The development of areca nut industry will prosper the people who rely on
farming as the main livelihood. This research also providing alternatives strategies
for development the high value-added products of areca nut industry in Aceh.
This research was used in-depth interview and study literature to find the
potential products and the most suitable strategy for the development areca nut
agroindustry. Gap analysis and benefit effort analysis were used to determine the
most favourable strategy to be applied in Aceh Province. Meanwhile, value add
formulation and analysis were used to measure the added value of processed
products.
The results of value addition analysis revealed tannin and natural dye as the
most potential products to be developed in Aceh. By transforming one kilogram areca
nut into tannin and natural dye will add value Rp 127.000 and Rp 140.000,
respectively. Moreover, the development of areca nut downstream products in Aceh
is feasible and may prosper of all areca nut stakeholders due to the increasing of
awareness on sustainable environment and highly concern on healthy lifestyles.
Based on gap analysis, there are four crucial problems in areca nut
agroindustry, namely cultivation, process, market, innovation and entrepreneurship.
The strategies that derived from each category can be complementary to each other
to attain a high value-added agricultural product. Based on the expert judgment,
procuring the superior quality of areca nut’s seed will enhance the cultivation of areca
nut. On the other hand, the experts concur that the processing issues could be handled
by providing appropriate technology-drying equipment to the farmers. In addition, in
the market category, the experts agree that the community and all stakeholders lack
knowledge about areca nut downstream products. Afterward, innovation and
entrepreneurship are the ultimate criteria for the development of the downstream
products of areca nut, which is related to human resources. In this case, the training
for honing entrepreneurial skills has been assessed as the most decisive strategy.
The series of strategies will be recommended to the government and
hopefully could be applied in Aceh to develop Areca nut downstream products. This
strategy is expected to enhance cooperation between stakeholders to support the
development of high value-added areca nut products in Aceh. Furthermore, the
entrepreneur might seize the opportunity of new business by developing areca nut
products, while government can take this research as the basis of policy making. Pinang merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki potensi
besar untuk dikembangkan di Provinsi Aceh. Pengembangan industri pinang akan
mensejahterakan masyarakat yang mengandalkan perkebunan sebagai sumber mata
pencaharian utama. Penelitian ini memberikan alternatif strategi untuk
pengembangan produk turunan pinang yang memiliki nilai tambah tinggi di Aceh.
Data untuk menemukan produk yang paling potensial untuk dikembangkan
diperoleh melalui wawancara dengan narasumber dan kajian literature. Formulasi
strategi pada penelitian ini menggunakan metode Gap Analisis dan untuk memilih
strategi yang paling sesuai menggunakan metode Benefit Effort Analisis. Selain itu,
analis nilai tambah juga digunakan untuk mengetahui nilai tambah dari produk
turunan pinang.
Berdasarkan analisis nilai tambah, tanin dan pewarna alami merupakan
produk yang paling berpotensi untuk dikembangkan di Aceh. Nilai tambah yang
diperoleh dengan mengubah satu kilogram pinang menjadi tanin adalah Rp 127.000,
sedangkan nilai tambah dari pewarna alami adalah Rp 140.000 per satu kilogram
pinang.
Pengembangan produk-produk ini sangat memungkinkan karena
meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat dan ramah lingkungan.
Berdasarkan gap analisis, ada empat masalah krusial dalam agroindustri
pinang, yaitu budidaya, proses, pasar, serta inovasi dan kewirausahaan. Berdasarkan
penilaian ahli, pengadaan kualitas unggul bibit pinang akan meningkatkan
keberhasilan budidaya pinang. Selain itu, para ahli sependapat bahwa masalah
pengolahan pasca panen dapat ditangani dengan menyediakan teknologi tepat guna
seperti peralatan pengeringan kepada para petani. Dalam kategori pasar, para ahli
sepakat bahwa masyarakat dan semua pemangku kepentingan kurang mengetahui
potensi dan manfaat produk turunan pinang. Oleh sebab itu, sosialisasi tentang
pengenalan dan manfaat pengembangan produk turunan pinang perlu ditingkatkan.
Pada kategori inovasi dan kewirausahaan pelatihan dan peyuluhan untuk mengasah
keterampilan kewirausahaan telah dinilai sebagai strategi yang paling sesuai untuk
mendukung pengembangan produk turunan pinang.
Rangkaian strategi tersebut nantinya akan direkomendasikan kepada
pemerintah supaya bisa diterapkan di Aceh. Strategi ini diharapkan dapat
meningkatkan kerja sama antar stakeholder untuk untuk membangun dan
mengembangkan produk turunan pinang. Selanjutnya, pengusaha bisa
memanfaatkan peluang bisnis baru dengan mengembangkan produk pinang,
sementara pemerintah dapat mengambil penelitian ini sebagai dasar kajian dalam
membuat kebijakan.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2271]