Produktivitas dan Nilai Sapi Bali Jantan (Bos sondaicus) pada Bobot Potong Berbeda
Abstract
Harga sapi menjelang hari raya Iduladha biasanya melonjak tajam dan oleh
karena itu dapat berpengaruh terhadap nilai ternak, karkas dan daging sapi.
Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan produktivitas dan nilaisapi bali
yang dipotong pada bobot potong berbeda di PT. RPH Pramana Pangan Utama.
Penelitian menggunakan 16 ekor sapi bali dengan Rancangan Acak Lengkap
dengan empat kategori bobot potong (BP) yaitu BP I 250 - 275 kg, BP II 276 - 300
kg, BP III 301 - 325 kg, dan BP IV 326 - 350 kg. Data dianalisis menggunakan
analisis ragam, kemudian dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan jika
terdapat perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot
potong berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot karkas, bobot daging, persentase
tulang, bobot kulit, bobot jeroan, dan persentase kaki. Peningkatan bobot potong
menghasilkan peningkatan nilai ternak. Dalam kondisi normal, komponen karkas
(daging dan tulang) dan non karkas memiliki nilai yang lebih tinggi daripada sapi
bali hidup. Sebaliknya pada saat Iduladha, sapi bali hidupmemiliki nilai yang lebih
tinggi dari pada komponen daging, tulang dan non karkasyang dihasilkannya. Local cattle price could increase sharply during Iduladha festival and this
will have an effect on animal, carcass and beef valuations. This study aimed to
examine the differences in productivity and economic value of bali cattle
slaughtered at different end point in PT. Pramana Pangan Utama abattoir during
Iduladha festival. The study used 16 bali cattle alloted to a completely randomized
design with four categories of slaughter weights (BP), namely BP I 250 - 275 kg,
BP II 276 - 300 kg, BP III 301 - 325 kg, and BP IV 326 - 350 kg. Data were analyzed
using variance, then tested by Duncan's Multiple Range Test to determine the
differences between treatments. The results showed that slaughter weight had a
significant effect (P<0,05) on carcass weight, meat weight, bone percentage, skin
weight, green offal weight, and leg percentage. Increased slaughter weight resulted
in an increase in economic value of bali cattle. The economic value of carcass (meat
and bone) and non-carcass components would be higher at normal market situation
and conversely that of live cattle would higher during Iduladha festival.