Penilaian Pendedahan Virus African Swine Fever melalui Sampah Makanan Kapal Laut Internasional di Pelabuhan Tanjung Priok
Date
2021Author
Arimurti, Putut Isworo
Basri, Chaerul
Lukman, Denny Widaya
Metadata
Show full item recordAbstract
African swine fever (ASF) adalah penyakit menular pada babi yang disebabkan oleh African swine fever virus (ASFV). Penyakit ASF tidak bersifat zoonotik, tetapi mempunyai dampak kerugian ekonomi yang sangat signifikan bagi peternak babi di dunia. Salah satu sumber infeksi ASF berasal dari sampah makanan yang mengandung virus ASF aktif yang digunakan sebagai pakan babi (swill feeding). Adanya sampah makanan dari penumpang atau kru kapal yang berasal dari kapal negara tertular ASF yang diturunkan di pelabuhan berpotensi sebagai jalur masuknya ASF ke Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah menilai tingkat risiko pendedahan virus ASF melalui sampah makanan kapal laut internasional yang berasal atau transit dari negara tertular ASF di Pelabuhan Tanjung Priok.
Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2020 sampai Februari 2021. Penilaian risiko mengacu pada analisis risiko yang tercantum dalam Terrestrial Animal Health Code (TAHC) (OIE) dengan pendekatan kualitatif, penilaian pendedahan (exposure assessment) mengacu pada Biosecurity Australia (BA), dan tingkat ketidakpastian dinyatakan secara kategorisasi yang mengacu pada The European Food Safety Authority (EFSA). Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diambil dengan mengumpulkan pendapat pakar melalui kuesioner, wawancara mendalam dan observasi langsung di lapangan, kemudian dilanjutkan dengan penetapan konsensus dengan metode modifikasi Delphi Conference. Hasil konsesus kemudian diverifikasi oleh pihak responden yang telah ditetapkan untuk mendapatkan persetujuan bersama. Data sekunder didapatkan melalui literatur ilmiah, hasil uji laboratorium, pustaka, laporan, dan dokumen dari instansi yang berwenang.
Hasil penilaian akhir risiko pendedahan virus ASF melalui sampah makanan kapal laut internasional di Pelabuhan Tanjung Priok adalah amat sangat rendah dengan nilai ketidakpastian rendah. Risiko amat sangat rendah mempunyai arti bahwa kemungkinan kejadian pendedahan virus ASF ke babi melalui sampah makanan kapal laut internasional terutama yang berasal atau transit dari negara tertular ASF yang diturunkan di Pelabuhan Tanjung Priok adalah amat sangat jarang terjadi. Meskipun hasil penilaian pendedahan amat sangat rendah, namun kondisi ini tidak dapat diabaikan, sehingga diperlukan upaya untuk mencegah agar sampah makanan tersebut tidak terdedah ke babi. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat risiko antara lain dengan memperketat pengawasan terhadap kapal laut internasional yang berasal atau transit dari negara tertular ASF yang menurunkan sampah makanannya di pelabuhan, melakukan pemusnahan sampah makanan di tempat pembuangan khusus atau dengan menggunakan insinerator, dan melakukan sosialisasi aturan mengenai pelarangan penggunaan sampah makanan untuk pakan babi.
Kata kunci: ASF, kapal laut, penilaian pendedahan, sampah makanan, Tanjung Priok African swine fever (ASF) is an infectious disease in pigs caused by African swine fever virus (ASFV). ASF disease is not zoonotic but has a very significant economic loss impact for pig farmers in the world. One source of ASF infection comes from food waste containing the active ASF virus which is used as swill feeding. The presence of food waste from passengers or ship crews originating from ASF-infected country ships that have been unloaded at the port has the potential as an entry route for ASF to Indonesia. The purpose of this study was to assess the risk of exposure to the ASF virus through food waste from international ships originating or transiting from ASF-infected countries at Tanjung Priok Port.
The study was conducted from September 2020 to February 2021. Risk assessment referred to the risk analysis in the Terrestrial Animal Health Code (OIE) with a qualitative approach, development of exposure assessment referred to Biosecurity Australia (BA), and the level of uncertainty was expressed in a categorization that referred to The European Food Safety Authority (EFSA). The data derived from primary data and secondary data. Primary data was taken by collecting expert opinions through questionnaires, in-depth interviews, and observational study, then continued with consensus determination using the modified Delphi Conference method. The results of the consensus were then verified by the respondents who were appointed to obtain mutual consent. Secondary data was obtained through scientific literature, laboratory test results, literature, reports, and documents from authorized agencies.
The final assessment of ASF virus exposure through food waste from international ships at Tanjung Priok Port was extremely low with low uncertainty. The risk of extremely low meant that the exposure of the ASF virus to pigs was likely to occur extremely rarely through food waste from international ships especially originating or transiting from ASF-infected countries unloaded at the Port of Tanjung Priok. Although the results of the exposure assessment were extremely low, this condition cannot be ignored, so efforts are needed to prevent the food waste exposes to pigs. Preventive measures that can be taken to reduce the level of risk include tightening supervision of international ships originating or transiting from ASF-infected countries, especially ships which unload their food waste at the port, destroying food waste at special disposal sites or by using an incinerator, and disseminating information on the prohibition of using food waste for pig feed (swill feeding).
Keywords: ASF, exposure assessment, food waste, ship, Tanjung Priok
Collections
- MT - Veterinary Science [909]