Analisis Implementasi Keberlanjutan pada Perusahaan Pakaian Jadi Berorientasi Ekspor di Indonesia (Studi Kasus di Tiga Perusahaan Pakaian Jadi)
Abstract
Pertambahan penduduk dunia yang diperkirakan sebesar 8,6 miliar orang pada tahun 2030, membuat konsumsi pakaian jadi juga diperkirakan naik sebesar 102 juta ton per hari. Karena pertambahan penduduk dan permintaan pakaian jadi meningkat, menyebabkan dampak yang signifikan pada kondisi lingkungan dan sosial. Konsumsi air diperkirakan naik dari 79 miliar kubik menjadi 118 miliar kubik, emisi CO2 naik menjadi 2.791 juta ton dari 1.715 juta ton. Total emisi rumah kaca dari produksi tekstil dan pakaian jadi sebesar 1,2 miliar ton per tahun. Hal ini lebih tinggi dari total emisi rumah kaca semua penerbangan internasional dan pelayaran maritim. Dengan praktek industri dan rumah tangga seperti saat ini, dunia akan kekurangan 40 persen air tawar pada tahun 2030.
Indonesia sebagai salah satu produsen pakaian jadi yang memproduksi merek-merek global dengan nilai ekspor sekitar 7 miliar US dollar per tahun harus memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan sosial untuk memenuhi permintaan pasar global dan pengembangan bisnis. Industri pakaian jadi di Indonesia menghadapi tantangan yang berhubungan dengan keberlanjutan, Better Work Indonesia menemukan berbagai permasalahan keberlanjutan dalam audit keberlanjutan mereka terhadap 127 perusahaan pakaian jadi yang berorientasi ekspor. Sementara itu dari sisi lingkungan, beberapa kasus lingkungan akibat aktivitas perusahaan pakaian jadi menjadi perhatian banyak pemangku kepentingan terutama perusahaan dengan vertical setup yang memiliki proses yang lengkap dari pemintalan, penenunan, pencelupan, penjahitan, pencucian dan pengepakan akibat besarnya limbah yang dihasilkan dan dampak sosial pada karyawan dan masyarakat.
Penelitian ini berfokus pada perusahaan pakaian jadi vertical setup yang memiliki dampak yang besar pada lingkungan dan sosial karena penggunaan sumber daya alam terutama air yang besar dan mempunyai karyawan yang banyak. Perusahaan-perusahaan tersebut dituntut untuk tidak hanya berkontribusi pada ekonomi tetapi juga membantu menyelesaikan permasalahan keberlanjutan dalam aspek sosial dan lingkungan. Dari latar belakang tesebut tujuan penelitian ini adalah
(1) menganalisis arah kebijakan keberlanjutan dari tiga perusahaan pakaian berorientasi ekspor (2) menganalisis tingkat keberlanjutan ditiga perusahaan menurut pembeli internasional dan lembaga penilaian eksternal (3) menganalisis tiga perusahaan pakaian jadi dalam pelaksanaan keberlanjutan berdasarkan kerangka Triple Bottom Line dan Business Sustainability Typhology. Penelitian ini dilakukan dari Oktober 2020 hingga Februari 2021.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan melakukan diskusi kelompok terarah, wawancara yang mendalam dan menggunakan Analisa Hirarki Proses. Wawancara dilakukan terhadap tiga orang perwakilan dari tiga perusahaan yang diteliti dan tiga orang perwakilan eksternal dengan setiap orang yang mewakili institusi masing-masing. Perwakilan perusahaan merupakan top manajemen perusahaan dan manajer sustainability yang
General Information
mempunyai otoritas pada kebijakan dan pengimlementasian keberlanjutan perusahaan.
Ketiga perusahaan telah memiliki beberapa kebijakan keberlanjutan terkait dengan lingkungan dan sosial. Secara total ketiga perusahaan memiliki prioritas kebijakan yang lebih besar ke arah ekonomi dilanjutkan lingkungan dan terakhir sosial. Sementara menurut pihak eksternal ketiga perusahan memiliki tingkat keberlanjutan yang berbeda, dengan perusahaan A lebih baik dari kedua perusahaan yang lain dilanjutkan perusahaan B dan terakghir perusahaan C. Untuk Business Sustainainability Typology, ketiga perusahaan pada tingkat BST 1.0 dan masih harus menyeimbangkan dimensi TBL untuk mencapai True Sustainability.Ketiga perusahaan tersebut harus melakukan berbagai tindakan sehingga tidak terdapat varian pada setiap indikator BST 3.0.
Collections
- MT - Business [2031]