Kajian Manajemen Kawasan Hutan Desa Melalui Pemetaan Potensi Jasa Lanskap di Kabupaten Bantaeng
Abstract
Berdasarkan ketetapan pemerintah tentang luas hutan desa yaitu 704 ha, 339
ha diantaranya terletak di Desa Pattaneteang, Kecamatan Tompobulu. Desa
Pattaneteang memiliki potensi utama yaitu kawasan agroforestri kopi arabika,
cengkih dan penghasil madu. Selain itu Desa Pattaneteang memiliki sumber daya
air yang melimpah dan digunakan sebagai salah satu sumber air irigasi dansumber
energi pembangkit listrik. Tujuan dari penelitian ini adalah memetakan kawasan
Hutan Desa Pattaneteang, mengidentifikasi karakteristik dan potensi jasa lanskap
kawasan Hutan Desa Pattaneteang, menganalisis persepsi masyarakat terhadap
keberadaan Hutan Desa Pattaneteang, menyusun strategi pengelolaan lanskap hutan
desa bagi keberlanjutan lanskap Hutan Desa Pattaneteang, dan menyusun
rekomendasi bentuk pengelolaan Hutan Desa Pattaneteang.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pattaneteang, Kecamatan Tompobulu,
Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan pada bulan Oktober 2019-Mei 2020.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis spasial dan
metode kualitatif. Analisis spasial dilaksanakan berdasarkan hasil pengambilan
citra drone Desa Pattaneteang dan data spasial yang dimiliki oleh desa. Data
dikumpulkan dari studi pustaka dan studi lapangan. Studi pustaka dilakukan dengan
mengkaji sumber tertulis dari berbagai sumber referensi baik primer maupun
sekunder, sedangkan studi lapang dikumpulkan dengan cara berinteraksi langsung
dengan situasi lapang alamiah, yaitu dengan mengamati, mengidentifikasi,
wawancara terstruktur, kuesioner, dan Focus Group Discussion (FGD).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan administrasi pemerintah,
Desa Pattaneteang memiliki luas 1.309,9 ha sedangkan hasil pemetaan partisipatif
oleh pemerintah desa di tahun 2018 melalui penelusuran (tracking) Tim Pemetaan
Desa Pattaneteang diperoleh luas Desa Pattaneteang adalah 1.113 ha, dan
berdasarkan Drone Participatory Mapping diperoleh luas akhir Desa Pattaneteang
adalah 1.109,92 ha. Kualitas jasa lanskap keanekaragaman hayati dan C-Stock di
Desa Pattaeneteang berada dalam tingkatan “sangat baik”, memiliki peran ekonomi
bernilai tinggi pada HD Pemanfaatan namun berbeda dengan peran budaya, Hutan
Desa Pemanfaatan bernilai rendah. Uji korelasi Pearson menunjukkan terdapat
hubungan antara karakteristik responden dengan persepsi masyarakat terhadap
kesesuaian fungsi pemanfaatan hutan desa dan kontribusi masyarakat kelestarian
hutan desa sebagai penyedia jasa lingkungan. Selanjutnya berdasarkan penyusunan
rangking strategi analisis SWOT diperoleh sepuluh strategi pengelolaan lanskap
hutan desa bagi keberlanjutan Hutan Desa Pattanateang. Strategi pengelolaan
tersebut berupa koordinasi dan kerjasama antara pihak-pihak terkait pemerintah,
masyarakat, LSM, lembaga pendidikan dan lembaga terkait lainnya dalam
mewujudkan keberlanjutan lanskap Hutan Desa Pattaneteang, baik secara ekologi,
ekonomi, maupun sosial dan budaya.
Collections
- MT - Agriculture [3683]