Pengembangan Protokol Sterilisasi dan Regenerasi In Vitro Tunas Aksilar Pepaya
Abstract
Pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu buah yang populer di
masyarakat Indonesia. Umumnya perbanyakan tanaman pepaya melalui biji, akan
tetapi sebagian besar tanaman yang diperbanyak dari biji menghasilkan tanaman
dengan profitabilitas rendah karena heterogenitas dan variasi genetik yang
diakibatkan oleh penyerbukan silang. Melalui kultur in vitro maka dapat diperoleh
tanaman yang seragam dan true-to-type. Penelitian ini terdiri dari 3 percobaan
pada 3 jenis pepaya (Caliso, Callina, dan Sukma) yakni sterilisasi tunas,
proliferasi tunas, dan perakaran tunas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh metode sterilisasi tunas aksilar yang berasal dari lapangan
dan rumah kaca, mengetahui pengaruh kombinasi BAP (Benzyl Amino Purine)
dan GA3 (Gibberellic Acid) pada pertumbuhan dan perbanyakan tunas aksilar
pepaya, dan mengetahui pengaruh kekuatan media MS yang dikombinasikan
dengan IBA pada konsentrasi berbeda terhadap perakaran planlet pepaya. Tunas
pepaya yang berukuran 0.5-1.0 cm dan berusia 2 minggu yang dipanen dari
lapangan dan rumah kaca dilakukan sterilisasi pada 4 metode yaitu M1: metode
dasar, M2: penyemprotan tunas dengan menggunakan alkohol 70% dan
dilanjutkan dengan metode dasar, M3: penyemprotan tunas dengan menggunakan
fungisida dan bakterisida dan dilanjutkan dengan metode dasar, dan M4:
penyemprotan tunas dengan fungisida dan bakterisida, kemudian tunas direndam
pada aquadest steril bersuhu rendah (4-8 oC) dan dilanjutkan dengan metode dasar.
Pada tahap pertumbuhan, tunas yang bebas kontaminasi dikultur pada media MS
dengan penambahan BAP pada konsentrasi 0.0, 0.5, 1.0, 1.5, dan 2.0 mg L-1
yang
dikombinasikan dengan GA3 dengan konsentrasi 0.0, 0.3, dan 0.4 mg L-1
. Pada
tahap perakaran, tunas yang berukuran 1.5 cm dikultur pada media ½ MS dan MS
yang dikombinasikan dengan 0.0, 0.5, 1.0 dan 1.5 mg L-1
IBA. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tunas aksilar asal rumah kaca dengan metode sterilisasi M4
merupakan eksplan dengan persentase kontaminasi terendah untuk seluruh
kultivar pepaya yang diuji. Media terbaik untuk menghasilkan pertumbuhan tinggi
tunas optimum adalah BAP 0.5 mg L-1
dan GA3 0.3 mg L-1
untuk Caliso dan BAP
0.5 mg L-1
dan GA3 0.4 mg L-1
untuk Callina dengan tinggi rata-rata 1.6 dan 1.8
cm. Sedangkan pada kultivar Sukma, tinggi tunas maksimum diperoleh pada BAP
2 mg L-1
dan GA3 0.4 mg L-1 meskipun tinggi tunas belum memenuhi kriteria
untuk dipindahkan ke media perakaran. Pada tahap perakaran, kombinasi media ½
MS dengan penambahan hormon IBA 0.5 mg L-1
diperoleh jumlah akar tertinggi
yaitu 2 akar per tunas pada eksplan tunas Caliso sedangkan kultivar Callina tidak
terdapat pembentukan akar.
Collections
- MT - Agriculture [3772]