Evaluasi Kadar Gula Dalam Ceri Untuk Menilai Kualitas Kopi Arabika (CofFeea arabica L.) di Pangalengan, Bandung
Abstract
Kegiatan panen merupakan salah satu hal penting pada budidaya kopi.
Panen dan pascapanen dapat menentukan kualitas kopi yang dihasilkan. Warna ceri
kopi menjadi parameter waktu panen dan kematangan, selain itu juga pengukuran
kadar gula (brix) yang terdapat dalam lendir ceri kopi digunakan untuk
memaksimalkan parameter kematangan yang optimal. Tujuan penelitian adalah
untuk menganalisis tingkat kadar gula terlarut dalam ceri kopi, untuk
memaksimalkan proses panen kopi arabika di perkebunan kopi Malabar
Pangalengan. Alat yang digunakan untuk pengukuran adalah refraktometer brix
portabel. Kegiatan dilaksanakan pada 27 Januari hingga 8 April 2020 di PT Sinar
Mayang Lestari, Bandung. Penelitian dilakukan melalui kegiatan pengambilan
sampel ceri kopi pada musim panen 2020 di kebun pegunungan Malabar,
Pangalengan. Sampel yang diambil sebanyak 100 sampel dengan proporsi 50
sampel ceri kopi matang kurang optimal (kuning-merah); 50 sampel ceri matang
optimal (merah-merah tua). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel ceri kopi
dengan kematangan optimal memiliki kadar gula terlarut (nilai brix) sebesar 12-16⁰
brix. Nilai brix kopi matang optimal lebih besar dibandingkan ceri kopi matang
kurang optimal, yakni kadar gula terlarut sebesar 7-12⁰ brix. Kadar gula (brix) pada
panen kopi arabika berpengaruh nyata terhadap kualitas kopi yang dipanen.