Peranan Perdagangan dan Klasterisasi Ekonomi pada Pertumbuhan Ekonomi Wilayah di Indonesia
Date
2019Author
Yusuf, Nurjannah
Firdaus, Muhammad
Barus, Baba
Hakim, Dedi Budiman
Metadata
Show full item recordAbstract
Setiap wilayah saling berhubungan melalui perdagangan. Menganalisis
hubungan antara perdagangan dan pertumbuhan ekonomi, tidak dapat mengabaikan
unsur spasial. Karena pendapatan suatu wilayah berkaitan dengan perekonomian
wilayah tetanggaan, yang merupakan area jangkauan pengaruh dari suatu kegiatan
ekonomi. Ketimpangan ekonomi baik antarwilayah maupun antarprovinsi masih
menjadi masalah perekonomian nasional. Kebijakan ekonomi seperti KEK, belum
mampu merubah kondisi perekonomian wilayah yang berada di timur Indonesia
bertumbuh seperti di wilayah barat. Meskipun perdagangan ekspor raw material
banyak yang berasal dari wilayah timur.
Penelitian ini terdiri dari tiga aspek, yaitu: (1) peran perdagangan dalam
menentukan pola pertumbuhan ekonomi regional, (2) pola spasial dalam aliran
perdagangan antar provinsi, dan (3) Efek spasial dalam perekonomian Indonesia.
Analisis pertama menggunakan data tentang komposisi ekspor yang dinyatakan
dalam indeks, dan evolusi pertumbuhan ekonomi regional. Analisis kedua
menggunakan metode LISA, yaitu lokal Moran dan Lokal Getis-Ord. Bagian
terakhir menggunakan spasial autokorelasi, model spasial ekonometrik, dengan
bantuan software R.
Hasil analisis menunjukkan pentingnya peran perdagangan sektor sekunder
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional. Wilayah bagian tengah
Indonesia membentuk klaster perdagangan ekspor dan impor domestik dan
internasional. Peran pelabuhan nasional sekitar 56-57 persen dalam perdagangan
impor domestik. Sedangkan untuk ekspor internasional, pelabuhan yang tidak
diusahakan berperan sekitar 90 persen. Setiap peningkatan nilai ekspor ke luar
provinsi sebesar US$ 1 juta, meningkatkan pendapatan provinsi sebesar US$ 0,318.
Setiap peningkatan nilai US$ 1 juta impor, meningkatkan pendapatan daerah
sebesar US$ 0,381. Jika memperhitungkan nilai kurs rupiah terhadap US$
(Rp13.500), hanya memberikan tambahan pendapatan penduduk sebesar Rp 5.144.
Efek spasial ini memang kecil karena parameter spasial yang ditemukan lemah.