Perkembangan dan Kelangsungan Hidup Larva Siput Mata Bulan (Turbo chrysostomus) pada Kondisi Suhu dan Salinitas yang Berbeda
Date
2021-01-20Author
Hamzah, Aris Sando
Nirmala, Kukuh
Supriyono, Eddy
Effendi, Irzal
Metadata
Show full item recordAbstract
Siput mata bulan (Turbo chrysostomus) merupakan salah satu organisme invertebrata yang sangat digemari oleh masyarakat karena memiliki rasa yang gurih, kandungan gizi yang tinggi, bentuk cangkang yang menarik serta menjadi salah satu organisme akuarium laut yang digemari. Akibat dari hal tersebut maka ketersediaan siput mata bulan di alam mulai terancam. Pembenihan siput mata bulan sangat dipengaruhi oleh suhu dan salinitas yang menyebabkan abnormalitas pada telur dan larva, menghambat perkembangan larva serta mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup. Sehingga dari hal tersebut maka perlu untuk mencari suhu dan salinitas optimum dalam mendukung pembenihan siput mata bulan.
Tahap persiapan dimulai dengan mengamplas wadah penelitian dan plat sampai kasar. Setelah itu, 3 unit plat digantung pada masing-masing wadah penelitian. Penumbuhan pakan dilakukan pada 2 Minggu sebelum penebaran larva dengan mengkultur pakan alami jenis Navicula sp pada media pemeliharaan larva. Penelitian ini mencakup 3 stadia pengamatan antara lain stadia I (larva veliger hingga juvenil 20 hari), stadia II (juvenil 20 hari hingga juvenil 40 hari) dan stadia III (juvenil 40 hari hingga juvenile 60 hari). Pada stadia I media percobaan diberikan perlakuan suhu dan salinitas. Pada stadia II dan III, juvenil dipelihara pada kondisi lingkungan alami. Data pertumbuhan, daya penempelan larva dan kelangsungan hidup dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) sedangkan data karakteristik induk, daya tetas telur, perkembangan stadia, dan kualitas air dianalisis secara deskriptif.
Stadia veliger pratorsi dicapai sekitar 11 jam 36 menit setelah fertilisasi atau sekitar 3 jam setelah trokofor. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan A1B3 memberikan waktu pencapaian stadia veliger pascatorsi awal dan akhir tercepat yaitu masing-masing 19 jam 36 menit dan 22 jam 36 menit setelah pembuahan. Suhu tidak berpengaruh nyata sedangkan salinitas berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan siput mata bulan. Sedangkan pada tingkat kelangsungan hidup dan daya penempelan larva, suhu dan salinitas memberikan pengaruh yang nyata. Perlakuan A1B3 dan A1B2 memberikan persentase tingkat kelangsungan hidup dan daya penempelan larva tertinggi. Kisaran suhu dan salinitas optimum bagi pemeliharaan larva siput mata bulan yaitu suhu 26,5–27,5oC dan salinitas 31,5–35,5 ppt. Suhu dan salinitas pada media pemeliharaan larva sangat berpengaruh dalam mendukung performa pembesaran siput mata bulan.
Collections
- MT - Fisheries [3197]
