Karakteristik, Sumber dan Risiko Lingkungan Senyawa Hidrokarbon Aromatik Polisiklik (PAH) di Perairan Cilincing, Teluk Jakarta
Abstract
Senyawa PAH merupakan kontaminan organik yang bersifat persisten, toksik, karsinogenik, dan mutagenik terhadap lingkungan laut. Senyawa PAH dapat diidentifikasi melalui komponen abiotik dan biotik untuk menentukan tingkat kosentrasinya. Komponen abiotik yang biasa digunakan untuk monitoring kualitas perairan yaitu air laut, padatan tersuspensi dan sedimen, sedangkan untuk komponen biotik umumnya menggunakan biota bentik yang menetap di ekosistem perairan. Biota bentik yang umum digunakan yaitu dari jenis bivalvia, seperti kerang hijau. Kerang hijau telah lama digunakan sebagai bioindikator kontaminan organik di perairan laut seperti PAH. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan kecenderungan nilai konsentrasi PAH dalam kurun waktu tahun 2007-2019, menduga sumber dan mekanisme masuknya PAH ke perairan, melakukan penilaian terhadap risiko lingkungan PAH yang mungkin terjadi di Perairan Cilincing, Teluk Jakarta.
Sampel air laut, TSS, sedimen, dan kerang hijau diambil di Perairan Cilincing dan disimpan dalam kontainer es dengan suhu 4oC, untuk selanjutnya dianalisis di laboratorium. Semua jenis sampel kemudian diekstraksi dan dilanjutkan dengan fraksinasi dengan pelarut n-pentana: diklorometana, kemudian hasilnya diinjeksikan di alat kromatografi gas-spektrometer massa (GCMS). Studi pustaka digunakan untuk melihat perbandingan tingkat konsentrasi PAH pada penelitian terdahulu.
Hasil penelitian menunjukkan nilai konsentrasi PAH yang fluktuatif dalam rentang periode waktu tahun 2007-2019 di Perairan Cilincing, sehingga masih belum dapat ditentukan kecenderunganya. Sumber PAH di perairan ini berasal dari kombinasi hasil proses pirogenik dan petrogenik, yang diindikasikan berasal dari buangan emisi mesin kendaraan bermotor dan petroleum. Berdasarkan sumber PAH yang diidentifikasi maka dapat diduga bahwa PAH diperairan ini berasal dari input aliran sungai dan deposisi atmosfer, kemudian tenggelam, mengendap dan terakumulasi dalam sedimen. Sementara itu, risiko dari adanya PAH di Perairan Cilincing ini belum memberikan efek buruk secara biologis terhadap organisme yang hidup perairan ini. Pada biota kerang hijau, risiko keamanan pangan terhadap konsumsi biota ini berdasarkan kandungan senyawa karsinogenik, nilainya masih di bawah nilai ambang batas yang diperbolehkan. Namun demikian, diperlukan kehati-hatian dan kewaspadaan dalam pemanfaatan biota kerang hijau ini sebagai sumber daya konsumsi dari jenis makanan laut oleh masyarakat karena adanya kandungan senyawa karsinogenik.
Collections
- MT - Fisheries [3016]