Karakteristik Kayu Jati Klon Solomon dan Evaluasi Mutunya sebagai Bahan Baku Wooden Furniture
Abstract
Tujuan penelitian adalah mengkaji karakteristik kayu jati klon solomon umur 13 tahun asal hutan tanaman rakyat di Parung, Bogor termasuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhinya terutama perbedaan lokasi contoh uji dalam batang dan segmentasi (nomor riap tumbuh), serta menganalisis kelayakan kayu sebagai bahan baku pembuatan wooden furniture. Karakteristik kayu yang dikaji meliputi keberadaan kayu dewasa yang dievaluasi berdasarkan variasi radial nilai panjang serat, tebal dinding serat, dan sudut mikrofibril (MFA) dari empulur ke kulit; berat jenis (BJ), stabilitas dimensi, dan keawetan alami; sedangkan kelayakan kayu sebagai bahan baku furniture dievaluasi mengacu persyaratan teknis yang termuat dalam standar dan rujukan. Panjang dan tebal dinding serat dianalisis menggunakan sediaan maserasi, MFA dengan sediaan microtome, sifat fisis menggunakan BS 373.57 yang dimodifikasi, sedangkan keawetan alami terhadap rayap kayu kering dan jamur pelapuk putih mengikuti SNI 7207.2014. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik kayu jati yang diteliti adalah sebagai berikut: belum memiliki kayu dewasa namun periode kayu juvenil sudah berakhir pada tahun ke-10, bercorak dekoratif, panjang serat 949‒1188 µm, tebal dinding 5,96‒6,89 µm, MFA 28,86‒34,23 °, BJ rata-rata 0,55, stabil (T/R-rasio rata-rata 1,82), tahan jamur (Kelas Awet II), dan sangat tahan rayap kayu kering (Kelas Awet I). Lokasi contoh uji dalam batang mempengaruhi semua parameter uji, kecuali BJ kayu dan T/R-rasio, sedangkan pengaruh segmentasi berfluktuasi. Secara umum, kayu jati klon solomon ini layak dijadikan bahan baku pembuatan wooden furniture. Jati klon solomon yang diteliti belum dapat dikategorikan sebagai jenis cepat tumbuh, dan daur 13 tahun sebagaimana yang sudah ditetapkan masih perlu dipertimbangkan. Kata kunci: jati klon solomon, keawetan alami, MFA, sifat fisis, wooden furniture.
Collections
- MT - Forestry [1419]