Induksi Keragaman Genetik Bawang Putih Lokal Indonesia Menggunakan Iradiasi Sinar Gamma Co-60
View/ Open
Date
2021-03-18Author
Pangestuti, Prajna Wiweka
Dinarti, Diny
Sudarsono
Metadata
Show full item recordAbstract
Bawang putih merupakan bumbu rempah-rempah terpenting kedua di
Indonesia setelah bawang merah. Bawang putih mengandung asam amino yang
biasa di sebut "Allin" yakni unsur kimia utama dalam bawang putih yang bersifat
antiseptik. Selain untuk bumbu rempah, bawang putih dipercaya sebagai obat
untuk berbagai penyakit dan ekstrak bawang putih dapat digunakan sebagai
insektisida, fungisida dan bakterisida.
Bawang putih merupakan tanaman diploid yang biasa diperbanyak secara
klonal atau vegetative di Indonesia, sehingga keragaman genetiknya rendah.
Mutasi merupakan teknik yang tepat untuk merakit keragaman baru pada tanaman
yang perbanyakkannya secara vegetative. Mutasi induksidengan sinar gamma
sangat efektif dalam meningkatkan sumber daya genetik tanaman.
Analisis pada tingkat morfologi dianggap belum cukup untuk membuktikan
adanya keragaman. Metode lain yang bisa digunakan adalah penggunaan marka
molekuler untuk membandingkan efek genotipe pada tingkat DNA. Salah satu
metode analisis molekuler adalah Marka mikrosatelit Simple Sequence Repeats
(SSR). Marka molekuler ini telah dibuktikan memiliki keefektifan yang baik
untuk proses pengorganisasian meteri genetik berdasarkan jarak genetik serta
pemetaan gen. Kelebihan dari marka SSR yakni: bersifat kodominan, memiliki
tingkat folimorfisme tinggi, memiliki marka yang kebanyakan monolokus serta
mengikuti sistem hereditas hukum Mendel, terdapat kandungan informasi yang
lebih mendalam.
Beberapa hasil penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa penggunaan sinar
gamma dilaporkan mampu memberikan efek positif pada tanaman. Saraswati
(2002) melaporkan bahwa dosis radiasi pada bawang putih cv. Lumbu Hijau yang
memberikan pengaruh paling baik pada pertumbuhan dan produksi mutan bawang
putih pada generasi ketiga adalah dosis 3 Gy. Nurrohma (2004) melaporkan,
perlakuan dosis radiasi 6 Gy merupakan dosis yang menguntungkan untuk
mendapatkan mutan bawang putih cv. Lumbu Hijau yang mampu beradaptasi di
dataran rendah. Penelitian Indriatama et al. (2016) melaporkan teknik iradiasi
terbagi mampu menginduksi nilai rataan yang lebih tinggi dengan kisaran yang
lebih luas pada karakter panjang malai dan jumlah spikelet per malai dibanding
teknik iradiasi yang lain. Teknik iradiasi terbagi dan terbagi menghasilkan ragam
yang lebih besar dibanding iradiasi akut pada karakter hasil biji per tanaman pada
populasi M2. Penelitian pendahuluan yelni et al. (2019) menghasilkan LD50 untuk
bawang tunggal cv. Tawangmangu baru sebesar 2 Gy.
Ma et al. (2009) melaporkan, luasan variasi dalam kesamaan genetik antara
aksesi bawang putih yang berbeda yang dihasilkan oleh SSR mencerminkan
tingkat polimorfisme yang tinggi pada tingkat DNA. Mahajan et al. (2009)
melaporkan, 21 dari 24 lokus bawang bombai adalah polimorfik dan 64 fragmen
yang berbeda diamplifikasi dalam 16 analisis kultivar. Fischer dan Bachmann
(1998); Mahajan et al. (2009) merujuk penanda mikrosatelit sebagai metode
sukses yang efisien dan relatif murah dalam bawang. Oh et al. (2004); Mahajan et ii
al. (2009) menggunakan penanda mikrosatelit untuk karakterisasi suatu spesies
apomiktif Allium senescens.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keragaman genetik bawang
putih lokal Indonesia sehingga dapat diciptakannya varietas unggul baru yang
sesuai dengan keinginan masyarakat Indonesia, yakni ukuran umbi besar dan
dapat beradaptasi luas.
Penelitian ini terbagi menjadi 3 percobaan. Percobaan pertama dan kedua
masing-masing menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT).
Percobaan pertama RKLT dengan disain petak terbagi. Petak utama adalah
genotipe yang terdiri atas 3 taraf yaitu (Ciwidey, Lumbu Kuning dan
Tawangmangu Baru). Anak petak adalah dosis tunggal iradiasi sinar gamma yang
terdiri dari masing-masing 7 taraf untuk masing-masing bahan tanam, yaitu: 0, 1,
2, 4, 6, 8, dan 10 Gy (siung) dan taraf 0, 0.5, 0.75, 1, 1.25, 1.5, dan 1.75 Gy
(bulbil). Setiap kombinasi perlakuan diulang 4 kali. Percobaan kedua RKLT
dengan petak utama adalah genotipe yang terdiri atas 3 taraf yaitu (Ciwidey,
Lumbu Kuning dan Tawangmangu Baru). Anak petak adalah dosis terbagi iradiasi
sinar gamma yang terdiri dari masing-masing 7 taraf dosis iradiasi yaitu: 0,
0.5+0.5, 1+1, 2+2, 3+3, 4+4, 5+5 Gy (siung) dan 0, 0.25+0.25, 0.375+0.375,
0.5+0.5, 0.625+0.625, 0.75+0.75, 0.875+0.875Gy (bulbil). Percobaan ketiga
adalah karakterisasi morfologi berdasarkan panduan UPOV dan berdasarkan
marka SSR. Pengamatan terdiri dari : tinggi tanaman, jumlah daun, diameter
umbi, bobot basah tanaman, jumlah siung dan karakterisasi UPOV serta analisis
marka SSR.
Keragaman genetik bawang putih berhasil ditingkatkan melalui iradiasi
sinar gamma. Adanya LD50 pada masing-msing genotipe bawang putih. Teknik
iradiasi terbagi lebih mampu menekan pertumbuhan tanaman dibandingkan
dengan teknik iradiasi tunggal. Untuk teknik iradiasi tunggal dengan bahan tanam
siung, dosis 2 Gy merupakan dosis untuk perbaikan pertumbuhan tinggi tanaman,
pembesaran diameter umbi dan bobot tanaman. Dosis teknik iradiasi terbagi, dosis
untuk perbaikan pertumbuhan tinggi tanaman adalah dosis 0.5+0.5 Gy, untuk
pembesaran diameter umbi dan bobot tanaman adalah dosis 1+1 Gy. Untuk bahan
tanam bulbil dengan teknik iradiasi tunggal, dosis yang mampu menginisiasi
pertumbuhan tanaman adalah dosis 1.5 Gy dan untuk pembesaran umbi adalah
dosis 0.5 Gy. Sedangkan untuk teknik iradiasi terbagi, dosis untuk pertumbuhan
tanaman dan pembesaran diameter umbi adalah dosis 0.5+0.5 Gy. Dosis untuk
bobot tanaman adalah dosis 0.25+0.25 Gy. Genotipe bahan tanam siung yang
paling baik pertumbuhannya adalah genotipe Lumbu Kuning dan genotipe bahan
tanam bulbil yang paling baik pertumbuhannya adalah genotipe Tawangmangu
Baru. Berdasarkan analisis klaster, antara genotipe memiliki jarak genetik yang
berdekatan. Terdapat perbedaan morfologi berdasarkan parameter UPOV pada ke
tiga genotipe bawang putih. Terdapat kedekatan jarak genetik antara ketiga
genotipe bawang putih dan terdapatnya mutan putatif bawang putih berdasarkan
marka SSR
Collections
- MT - Agriculture [3772]