Analisis kondisi lokasi bertelur maleo senkawor (macrocephalon maleo) di kabupaten Mamuju provinsi Sulawesi Barat
Abstract
Maleo senkawor (Macrocephalon maleo) merupakan salah satu burung endemik yang terdapat di Sulawesi. Dikenali sebagai megapoda, Maleo senkawor meletakkan telur pada lokasi bertelur komunal di dalam lubang berpasir, kemudian telur di inkubasi dengan sumber panas berasal dari sinar matahari atau aktivitas vulkanis. Saat ini, hampir semua lokasi bertelur menunjukkan kerawanan karena tindakan pengrusakan kondisi lokasi bertelur, gangguan intensif pada lokasi bertelur, akses terbatas bagi Maleo senkawor, dan invasi vegetasi sekunder di lokasi bertelur. Semua hal tersebut berakibat pada ditinggalkannya lokasi bertelur oleh Maleo senkawor. Survei dilakukan pada 23 lokasi bertelur di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. Ditemukan 18 lokasi bertelur aktif, 2 (dua) lokasi bertelur yang telah ditinggalkan oleh Maleo senkawor, 3 (tiga) lokasi bertelur yang statusnya tidak diketahui, dan 8 (delapan) lokasi bertelur baru ditemukan. Dari 18 lokasi bertelur yang aktif digunakan oleh Maleo senkawor, 10 (sepuluh) lokasi bertelur dalam kondisi sebagian rusak, 6 (enam) lokasi bertelur yang dalam kondisi rusak, dan 2 (dua) lokasi bertelur yang dalam kondisi sangat rusak. Semua lokasi bertelur dalam kawasan yang tidak terlindungi. Saya menyarankan, 8 (delapan) atau 44% lokasi bertelur pada prioritas I dengan tujuan melindungi lokasi bertelur, 7 (tujuh) atau 38.9% lokasi bertelur pada prioritas II dengan tujuan memperbaiki kondisi lokasi bertelur, dan 3 (tiga) atau 6.7% lokasi bertelur pada prioritas III dengan tujuan melakukan pengelolaan terpadu pada lokasi bertelur.