Efektivitas pemberian dolomit terhadap kualitas air, respon fisiologi dan kinerja pertumbuhan udang vaname (Litopenaeus vannamei)
Date
2021Author
Alimaturahim, Faisal
Supriyono, Eddy
Hastuti, Yuni Puji
Nirmala, Kukuh
Metadata
Show full item recordAbstract
Udang vaname Litopenaeus vannamei merupakan salah satu organisme akuakultur yang memiliki nilai ekonomis penting di dunia. Permasalahan pada budidaya udang salah satunya adalah meningkatnya mortalitas akibat kegagalan saat molting yang dipengaruhi oleh berkurangnya ketersediaan makro mineral seperti kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) pada lingkungan perairan selama pemeliharaan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efek penambahan dolomit dengan dosis berbeda melalui air pemeliharaan terhadap alkalinitas, respon fisiologi, dan kinerja pertumbuhan pada udang vaname.
Wadah yang digunakan pada penelitian ini adalah akuarium kaca yang berukuran 60 x 30 x 30 cm3 sebanyak 12 buah. Sebelum digunakan, akuarium disterilisasi terlebih dahulu menggunakan kaporit dengan dosis 30 mg L–1, kemudian dibilas dengan air bersih. Selanjutnya diisi air laut dengan volume 30 L per akuarium. Setiap akuarium dilengkapi filter dan aerasi. Penelitian ini terdiri dari empat perlakuan, masing-masing perlakuan terdiri dari tiga ulangan. Tiga perlakuan dengan penambahan dolomit pada dosis 15 mg L–1 (CM15), 30 mg L–1 (CM30), dan 45 mg L–1 (CM45) serta satu kontrol atau tanpa penambahan dolomit (CM0). Pemberian perlakuan dolomit dilarutkan dalam air akuarium sesuai dosis perlakuan, kemudian dibiarkan selama dua hari sebelum hewan uji dipindahkan ke dalam akuarium. Pemberian perlakuan dolomit hanya diberikan sekali pada awal penelitian.
Udang vaname yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari petambak di daerah Banten, Jawa Barat, Indonesia. Udang diaklimatisasi pada wadah fiber berukuran 2 x 1,5 x 0,5 m3 dan diadaptasikan dengan pakan pelet selama tujuh hari sebelum dipindahkan ke wadah perlakuan. Selanjutnya, masing-masing akuarium diisi udang vaname dengan kepadatan 166 ekor/m2 yang berukuran ±3,15 gr per ekor, selanjutnya dipelihara selama 30 hari. Semua sisi akuarium ditutup menggunakan plastik hitam untuk menghindari stres pada udang. Selama pemeliharaan tidak ada pergantian air. Penyiponan feses dilakukan setiap hari dengan cara feses disaring sedangkan air sisa penyaringan dikembalikan ke dalam akuarium. Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan komersil. Metode pemberian pakan dilakukan secara at satiation. Frekuensi pemberian pakan sebanyak empat kali dengan rentang 4 jam sekali, dimulai dari jam 07:00, 11:00, 15:00, dan 19:00 WIB.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dolomit mampu meningkatkan alkalinitas sehingga membufer nilai pH air. Perlakuan CM30 mampu memberikan total amonia nitrogen (TAN), nitrit (NO2), total suspended solid (TSS) yang lebih rendah di akhir penelitian, meskipun nilai amonia (NH3) lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Penambahan dolomit mampu meningkatkan konsentrasi Ca dan Mg pada air dan tubuh udang dibandingkan dengan kontrol. Penambahan dolomit tidak mempengaruhi respon fisiologi seperti total hemosit, aktivitas phenoloxidase, dan respiratory burst udang, namun mampu memberikan pengaruh pada glukosa hemolim udang. Perlakuan dolomit juga dapat meningkatkan jumlah molting, meningkatkan bobot biomassa akhir, pertambahan bobot, laju pertumbuhan spesifik (LPS) pada udang vaname serta memberikan rasio konversi pakan (RKP) yang lebih rendah dibandingkan dengan kontrol. Dosis optimum pemberian dolomit 30 mg L–1 (CM30) terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas air, respon fisiologis dan kinerja pertumbuhan udang vaname.
Collections
- MT - Fisheries [3011]