Isolasi Kolagen dari Kulit Ikan Salmon (Salmo salar) dengan Metode Asam dan Enzim Papain serta Karakterisasi Sifat-sifat Fisikokimianya
Date
2021Author
Afifah, Amalia
Suparno, Ono
Haditjaroko, Liesbetini
Tarman, Kustiariyah
Metadata
Show full item recordAbstract
Kolagen terus meningkat dalam penggunaannya di berbagai bidang
terutama kesehatan dan kecantikan yang secara tidak langsung meningkatkan
permintaan kolagen di pasaran. Kulit ikan salmon merupakan salah satu komoditas
yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk ekstraksi kolagen. Kulit ikan
salmon memiliki protein yang cukup tinggi yaitu sebesar 20.76%.
Kolagen dapat diisolasi menggunakan proses kimiawi, atau dengan
kombinasi proses kimiawi dan enzimatik. Kolagen larut asam umumnya
menghasilkan rendemen yang tidak terlalu tinggi. Untuk mengatasi masalah
tersebut, enzim protease telah digunakan untuk meningkatkan nilai rendemen.
Enzim protease yang umum digunakan adalah pepsin dan papain. Namun menurut
Yang dan Shu (2014), porcine pepsin atau pepsin adalah protease yang berasal dari
lambung babi. Enzim papain dari pepaya menjadi salah satu enzim yang dapat
menjadi alternatif untuk mengekstrak kolagen selain pepsin. Enzim papain juga
mudah didapatkan di pasaran dan berlabel halal. Penambahan enzim pada proses
ekstraksi kolagen tidak terlepas dari penggunaan asam karena kolagen yang umum
ditemukan merupakan protein fiber, maka sifat kolagen juga sama dengan sifat
protein fiber, kolagen tidak dapat larut dalam air dan sukar diuraikan oleh enzim.
Oleh karena itu, larutan asam diperlukan untuk membuka serat-serat kolagen dan
memudahkan enzim bisa masuk untuk melarutkan kolagen. Penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Astiana et al. (2016) dan Dhakal et al. (2017) menunjukkan
ekstraksi kolagen menggunakan kombinasi larutan asam dan enzim papain
menghasilkan rendemen kolagen yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstraksi
kolagen yang hanya menggunakan larutan asam tanpa mengubah struktur triple
helix dari kolagen.
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu pretreatment, isolasi
dengan asam, isolasi dengan kombinasi asam-enzim papain, dan analisis nilai
tambah dari kolagen larut asam serta kolagen larut papain. Proses pretreatment
bertujuan untuk menghilangkan zat-zat nonkolagen seperti protein nonkolagen,
pigmen, dan lemak sehingga didapatkan rendemen kolagen yang optimal. Proses
pretreatment menggunakan NaOH dengan 4 konsentrasi yaitu 0.01 M, 0.03 M, 0.5
M, 0.1 M selama 2 jam, 4 jam, 6 jam, 8 jam, 10 jam, sampai 12 jam dan larutan
diganti setiap 2 jam untuk diuji kelarutan proteinnya dengan uji Bradford. Tahap
selanjutnya adalah isolasi kolagen menggunakan asam asetat yang dilakukan pada
konsentrasi 0.1 M, 0.3 M, dan 0.5 M selama 1 hari, 2 hari, dan 3 hari. Ekstraksi
kolagen menggunakan asam asetat dan enzim papain dilakukan pada konsentrasi
enzim papain sebesar 500 U/mg/g kulit, 1000 U/mg/g kulit, dan 1500 U/mg/g kulit.
Hasil kolagen larut asama (KLA) dan kolagen larut papain (KLPa) diuji karakter
fisikokimianya yaitu rendemen, asam amino, bobot molekul, dan gugus fungsi.
Tahap terakhir yaitu perhitungan nilai tambah untuk kolagen KLA dan KLPa skala
laboratorium dan skala industri menggunakan metode Hayami (1987).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi terbaik tahap pretreatment
adalah pada 8 jam menggunakan larutan NaOH 0.01 M. Rendemen KLA dan KLPa
masing-masing adalah 12.79% dan 15.58% (%bb). Asam amino dominan yang
terkandung pada KLA adalah glisin (27.98%), alanin (8.76%), arginin (10.14%)
dan prolin (12.07%) sedangkan di KLPa adalah glisin (27.77%), alanin (7.96%),
arginin (11.73%) dan prolin (11.34%). Gugus fungsi KLPa terdiri atas amida A
(3425 cm
-1
), dan
amida III (1242 cm
), amida B (2924 cm
-1
), amida I (1651 cm
-1
), amida II (1543 cm
-1
), amida
B (2924 cm
-1
). Gugus fungsi KLA terdiri atas amida A (3441 cm
-1
-1
), amida I (1651 cm
-1
), amida II (1543 cm
-1
), dan amida III (1242 cm
1
). ). KLA dari kulit ikan salmon memiliki struktur protein β (179.92 kDa), α1
(58.11 kDa), dan α2 (45.61 kDa) sedangkan KLPa memiliki struktur protein α1
(141.22 kDa) dan α2 (100.21 kDa). Nilai tambah KLA dan KLPa pada produksi
skala laboratorium yaitu sebesar Rp. -1,139,680/kg dan Rp. -992,656/kg sementara
untuk skala industri sebesar Rp. -265,343/kg dan Rp. -328,919/kg.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2272]