Analisis Efektivitas Masker terhadap Parameter Pencemar Udara Hasil Industri.
Abstract
Peningkatan pada sektor industri di suatu wilayah memberikan dampak
terhadap peningkatan pencemaran udara. Pencemaran udara akibat industri yang
meresahkan diantaranya berasal dari asap cerobong pabrik, partikel sisa produksi
dan bau yang berasal dari limbah sisa produksi. Para pakar lingkungan dan
kesehatan masyarakat menyatakan bahwa partikel udara dalam wujud padat yang
berdiameter kurang dari 10 µm (PM10) dan kurang dari 2,5 µm (PM2.5) merupakan
pemicu timbulnya infeksi saluran pernapasan. Pencemaran udara akibat aktivitas
industri menimbulkan berbagai dampak kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di
sekitarnya. Pemaparan dalam jangka waktu lama akan berakibat pada berbagai
macam gangguan kesehatan, seperti bronkhitis, emphysema, dan kanker paru-paru.
Penggunaan masker merupakan upaya masyarakat untuk melindungi kesehatan dari
dampak pencemaran udara. Oleh karena itu diperlukan penelitian mengenai analisis
efektivitas masker terhadap parameter pencemaran udara hasil dari proses industri.
Salah satu permasalahan dalam penggunaan masker adalah ketidaknyamanan
bernapas, oleh karena itu diperlukan penelitian mengenai kenyamanan masker
sebagai kriteria desain masker berdasarkan bentuk wajah orang Indonesia.
Terdapat dua tujuan dalam penelitian, yang pertama adalah menentukan
efektivitas masker terhadap parameter pencemar udara hasil industri meliputi asap,
ukuran partikel, debu jatuh dan kebauan. Tujuan kedua yaitu menentukan
kenyamanan masker sebagai kriteria desain masker berdasarkan bentuk wajah
masyarakat Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada jenis masker sekali pakai
berbahan dasar bahan non woven dengan penambahan filter PM2.5 sebagai lapisan
masker. Penambahan kawat lunak sebagai kerangka masker juga dilakukan pada
penelitian ini.
Penentuan efektivitas masker dilakukan menggunakan ruang kotak uji
masker dengan pemodelan pernapasan orang dewasa. Penentuan efektivitas masker
didapat dari persamaan efektivitas. Penentuan efektivitas masker terhadap
parameter pencemar hasil industri dilakukan dengan beberapa metode. Penentuan
efektivitas masker terhadap asap dilakukan dengan mengukur opasitas
menggunakan Opacity Meter. Parameter ukuran partikel diukur dengan melakukan
pengamatan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM). Parameter lain
yaitu debu jatuh didapat dari pengukuran konsentrasi debu jatuh yang dilakukan
secara gravimetri. Pengukuran kebauan dilakukan menggunakan odor judge panel.
Pada penelitian ini selain efektivitas masker juga dilakukan penentuan skala
kenyamanan terhadap masker. Penentuan skala kenyamanan berdasarkan bentuk
wajah masyarakat Indonesia dilakukan dengan metode skoring.
Efektivitas masker terhadap parameter asap mencapai 80% dengan nilai ratarata opasitas sebelum melewati masker sebesar 36% dan nilai opasitas sesudah
melewati masker sebesar 7%. Nilai opasitas sesudah melewati masker telah
memenuhi baku mutu yang ditetapkan pada KepmenLH No.13 tahun 1995 yaitu
sebesar 35%. Efektivitas masker terhadap ukuran partikel adalah 99% dengan ratarata ukuran partikel sebelum melewati masker adalah 46,9 µm dan ukuran partikel
sesudah melewati masker adalah 0,6 µm. Ukuran partikel sesudah melewati masker
lebih kecil dibanding ukuran partikel berbahaya. Menurut pakar lingkungan dan
kesehatan masyarakat ukuran partikel berbahaya bagi pernapasan berkisar antara
diameter 10 µm hingga 2,5 µm. Efektivitas masker terhadap debu jatuh mencapai
88%. Berdasarkan pengukuran konsentrasi debu jatuh sebelum melewati masker
adalah 154 Ton/km2
/bulan dan 142 Ton/km2
/Bulan, sedangkan konsentrasi debu
jatuh sesudah melewati masker adalah 21 Ton/km2
/Bulan dan 14 Ton/km2
/Bulan.
Efektivitas masker terhadap kebauan adalah 93% dengan intensitas kebauan
sebelum melewati masker berkisar antara -2,9 hingga -1,6 sedangkan intensitas
kebauan sesudah melewati masker berkisar antara -0,2 hingga -0,1. Pengukuran
nilai facial index dilakukan terhadap 10 sampel wajah europrosopic. Nilai facial
index adalah 81,0 dengan rata-rata tinggi wajah 12,8 cm dan lebar wajah 15,8 cm.
Rata-rata tinggi dan lebar wajah pada pengukuran dijadikan acuan dalam penentuan
dimensi masker. Dimensi masker yang digunakan untuk penentuan parameter
kenyamanan adalah 13 cm x 16 cm. Berdasarkan pengukuran masker terhadap
kenyamanan dengan metode skoring terhadap skala hedonik kenyamanan, 70%
menyatakan nyaman sekali dan 30% menyatakan nyaman.
Berdasarkan pengukuran didapatkan kesimpulan bahwa penambahan filter
PM2.5 memberikan hasil yang baik terhadap efektivitas masker dalam mereduksi
terhadap parameter asap, ukuran partikel, debu jatuh, dan kebauan. Nilai efektivitas
berkisar antara 80% hingga 93% dengan nilai rata-rata efektivitas sebesar 90%.
Modifikasi masker dengan melakukan penambahan kerangka kawat lunak dan
penentuan dimensi masker berdasarkan nilai facial index memberikan hasil yang
baik bagi parameter kenyamanan masker. Modifikasi masker menghasilkan
kenyamanan masker berkisar dari rentang skala kenyamanan hingga nyaman sekali.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2271]