Pengaruh Performance Apprisal System dan Komunikasi Internal Organisasi terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Pegawai
Date
2021Author
Sektiaji, Sigit Herbowo
Pandjaitan, Nurmala Katrina
Purnaningsih, Ninuk
Metadata
Show full item recordAbstract
Reformasi birokrasi mendorong kualitas sumber daya manusia, khususnya kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi lebih baik dan lebih berkompeten. Salah satu kelompok ASN, yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) di mana diharapkan memiliki kinerja yang profesional, akuntabel, transparan, dan berintegritas. Hal tersebut memiliki makna pada terciptanya pegawai yang berkinerja tinggi. Makna tersebut dapat terlaksana dengan mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhinya. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan terhadap PNS, terungkap bahwa kinerja pegawai dapat dipengaruhi oleh tiga faktor, diantaranya: (1) performance appraisal system, (2) komunikasi internal organisasi, dan (3) motivasi kerja. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum dan pengaruh ketiga variabel tersebut terhadap kinerja pegawai di salah satu instansi pemerintah, yakni Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). ANRI sebagai salah satu lembaga pemerintah non kementerian yang memiliki tugas penting dalam penyelenggara pemerintahan, seperti penyelengara kearsipan secara nasional dan instansi pembina jabatan Arsiparis. Oleh karena itu, dibutuhkan pegawai dengan tingkat kinerja yang tinggi.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh performance appraisal system terhadap kinerja pegawai di lingkungan ANRI, menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai di lingkungan ANRI, menganalisis pengaruh komunikasi internal organisasi terhadap kinerja pegawai di lingkungan ANRI dan menganalisis pengaruh total performance appraisal system, komunikasi internal organisasi, dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai di lingkungan ANRI. Untuk mencapai tujuan tersebut penulis meneliti tiga variabel bebas dan dua variabel terikat. Performance appraisal system, motivasi kerja, dan komunikasi internal organisasi adalah variabel bebas dalam penelitian ini. Motivasi kerja dan kinerja pegawai merupakan variabel terikat dalam penelitian ini. Motivasi kerja dilihat sebagai variabel bebas dalam pengaruh langsungnya terhadap kinerja, serta dilihat sebagai variabel terikat untuk mengetahui pengaruh tidak langsung dari variabel performance appraisal system dan komunikasi internal organisasi terhadap kinerja pegawai. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh total performance appraisal system, motivasi kerja, dan komunikasi internal organisasi terhadap kinerja pegawai.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Sampel penelitian sebesar 108 responden. Metode analisis data dilakukan secara deskriptif, yaitu analisis berdasarkan frekuensi dan persentase, sedangkan analisis induktif dilakukan dengan analisis SEM-PLS (Structural Equation Modelling-Partial Least Square), hal ini karena analisis yang dilakukan merupakan multivariat dengan analisis jalur. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan wawancara terstruktur guna mengetahui secara lebih mendalam atas jawaban yang diberikan responden.
R-Square penelitian ini menunjukkan bahwa variabel performance appraisal system, komunikasi internal organisasi, dan motivasi kerja mampu menjelaskan variabel kinerja pegawai secara signifikan. Secara total, kinerja pegawai dipengaruhi oleh performance appraisal system, motivasi kerja, dan komunikasi internal organisasi. Hasil ini membuktikan bahwa penelitian yang dilakukan sudah cukup baik. Hasil analisa SEM-PLS juga menunjukkan bahwa bahwa motivasi kerja memberikan pengaruh dominan terhadap kinerja pegawai.
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada ANRI dan implikasi manajerial yang penulis dapat berikan, yaitu dalam upaya meningkatkan kinerja di lingkungan ANRI. Implikasi manajerial merupakan suatu proses pengambilan keputusan partisipatif yang dilakukan oleh suatu organiasai tentang bagaimana cara meninglatkan produktivitas melalui peningkatan kapasitas, kualitas, efisiensi, dan efektivitas dari sumber daya yang dimiliki. Kegiatan evaluasi ini merupakan kegiatan yang penting dalam proses implikasi manajerial untuk meminimalisir tingkat kegagalan yang dialami oleh suatu organisasi. Performance appraisal system memiliki peranan yang sangat penting, diantaranya untuk melihat kinerja dari pegawai. Setiap pegawai memiliki perilaku dan pemikiran yang berbeda sehingga menyebabkan adanya perbedaan didalam kinerja yang dihasilkan. ANRI memerlukan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta pengawasan yang baik terhadap hasil kerja tiap pegawai. Pegawai yang memiliki kinerja yang baik perlu mendapatkan rewards atas apa yang ia peroleh. Sebaliknya, bagi karyawan yang memiliki hasil evaluasi yang jelek akan menerima sanksi organisasional seperti penurunan pangkat atau pemecatan.
Manajemen kinerja di lingkungan ANRI ini diatur didalam Peraturan Kepala ANRI No. 3 Tahun 2018 tentang Pedoman Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan ANRI. Pengetahuan pegawai terhadap mekanisme penilaian kinerja perlu dilakukan baik pada pejabat penilai maupun pegawai yang dinilai. Sosialisasi akan proses penilaian kinerja yang benar perlu dilakukan agar tidak menimbulkan bias dan subjektifitas dalam proses penilaian kinerja pegawai. Sehingga hasil penilaian kinerja yang dilakukan dapat menggambarkan hasil kerja yang sesungguhnya dari para pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa organisasi perlu melakukan interaksi secara intensif yang melibatkan semua pegawai, yakni bukan hanya pegawai sesama unit kerja namun pegawai antar unit yang berbeda. Rapat koordinasi dan evaluasi setiap kegiatan organisasi tidak hanya perlu melibatkan pegawai dalam satu unit kerja namun juga antar bagian.
Collections
- MT - Business [484]