Ekofisiologi Tanaman Talas (Colocasia esculenta) terhadap Kondisi Cekaman Air
Date
2021Author
Hidayatullah, Careca Sepdihan Rahmat
Santosa, Edi
Sopandie, Didy
Metadata
Show full item recordAbstract
Talas (Colocasia esculenta L. Schott) merupakan salah satu tanaman umbi-umbian penting yang dapat hidup pada kondisi basah maupun kering. Perubahan iklim sebagai dampak dari pemanasan global menyebabkan terjadinya kelebihan air dan sekaligus terjadi kekeringan. Penelitian sebelumnya melaporkan cekaman jenuh air pada tanaman menyebabkan terganggunya proses fotosintesis, penurunan bobot kering, dan mengurangi hasil tanaman. Respon tanaman pada kondisi cekaman kekeringan adalah terjadi pengurangan luas area daun dan pertumbuhan akar. Penelitian mengenai studi ekofisiologi secara komperhensif pada tanaman talas (Colocasia esculenta) terhadap cekaman air masih belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi/seleksi beberapa aksesi talas (Colocasia esculenta) pada kondisi jenuh air dan lahan kering.
Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Leuwikopo dan Cikabayan Bawah Bogor, IPB Bogor. Penelitian terdiri dari dua percobaan dimana percobaan satu bertujuan untuk mengevaluasi talas tipe eddoe dan dasheen terhadap kondisi jenuh air dan lahan kering. Percobaan 2 bertujuan bertujuan untuk mengevaluasi talas tipe dasheen dan eddoe dan terhadap interval pemberian air.
Tanaman talas tipe dasheen dan tipe eddoe dapat hidup dengan baik pada kondisi lahan jenuh air ditunjang oleh faktor ekologis yakni tanah digenangi air sekitar 15-20 cm dengan nilai potensial redoks sebesar 176,3 mV. Faktor lain yang mendukung pertumbuhan dan produksi talas adalah faktor fisiologi seperti terjadi peningkatan laju fotosintesis dan penurunan laju transpirasi pada kondisi lahan jenuh air. Pada kondisi lahan jenuh air, talas tipe dasheen (Sutra dan Bentul) menunjukkan respon yang lebih adaptif dibandingkan dengan talas tpe eddoe (S19). Analisis metabolomik tidak tertarget pada varietas daun talas dengan kondisi lahan berhasil dilakukan dengan menggunakan GC-MS. Lahan jenuh air memicu tingginya kandungan vitamin E yang ada pada daun talas Sutra. Sementara lahan kering mendorong kandungan linolenic acid tertinggi pada daun talas S19.
Tanaman talas tipe eddoe dan dasheen dapat dikategorikan sebagai tanaman yang menyukai air karena respon pertumbuhan dan hasil tanaman yang baik pada interval pemberian air yang semakin pendek (1 dan 3 hari sekali). Jika dilihat dari karakter tinggi tanaman, diameter batang, jumlah anakan, bobot basah tajuk, umbi dan akar maka interval pemberian air 3 hari sekali dengan volume air sebanyak 0,80 L per aplikasi mendukung pertumbuhan tanaman talas dengan baik. Salah satu strategi penghindaran tanaman talas dalam menghadapi cekaman kekeringan ditunjukkan oleh skor penggulungan yang lebih tinggi pada interval pemberian air 7 dan 15 hari sekali dibandingkan interval pemberian 1 dan 3 hari sekali. Perbedaan karakter talas tipe eddoe dan dasheen yang diuji terletak pada efisiensi penggunaan air dan produksi umbi talas. Talas tipe eddoe (S34) adalah varietas yang mampu memanfaatkan penggunaan air lebih efisien dan produksi umbi tertinggi.
Collections
- MT - Agriculture [3683]