Estimasi Perubahan Nilai Evapotranspirasi pada Restorasi Hutan Menggunakan Model SWAT di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung
Abstract
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) secara administratif termasuk terletak dalam dua wilayah provinsi, yaitu Provinsi Lampung dan Bengkulu dengan luas kawasan sebesar 356.800 ha. Keterbatasan lahan untuk budidaya mendorong masyarakat untuk melakukan perambahan kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, sehingga luas hutan semakin berkurang. Salah satu bentuk tindakan yang dapat diterapkan untuk mengatasi hal ini yaitu dengan melakukan restorasi, kegiatan yang ditekankan pada pemulihan ekosistem melalui revegetasi secara aktif dengan spesies yang semula ada, sehingga mencapai struktur dan komposisi spesies seperti semula. Tujuan penelitian ini adalah menentukan dan membandingkan perubahan nilai evapotranspirasi setelah dan sebelum restorasi dilakukan serta menentukan pengaruh perubahan tutupan lahan terhadap perubahan nilai evapotranspirasi. Dalam penelitian ini digunakan parameter evapotranspirasi untuk mengetahui pengaruh dari restorasi hutan menggunakan model SWAT. Model menghasilkan nilai R2 sebesar 0,50 dan NSE sebesar -20,8. Hasil nilai R2 telah memenuhi syarat dimana R2 ≥ 0,50 agar dapat dikatakan bahwa model tersebut baik untuk digunakan. Restorasi pada kawasan Taman Nasional Bukit Barisan menurunkan nilai rata-rata evapotranspirasi potensial dari 2,28 mm/hari menjadi 1,23 mm/hari sedangkan nilai evapotranspirasi aktual menurun dari 1,23 mm/hari menjadi 0.80 mm/hari. Hal ini berarti perubahan tutupan lahan merubah pula kondisi iklim mikro di wilayah kajian sehingga menurunkan nilai evapotranspirasi.