Show simple item record

dc.contributor.advisorJayanegara, Anuraga
dc.contributor.advisorLaconi, Erika Budiarti
dc.contributor.authorSinaga, Desi Maria
dc.date.accessioned2021-01-30T06:36:05Z
dc.date.available2021-01-30T06:36:05Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/105559
dc.description.abstractAkasia (Acacia mangium) adalah spesies pohon yang tumbuh cepat yang banyak ditemukan di Indonesia. Kulit kayu akasia mengandung sejumlah metabolit sekunder seperti tanin, saponin, dan flavonoid. Senyawa tanin telah banyak diteliti dapat menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan termasuk yang patogen serta digunakan sebagai antihelmintik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi aktivitas antimikroba ekstrak tanin dari kulit kayu Akasia terhadap spesies bakteri patogen di saluran pencernaan ternak ruminansia, yaitu Salmonella typhimurium dan Eschericia coli sebagai bakteri Gram negatif menggunakan metode in vitro. Serta menganalisis penggunaan tanin dari berbagai jenis tanaman sebagai penghambat parasit nematoda dalam saluran pencernaan ternak ruminansia. Tahap pertama yaitu pengujian aktivitas antibakteri. Metode difusi cakram digunakan untuk menguji aktivitas antimikroba dari ekstrak tanin dari Akasia. Perlakuan terdiri dari kontrol negatif (NC), kontrol positif dengan menggunakan antibiotik kloramfenikol (PC), ekstrak tanin Akasia dengan dua konsentrasi, yaitu 1% (AT1) dan 2% (AT2) b/v, dan tanin Chesnut komersial dengan konsentrasi 1% ( CT1) dan 2% (CT2) b/v. Data dianalisis dengan menggunakan analisis ragam atau Anova (Analysis of Variance) dan apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji post-hoc yaitu uji rentang berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter penghambatan yang terbentuk pada uji aktivitas AT dalam bentuk bubuk, cair dan CT dengan konsentrasi 2% terhadap bakteri Salmonella typhimurium masing-masing adalah 17.3, 7 dan 16 mm. Diameter hambat AT serbuk, AT cair dan CT terhadap bakteri Eschericia coli masing-masing adalah 17.3, 0 dan 17 mm. AT serbuk menghasilkan daya hambat yang lebih tinggi dari kedua spesies bakteri patogen dari pada AT cair (P <0.05), sedangkan nilai daya hambatnya mendekati dengan CT komersial. Kesimpulannya, AT 2% dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhimurium dan Eschericia coli di mana daya hambatnya sebanding dengan ekstrak tanin komersial dari Chesnut. Kemudian, metode studi meta-analisis in vitro dilakukan untuk mengetahui kemampuan tanin dalam menghambat parasit nematoda dalam saluran pencernaan ruminansia. Tahapan ini dimulai dengan pencarian dan pengumpulan berbagai artikel terbaru, terpercaya, serta terkait dalam penelitian ini. Data beberapa parameter yang terkumpul akan dianalisis dan ditampilkan dalam forest plot. Kemudian, parameter yang digunakan yaitu daya hambat terhadap larva dan mortalitas cacing dewasa dalam saluran pencernaan. Berdasarkan analisis forest plot diperoleh bahwa tanin terbukti mampu menghambat larva parasit nematoda dan membunuh cacing dewasa (mortalitas) pada saluran pencernaan ternak ruminansia (P<0.001).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcNutrition and Feedid
dc.titleEvaluasi Ekstrak Tanin Akasia (Acacia mangium) sebagai Aditif Pakan Penghambat Bakteri Patogen dan Parasit Nematoda (Kajian In Vitro dan Meta-analisis)id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAcacia mangiumid
dc.subject.keywordin vitroid
dc.subject.keywordmeta-analysisid
dc.subject.keywordnematode parasitesid
dc.subject.keywordpathogenic bacteriaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record